Beranda / Pendekar / Divine Power / Bab 6 – Kekuatan Gelap

Share

Bab 6 – Kekuatan Gelap

Penulis: Mineoyoo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-14 20:13:55

Setelah perjalanan panjang dan melelahkan, Arka dan Lira akhirnya tiba di sebuah gua yang tersembunyi di dasar sebuah gunung tinggi, tempat di mana artefak terakhir diyakini disembunyikan. Gua itu gelap dan sunyi, dengan udara yang berat dan penuh dengan aura misterius. Namun, Arka dan Lira tahu bahwa mereka sudah sangat dekat dengan tujuan mereka. Hanya satu artefak lagi yang harus ditemukan, dan dunia akan bergantung pada keberhasilan mereka.

Namun, begitu mereka memasuki gua itu, mereka merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Udara terasa semakin berat, dan tanah di bawah kaki mereka tampak bergetar seolah mengandung kekuatan yang mengancam. Mereka mendengar suara tawa yang dalam dan menggema dari kedalaman gua, suara yang mengenalinya dengan jelas—suara Darian.

Ternyata, Darian tidak hanya mengetahui keberadaan mereka, tetapi juga telah menyiapkan perangkap yang sangat jitu. Dalam pencarian untuk menguasai artefak-artefak kuno, Darian telah mengumpulkan kekuatan gelap yang luar biasa. Setiap artefak yang ia curi telah memperkuat dirinya, membuatnya semakin mendekati status dewa kegelapan. Ia kini memiliki kemampuan untuk mengendalikan kegelapan itu sendiri—sesuatu yang bahkan Arka tidak bisa bayangkan sebelumnya.

Ketika Darian muncul di hadapan mereka, ia tidak lagi terlihat seperti penyihir biasa. Wajahnya dipenuhi oleh simbol-simbol gelap, tubuhnya dikelilingi oleh aura kekuatan yang menakutkan. Kristal hitam yang berkilau di tangannya memancarkan energi yang bisa meruntuhkan apa saja yang ada di sekitarnya.

"Arka... Lira... Kalian telah lama berlari, tapi ini saatnya untuk berhenti," kata Darian, suaranya seperti desis yang datang dari dalam bumi. "Aku telah mengumpulkan semua artefak yang aku perlukan. Kekuatan yang kalian coba lawan ini sudah lebih besar daripada apa yang bisa kalian bayangkan. Dunia ini milikku."

Arka dan Lira saling bertukar pandang, mengetahui bahwa pertempuran ini bukan hanya tentang kemenangan atau kekalahan. Ini adalah perjuangan untuk melindungi dunia dari kehancuran yang telah direncanakan Darian. Dengan tekad yang bulat, mereka menghunus pedangnya, siap menghadapi musuh yang hampir tak terkalahkan ini.

Pertempuran dimulai dengan cepat dan penuh kekerasan. Darian menggerakkan tangannya, dan gelombang energi hitam keluar dari kristalnya, menghancurkan batu dan tanah di sekitarnya. Arka dan Lira melompat untuk menghindari serangan itu, namun Darian terlalu kuat. Setiap serangan yang ia lancarkan membawa kehancuran yang lebih besar, seolah alam semesta pun menahan napasnya.

Lira berusaha mendekati Darian dengan pedangnya yang tajam, tetapi Darian dengan mudah menghalau setiap serangannya. Arka, meskipun memiliki kekuatan spiritual yang besar, merasa kesulitan untuk menghadapinya. Setiap kali ia mencoba menggunakan kekuatan kristal biru untuk melawan, Darian segera menangkisnya dengan kekuatan kegelapannya. Keadaan semakin suram, dan keduanya mulai merasakan bahwa mereka akan kalah.

Saat itulah Arka teringat kata-kata pendeta bijak yang pernah ia dengar: "Kekuatan sejati bukan hanya dari satu artefak, tetapi dari gabungan segala kekuatan yang ada dalam dirimu." Sesuatu dalam dirinya terbangun. Ia menyadari bahwa untuk mengalahkan Darian, ia tidak bisa hanya mengandalkan satu artefak. Ia harus menggabungkan ketiga artefak yang telah ia kumpulkan—kristal biru, artefak pertama yang ditemukan di kuil, dan artefak terakhir yang ada di tangan Darian.

Dengan semangat baru, Arka memanggil ketiga artefak itu dan meletakkannya di tanah, di bawah cahaya bulan yang menyinari gua. Ia mulai melafalkan mantra kuno yang ia pelajari selama perjalanan. Kata-kata itu mengalir seperti sungai, membawa energi dari setiap sudut alam semesta. Ketiga artefak bersinar terang, dan Arka merasakan kekuatan ilahi yang luar biasa mengalir melalui tubuhnya.

Cahaya dari ketiga artefak menyatu, menciptakan gelombang energi yang sangat kuat. Dalam sekejap, Arka merasakan tubuhnya dipenuhi oleh cahaya ilahi yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ia merasa seolah-olah ia menjadi satu dengan alam, mengakses kekuatan yang jauh lebih besar daripada apa yang bisa dia kendalikan sebelumnya. Arka kini bukan hanya seorang petani atau pencari artefak—dia adalah pembawa cahaya yang akan melawan kegelapan.

Dengan kekuatan itu, Arka menghadapi Darian dengan penuh keberanian. Darian, yang tampaknya hampir tak terkalahkan dengan kekuatan gelapnya, terkejut melihat cahaya yang mengelilingi Arka. Dalam pertempuran yang berlangsung sengit, Arka menggunakan cahaya itu untuk melawan serangan gelap Darian, menciptakan perisai yang tidak bisa ditembus oleh kekuatan hitamnya.

Arka melangkah maju, menggunakan kekuatan yang ia rasakan dalam dirinya untuk menembus kekuatan gelap Darian. Dengan satu serangan yang dipenuhi cahaya ilahi, Arka menghancurkan kristal hitam di tangan Darian, menghilangkan sumber kekuatannya. Darian menjerit, merasakan tubuhnya terhisap oleh energi ilahi yang sangat kuat. "Ini... tidak mungkin!" serunya, tetapi tidak ada yang bisa ia lakukan. Kekuatannya mulai runtuh.

Dengan satu gerakan terakhir, Arka mengangkat tangan dan mengarahkan cahaya yang lebih kuat dari sebelumnya ke tubuh Darian. Dalam ledakan energi yang dahsyat, Darian akhirnya terhancur, dan kegelapan yang menyelimuti dunia pun menghilang. Kekuatannya terkunci dalam ruang yang tak terjangkau, dan dunia diselamatkan dari kehancuran.

Setelah pertempuran berakhir, gua itu kembali tenang, dan Arka merasa tubuhnya lemah. Cahaya yang mengalir dalam dirinya mulai memudar, tetapi ia tahu bahwa dunia kini selamat—untuk sementara waktu. Lira datang menghampiri, memandangnya dengan rasa bangga dan terharu.

“Kita berhasil, Arka,” kata Lira, suaranya penuh dengan kekaguman. “Kau telah mengalahkannya.”

Arka tersenyum lemah. "Kita berhasil bersama-sama, Lira. Kekuatan kita lebih besar ketika kita bersama. Ini bukan hanya tentang artefak, tetapi tentang hati yang tulus dan ikatan yang terbentuk selama perjalanan."

Dengan dunia yang kini terbebas dari ancaman kegelapan, Arka dan Lira berdiri di sana, merasa bahwa meskipun perjalanan mereka berakhir, perjalanan kehidupan yang lebih besar masih menanti di luar sana. Namun satu hal yang pasti—kekuatan sejati mereka tidak hanya datang dari artefak, tetapi dari persahabatan dan pengorbanan yang telah mereka jalani bersama.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Divine Power   Bab 111 - Penjaga Baru

    Lira menelan ludah. “Ya. Aku tidak akan membiarkanmu keluar dari sini.”Asvaros tertawa kecil—suara yang terdengar seperti derai bayangan yang retak. “Lucu sekali. Kau pikir kau bisa menghentikanku? Kau pikir kau bisa memahami kekuatan yang kau miliki sekarang?”Seketika, Asvaros mengangkat tangannya, dan bayangan di sekeliling mereka menggeliat liar. Dari tanah, muncul sosok-sosok berbentuk humanoid yang terbuat dari kegelapan, mata mereka bersinar merah layaknya majikan mereka.“Kalau begitu, mari kita lihat apakah kau benar-benar layak menyebut dirimu penjaga.”Dengan satu gerakan tangan, Asvaros melepaskan gelombang energi hitam yang melesat ke arah mereka.Arka bergerak lebih dulu, melompat ke depan dan menebas energi itu dengan pedangnya. Cahaya dari bilahnya meledak dalam kilatan emas, menahan serangan Asvaros sementara Lira dan Daren mundur mencari posisi.Daren melemparkan

  • Divine Power   Bab 110 - Sang Kegelapan Yang Terasing

    Arka mengepalkan tangannya. “Apa artinya itu? Apakah dia akan tetap bersama kami?”Zaroth menggeleng. “Itu tergantung padanya.”Lira menunduk, merasakan getaran kekuatan di dalam tubuhnya. Ia bisa merasakan batas antara dunia fisik dan energi yang tersembunyi di dalamnya. Dengan satu langkah, ia bisa melintasi dunia yang tidak terlihat oleh mata manusia biasa. Tetapi apakah itu berarti ia harus meninggalkan teman-temannya?Ia mengangkat kepalanya, menatap Arka dan Daren. “Aku tidak akan meninggalkan kalian.”Arka menghela napas lega, tetapi sorot khawatir tetap ada di matanya. “Lalu, apa langkah kita selanjutnya?”Sebelum Lira sempat menjawab, seluruh ruangan mulai bergetar. Gerbang yang baru saja disegel kembali berdenyut dengan energi yang tidak stabil. Simbol-simbol di dinding menyala dengan intensitas yang tidak wajar.Zaroth memicingkan mata. “Ini tidak seharusnya terjadi…”

  • Divine Power   Bab 109 - Penjaga Keseimbangan

    Arka mengernyit. “Apa maksudmu?”Zaroth melangkah maju, dan dengan satu gerakan tangannya, bayangan-bayangan itu mundur. “Makhluk-makhluk ini bukanlah ancaman yang harus kalian hancurkan. Mereka adalah bagian dari segel, bagian dari keseimbangan.”Lira terkejut. “Jadi… mereka adalah penjaga segel?”Zaroth mengangguk. “Mereka adalah serpihan dari kekuatan yang tersegel di balik gerbang ini. Jika kalian menyerang mereka, kalian hanya akan mempercepat kehancuran segel.”Varian yang sejak tadi diam, akhirnya bersuara. “Lalu bagaimana kita menghentikan segel ini dari runtuh?”Zaroth menatap gerbang raksasa yang terus bergetar. “Segel ini membutuhkan sesuatu untuk menyeimbangkannya kembali. Cahaya dan kegelapan harus kembali menjadi satu.”Lira menggigit bibirnya, berpikir. “Jadi kita harus menggunakan energi kita untuk menstabilkannya?”Zaroth menatapnya dalam-dalam. “Tidak

  • Divine Power   Bab 108 - Zaroth

    Varian menatapnya tajam. “Kalian adalah orang-orang yang telah menyeberangi batas cahaya dan kegelapan. Kalian telah menerima bayangan dalam diri kalian tanpa kehilangan cahaya. Tidak ada orang lain yang bisa menghadapi ini kecuali kalian.”Lira menelan ludah, hatinya berdebar. Ia tahu sejak awal bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tapi kini ia merasa seakan-akan mereka sedang berjalan menuju sesuatu yang jauh lebih besar dari yang pernah ia bayangkan.Tanpa membuang waktu, mereka menaiki tangga katedral yang berdebu dan mendorong pintu kayu yang berat. Suara deritnya bergema di aula kosong.Bagian dalam katedral terasa lebih dingin dari luar. Patung-patung malaikat di sisi ruangan tampak rusak, beberapa bahkan kehilangan wajah mereka, seolah-olah terkikis oleh waktu atau sesuatu yang lebih jahat. Di ujung aula, altar utama berdiri tegak, tetapi lantai di depannya memiliki simbol yang bersinar redup—lingkaran sihi

  • Divine Power   Bab 107 - Bayangan di Rivelle

    Mereka melanjutkan perjalanan hingga akhirnya mencapai pintu gerbang kota. Biasanya, pada jam seperti ini, gerbang masih terbuka dengan para penjaga berjaga di posnya. Namun, malam itu, gerbang tertutup rapat, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana.Daren melangkah maju, mengetuk pintu gerbang kayu yang besar. “Ada orang di dalam?”Hening.Lira merapatkan mantel di tubuhnya. “Ini tidak normal…”Arka melirik pria tua itu. “Kau punya cara untuk masuk?”Senyuman kecil muncul di wajahnya. “Tentu saja.”Dengan satu ketukan tongkatnya ke tanah, simbol sihir bercahaya muncul di sekitar mereka. Udara bergetar, dan tiba-tiba, mereka tidak lagi berdiri di luar gerbang. Dalam sekejap mata, mereka telah berada di dalam kota.Namun, yang mereka lihat membuat mereka terdiam.Rivelle yang mereka kenal sebagai kota yang ramai dan penuh kehidupan kini tampak seperti kot

  • Divine Power   Bab 106 - Para Penjaga Keseimbangan

    Arka mengepalkan pedangnya, yang kini juga bersinar dengan aura yang berbeda. “Jadi, apa yang terjadi sekarang?”Penjaga itu tersenyum kecil, kemudian mengangkat tangannya. Seketika, di hadapan mereka, terbentuk sebuah lingkaran besar, mirip dengan gerbang yang mereka temui sebelumnya. Namun, kali ini, di dalam lingkaran itu, mereka bisa melihat berbagai pemandangan—kerajaan yang mereka kenal, hutan-hutan lebat, lautan luas, dan kota-kota yang masih berjuang melawan bayangan kegelapan.“Dunia tidak berhenti bergerak hanya karena kalian telah sampai di sini,” lanjut penjaga itu. “Keseimbangan tidak hanya dicapai dengan pemahaman, tetapi juga dengan tindakan. Sekarang, kalian adalah bagian dari keseimbangan itu. Dan dengan itu… kalian memiliki tugas.”Lira menatap lingkaran tersebut dengan perasaan bercampur aduk. Ia melihat wajah-wajah yang dikenalnya—orang-orang yang pernah mereka temui dalam perjalanan mereka, beber

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status