Share

Bab 1131

Penulis: Hazel
Tirta meninggalkan Desa Persik pada pukul 1 siang. Dia pergi ke labirin obat untuk melihat pertumbuhan bahan obat-obatan. Untung saja, Nia mengikuti gambar yang diberikan Tirta dengan menggabungkan cara penanaman bibit bahan obat di buku kuno pengobatan.

Jika bukan karena Tirta memahami keistimewaan labirin obat, takutnya dia juga tidak bisa keluar. Tirta juga melihat banyak mobil polisi yang berpatroli di luar Desa Persik.

Dengan adanya perlindungan dari polisi, labirin obat, dan jimat, Tirta baru bisa meninggalkan Desa Persik dengan tenang. Dia pun pergi ke ibu kota provinsi.

Dua jam kemudian, mobil Tirta berhenti di depan pintu vila Keluarga Purnomo. Saat kembali ke ruang istirahat, Tirta tidak menemukan Bella. Bahkan, Bella tidak menjawab panggilan telepon Tirta.

Saat ini, pesilat kuno berkeliaran di ibu kota provinsi. Tentu saja Tirta mengkhawatirkan keselamatan Bella. Dia pergi ke kamar Ayu untuk menanyakan keberadaan Bella.

Pintu kamar Ayu terbuka. Kala ini, Ayu sedang menemani
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
hans
***** yasmin korban berikut lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2111

    Ayu yang malu menegur, "Eh ... Melati, jaga sikapmu!"Wajah Farida juga memerah. Dia bercanda, "Melati, aku rasa kamu nggak usah bertarung dengan Tirta lagi! Lebih baik kamu diskusikan dengan Arum saja, kamu minta Arum beri kamu giliran pertama untuk tidur dengan Tirta. Di antara kami semua, kamu yang paling berani. Kami nggak keberatan!"Althea dan Heidi yang baru keluar dari dunia misterius kaget melihat sikap Melati. Mereka berpikir jangan-jangan Tirta begitu genit karena tertular wanita ini?Melati mendengus dan membalas, "Kalian nggak paham! Orang yang pemberani baru bisa merasakan kenikmatan terlebih dulu. Tirta, omonganku benar, 'kan?"Melati sama sekali tidak peduli dengan pandangan semua orang. Dia memandang Tirta sambil menjilat bibir untuk menggodanya.Tirta yang merasa lucu menggeleng. Dia menanggapi, "Omonganmu memang benar. Tapi Kak Melati, sekarang kita lagi serius bertarung. Aku nggak punya tongkat besar. Sebaiknya kamu pilih senjata asli, lalu bertarung denganku."Tirt

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2110

    Arum dan Tirta mundur, lalu mencari kesempatan lagi. Bagi Ayu dan lainnya, Tirta dan Arum terlihat seperti dua ekor kupu-kupu indah yang sedang menari.Ting! Ting! Ting! Suara dengung pedang terus terdengar. Tampak bayangan pedang yang terus muncul.Nabila yang bersembunyi di jendela lantai dua mengintip. Dia merasa Tirta sengaja mengalah kepada Arum. Jadi, dia merasa tidak adil.Nabila mengomel, "Sudah jelas Tirta sialan itu lagi beradu teknik pedang bersama Kak Arum dengan mesra! Benar-benar menyebalkan! Lihat saja nanti, aku beri kalian pelajaran waktu tidur malam ini!"Namun, Nabila baru terkejut setelah mengamatinya beberapa saat lagi. Dia bergumam, "Salah, teknik pedang Kak Arum yang hebat sekali sampai-sampai bisa setara dengan Tirta. Sepertinya memang aku yang terlalu cepat berpuas diri. Tingkat kultivasiku tinggi karena fisikku bagus setelah sering dinutrisi Tirta, bukan karena kemampuanku hebat."Nabila melanjutkan, "Seharusnya aku rajin berkultivasi. Aku harus bisa menggunak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2109

    Namun, Arum yang pintar berucap kepada Tirta sebelum bertindak, "Tunggu, Tirta. Kamu punya Pedang Terbang, sedangkan aku nggak punya senjata. Kamu harus beri aku senjata sebelum kita bertarung."Tirta mengangguk puas dan bertanya, "Boleh. Kak Arum, kamu mau senjata apa?"Arum menyahut dengan lirih, "Kamu pakai pedang, aku juga pakai pedang saja. Tapi, teknik pedangku biasa-biasa saja. Nanti kamu jangan tertawakan aku.""Aku jamin nggak akan tertawakan kamu," tegas Tirta. Dia mencari pedang yang kualitasnya lebih tinggi dari Pedang Terbang miliknya di dalam Cincin Penyimpanan. Tirta memberikan pedang itu kepada Arum."Pedang ini sangat bagus," puji Arum. Dia mengambil pedang itu, lalu mengayunkannya beberapa kali hingga terdengar suara dengung.Pedang itu terlihat sangat cocok dengan Arum. Dia seperti pendekar pedang wanita yang karismatik.Tirta berujar sembari tersenyum, "Kalau kamu suka, aku berikan pedang itu padamu.""Kalau begitu, aku nggak sungkan lagi," timpal Arum. Dia tersenyu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2108

    Tirta menurunkan Pedang Terbang dan meneruskan dengan ekspresi masam, "Kalau kamu langsung menyerangku seperti tadi, kamu pasti mati begitu aku mengulurkan tanganku. Selain itu, bukan begitu cara gunakan Teknik Pengendali Angin. Seharusnya kamu gunakan teknik itu untuk bergerak dengan gesit biar musuh nggak bisa menebak pergerakanmu."Kata-kata Tirta memang kritis, tetapi para wanita merasa kata-katanya sangat masuk akal. Ayu pun tidak berani mengkritik Tirta lagi.Nabila membalas, "Tirta sialan! Aku akui kamu memang hebat, aku nggak bisa menang adu mulut denganmu! Sudah puas? Nanti aku akan tusuk kamu sampai kamu kelihatan seperti landak!"Nabila memang kesal, tetapi dia juga merasa ucapan Tirta benar. Dia kembali mengerahkan kekuatan spiritual dan melancarkan serangan. Kali ini, Nabila tidak main-main lagi.Setelah menjauhi Tirta, Nabila mengerahkan Teknik Hujan Jarum. Semua jarum kecil yang padat terbentuk dari kekuatan spiritual. Jalur serangannya juga tidak beraturan sehingga suli

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2107

    "Nggak bisa," tolak Tirta sembari menggeleng. Jarang-jarang ekspresinya begitu serius seperti sekarang ini.Tirta melanjutkan, "Kultivasi kalian memang meningkat sangat cepat, tapi kalian nggak berpengalaman dalam bertarung. Kalian jarang punya kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kalian. Jadi, aku harus menguji kalian."Melihat Tirta begitu serius, Nabila terpaksa menyetujui seraya mengangguk, "Oke."Melati maju dan bertanya, "Tirta, bagaimana caranya kamu menguji kemampuan kami? Apa kamu mau menguji seberapa lama daya tahan kita?"Ekspresi Melati tampak tidak sabar. Sepertinya jika Tirta mengiakan, dia bisa langsung melepaskan pakaiannya di tempat.Tirta yang malu berdeham, lalu menjawab, "Kak Melati, serius sedikit. Ujian yang kumaksud itu aku akan menggunakan teknik untuk menekan kekuatanku menjadi satu tingkat lebih rendah dari kalian, lalu kita bertarung. Asalkan bisa mengalahkanku, kalian baru lulus ujian."Mendengar perkataan Tirta, mata Nabila berbinar-binar. Dia berancang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2106

    Heidi melihat paras Ayu sama persis dengan Elisa, jadi dia sangat menyukai Ayu. Heidi mengangguk dan membalas, "Um, halo."Tirta berpesan dengan ekspresi serius, "Sekarang kalian semua sudah saling kenal. Ke depannya kalian harus hidup akur. Jangan sampai berselisih."Nabila, Susanti, Agatha, Aiko, Irene, dan Naura menyahut, "Oke."Ayu, Elisa, Melati, dan Farida juga menyahut, "Oke, Tirta. Kamu tenang saja.""Oke, Sayang," sahut Althea.Heidi tidak bicara, tetapi dia terkejut melihat semua wanita ini sangat akur. Heidi berpikir apa Tirta memperdaya mereka?Tirta tidak tahu pemikiran Heidi. Biarpun tahu, dia juga tidak keberatan. Tirta tidak melihat Yasmin, Tina, Laras, dan Kimmy. Jadi, dia bertanya kepada Ayu.Ayu menjelaskan, "Belakangan ini, Yasmin membawa mereka untuk berlatih formasi pedang di belakang gunung. Kira-kira satu jam lagi mereka pulang.""Ternyata begitu. Kalau begitu, kita nggak usah tunggu mereka lagi. Kita kembali ke vila dulu," timpal Tirta.Tirta menebak mereka pas

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status