Share

Bab 1405

Penulis: Hazel
Begitu melontarkan perkataannya, Marila baru merasa kurang pantas. Dia berbisik lagi dengan wajah memerah, "Pak Tirta, bukan itu maksudku. Jangan salah paham."

Tentu saja Tirta tahu Marila tidak bermaksud seperti itu. Dia tertawa, lalu menanggapi, "Oke. Aku tunggu Bu Marila pulang setelah beli bahan obat-obatan."

Sesudah itu, Tirta tidak mengatakan apa pun lagi. Mendengar perkataan Tirta, Marila baru merasa tenang. Kemudian, Marila berpamitan dengan Idris.

Tirta merasa bosan saat menunggu Marila. Dia kembali ke kamar untuk menemani Susanti. Tirta duduk di samping tempat tidur. Pikirannya sangat kacau.

Tirta mendesah dan bergumam, "Setelah Susanti bangun, aku bawa dia cari Bi Ayu, lalu langsung kembali ke Desa Persik. Kak Nabila, Kak Melati, Kak Arum, Kak Farida, dan lainnya pasti merindukanku."

Sebenarnya sebelum Susanti tertimpa masalah, Tirta berencana pergi ke ibu kota setelah meninggalkan Provinsi Dohe. Namun, masalah ini terjadi.

Tirta juga memahami satu hal. Dia memang bisa menge
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
hans
***** bagus ceritanya lanjut
goodnovel comment avatar
muhammad yahya
cerita nya terlalu panjang dan unsur sex semua
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2377

    Tentu saja Tirta dan Serra yang datang. Seharusnya helikopter yang terbang dari ibu kota ke Pulau Shariza tidak bisa mengimbangi kecepatan pesawat penumpang.Namun, Tirta merasa helikopter terbang terlalu lambat. Jadi, dia tiba-tiba menemukan ide untuk menggunakan Teknik Pengendali Angin pada helikopter.Alhasil, kecepatan helikopter meningkat pesat dan melaju sangat cepat. Serra benar-benar takjub. Itulah sebabnya Tirta bisa sampai di rumah Keluarga Ravian hampir bersamaan dengan Devika dan lainnya.Setelah turun dari helikopter, Tirta terkejut melihat Devika dan lainnya. Dia bertanya, "Bu Devika, Marila, Shinta, kenapa kalian juga datang ke sini?"Serra yang ikut turun dari helikopter menyapa Devika dan lainnya dengan hormat, "Bu Devika, Bu Marila, Nona Shinta ...."Devika hanya mengangguk pada Serra, lalu melirik Tirta dan membalas dengan ketus, "Kenapa? Memangnya cuma kamu yang boleh datang? Apa kami nggak boleh datang?"Shinta berujar dengan antusias, "Kak Tirta, padahal kamu suda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2376

    Devika sama sekali tidak panik ditodong senapan. Dia meletakkan kedua tangannya di belakang punggung, lalu mendengus dan bertanya dengan tegas, "Kamu siapa?""Um?" sahut pengawal itu. Dia tertegun sejenak, lalu menyeringai dan melanjutkan, "Nyalimu cukup besar, ternyata kamu nggak takut pada kami? Hehe, aku ini pengawal pribadi pemimpin Pulau Shariza dan adikku itu salah satu kekasihnya."Pengawal itu menambahkan, "Kalau ikut aku, kalian pasti nggak akan hidup menderita."Devika tertawa dan menanggapi, "Buka matamu lebar-lebar. Biarpun aku ikut kamu, apa kamu berani menyentuhku?"Kemudian, Devika menunjukkan kartu identitasnya.Setelah mengenali identitas Devika, pengawal itu sangat ketakutan. Wajahnya pucat pasi. Dia berbicara terbata-bata, "Devika Lakeswara ... khusus dilindungi Badan Perlindungan Negara? Margamu Lakeswara .... Ha? Kamu itu putrinya presiden?"Pengawal itu langsung terduduk di tanah dan sekujur tubuhnya seolah-olah mati rasa. Justru dia yang cari mati karena sudah me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2375

    Mendengar laporan bawahan, ekspresi Fazli menjadi muram.Para tamu di aula juga marah-marah."Benar-benar keterlaluan!""Beraninya mereka membunuh orang di acara ulang tahun Pak Fazli!""Mereka benar-benar cari mati!""Benar, suruh orang bunuh mereka. Biar mereka nggak bisa berkutik lagi!"Bam! Wilis menggebrak meja, lalu berdiri dengan ekspresi marah dan membentak, "Siapa tiga wanita liar itu? Beraninya mereka membuat kekacauan di acara penting Keluarga Ravian! Mereka sudah mempermalukan keluarga kami, apa mereka bosan hidup?"Bawahan menyahut, "Nggak tahu ... kami nggak pernah lihat mereka."Nizar mencibir dan menanggapi, "Cuma tiga wanita. Apa pun latar belakang mereka, berani membuat masalah di rumah kita sama saja dengan cari mati!"Tishan membelai paha seorang artis sembari menimpali, "Seharusnya tiga wanita nggak mungkin begitu berani. Mungkin mereka disuruh orang untuk merusak acara Keluarga Ravian. Menurutku, sebaiknya tangkap mereka saja. Biar kita interogasi siapa yang membe

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2374

    Semua yang disebutkan adalah keluarga tersohor di Pulau Shariza. Mereka semua sangat kaya."Haha ... acara dan semua hadiah ini benar-benar mewah! Siapa yang berani bersaing dengan Keluarga Ravian?" komentar Tishan.Wilis, Nizar, dan Tishan sangat bangga. Mereka mulai melayani tamu dengan sikap sombong.Sementara itu, Fazli sedang minum teh bersama Asraf di kursi utama. Dia tersenyum lebar saat mendengar bawahan menyebutkan hadiah yang bernilai tinggi itu.Fazli berucap, "Dulu aku nggak berani membayangkan Keluarga Ravian bisa sesukses ini. Sepertinya nasib keluarga kami berubah drastis. Keluarga Ravian sudah sepenuhnya bangkit! Baguslah!"Asraf mengamati Fazli dengan saksama, lalu tertawa dan mengomentari, "Aku sudah memprediksi Keluarga Ravian sangat beruntung dan sukses besar di masa-masa ini. Aku lihat wajah Pak Fazli dipenuhi energi ungu yang menandakan keberuntungan. Kemungkinan besar hari ini ada sosok agung yang datang untuk menyelamatimu."Mendengar ucapan Asraf, Fazli tertawa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2373

    Entah apa yang dipikirkan Devika. Wajahnya memerah dan dia menanggapi dengan terbata-bata, "Ha? Masa? Sebenarnya ... daya tahanku cukup kuat."Marila menggeleng dan membalas, "Daya tahanmu kuat? Kamu juga tahu Pak Tirta sangat hebat. Bisa dibilang dia itu seperti mesin bor tanah. Sekuat apa pun daya tahanmu, apa kamu bisa bertahan selama tiga hari?""Menurutku ... seharusnya nggak masalah. Kalau aku nggak tahan, bukannya nanti masih ada kalian berdua?" timpal Devika.Jantung Devika berdegup kencang begitu membayangkan momen itu, tetapi dia mulai menantikannya.Wajah Marila dan Shinta juga memerah setelah mendengar ucapan Devika. Mereka tidak berkomentar lagi. Sudah jelas mereka juga berniat tidur dengan Tirta.....Ketika Tirta, Devika, Marila, dan Shinta sama-sama pergi ke Pulau Shariza, anggota Keluarga Ravian yang mengutus pembunuh berkumpul di aula belakang. Mereka adalah Wilis, Nizar, Tishan, dan lainnya. Ekspresi mereka tampak cemas.Wilis berkata, "Aneh sekali, sudah tiga hari .

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2372

    Semalam Marila yang sudah tidak sabar mengusulkan, "Bagaimana kalau kita pergi ke rumah Keluarga Hadiraja?"Devika yang arogan menyahut, "Jangan, banyak wanita lain di rumah Keluarga Hadiraja. Kalau kita berinisiatif pergi ke sana, pasti akan diremehkan. Kita lanjut tunggu saja, aku yakin pria berengsek itu pasti datang malam ini."Devika menambahkan, "Mana mungkin dia tahan kesepian? Kemungkinan sekarang dia nggak bisa datang karena ditahan kekasihnya yang lain."Kemudian ... mereka terus menunggu semalaman. Ternyata Tirta memang tidak datang!Devika yang berang mengomel, "Dasar pria berengsek, padahal aku sudah berjanji mau menghabiskan waktu bersamanya. Tapi, dia malah nggak datang cari aku. Benar-benar menyebalkan!"Devika meneruskan, "Marila, Shinta, kalian ikut aku pergi ke rumah Keluarga Hadiraja. Aku harus meminta penjelasan kepada Tirta. Jangan-jangan dia nggak menyukaiku?"Tampak lingkaran gelap di bawah mata Devika. Dia bergegas pergi ke rumah Keluarga Hadiraja dengan amarah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status