Share

Bab 1548

Author: Hazel
Tirta menyukai model jam tangan itu. Jadi, dia menyetujui sembari mengangguk, "Oke. Bi Ayu, kamu beli saja. Setelah selesai, kita langsung makan."

Terdengar suara notifikasi. Ayu baru menyimpan ponsel dengan enggan setelah selesai memesan jam tangan. Dia dan Elisa mengikuti Tirta turun ke lantai bawah.

Ketika Tirta naik ke lantai atas untuk mencari Ayu dan Elisa, Farida dan Arum yang kelelahan sudah kembali ke kamar. Sekarang masakan sudah siap. Begitu Tirta turun dari tangga, Susanti dan Agatha buru-buru menghampirinya.

Mereka merangkul lengan Tirta, lalu menariknya duduk di kursi ruang makan. Susanti berujar dengan antusias, "Tirta, kebetulan kamu datang. Cepat duduk dan cicipi makanan yang kami buat, kami susah payah memasaknya selama 3 jam. Biarpun nggak enak, kamu tetap harus memujinya."

Agatha mengancam, "Benar. Kalau kamu berani bilang nggak enak, aku cabut gigimu!"

Tirta melihat sekilas makanan di atas meja. Sudah jelas makanannya tidak seenak masakan Arum, baik dari segi tampi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1555

    "Aku juga ...," ujar Nabila. Dia baru tersadar saat bicara. Wanita yang bernama Sangga bersatu dengan pria yang bernama Gama, bukannya itu artinya mereka bersanggama?Nabila langsung mengomel dengan ekspresi malu, "Ah, Tirta sialan! Dia benar-benar jahat! Bisa-bisanya dia memberitahumu cerita nggak beres seperti ini! Nggak tahu malu!"Yasmin masih tidak paham. Dia bertanya dengan ekspresi bingung, "Kak Nabila, aku nggak paham. Kenapa cerita ini nggak beres?""Baguslah kalau kamu nggak paham. Ke depannya jangan dengar gurumu cerita lagi. Kalau nggak, kamu pasti jadi makin nakal. Sudahlah. Yasmin, ayo kita tidur," timpal Nabila.Nabila makin kesal setelah memikirkannya. Apalagi suara di kamar sebelah sangat intens. Nabila kalut. Dia membelakangi Yasmin, lalu memasukkan tangannya ke dalam baju tidurnya ...."Oh. Kalau begitu, aku tidur dulu. Kak Nabila, selamat malam!" balas Yasmin. Dia juga berbalik dan membelakangi Nabila, lalu lanjut menggesek kakinya untuk meredakan ketidaknyamanannya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1554

    "Haha, baguslah kalau Kak Melati suka. Tapi, aku belum mengerahkan kekuatanku yang sebenarnya," ujar Tirta dengan suara berat. Dia tampak fokus mengerahkan tenaganya ....Tak lama kemudian, air liur Melati mengalir lagi dan menyembur ke tubuh Tirta. Dia meminta ampun dengan kondisi setengah sadar, "Tirta ... aku sudah sekarat sebelum kamu mengerahkan kekuatanmu yang sebenarnya .... Kasihanilah aku, tahan kekuatanmu."Pintu kamar tidak ditutup. Wanita lain yang mendengar suara Melati dan Tirta sudah tidak sabar. Bahkan Bella juga menahan kecanggungannya dan masuk ke kamar bersama yang lainnya. Mereka berseru."Huh! Kak Melati, apa kamu ingin menikmati kesenangan sendiri? Seharusnya kamu tunggu kami. Susanti, kamu nggak usah mandi lagi. Cepat ikut aku!""Kak Aiko, kamu mandi dulu. Aku mau lihat kondisinya.""Jangan, Naura. Aku juga nggak mandi lagi. Aku mau ikut ....""Bu Bella, ayo ikut kami. Nggak usah malu, Tirta bisa tahan."Tirta tertawa dan menanggapi, "Wah, ayo kemari. Kalian meng

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1553

    Tirta mencium Laras. Kedua tangannya menggerayangi tubuh Tina dan Kimmy, tetapi tidak memengaruhi konsentrasinya untuk mengurangi rasa sakit Laras. Perlahan-lahan, Laras mulai tidak bicara.Laras menunduk dan wajahnya makin memerah. Napasnya tersengal-sengal. Bahkan, dia kehilangan kendali hingga mengeluarkan suara desahan yang menggoda dan menggetarkan jiwa ....Laras saja sudah seperti ini, apalagi Tina dan Kimmy. Gabungan suara mereka bertiga bagaikan racun mematikan yang terus menyiksa Tirta. Ditambah lagi, Tirta memang kesulitan fokus dalam hal ini.Untung saja, Tirta tahu malam ini dia tidak bisa menaklukkan mereka bertiga. Jadi, dia tidak meluapkan hasratnya. Dia hanya menggerayangi tubuh ketiga wanita itu dan mencium mereka.Tirta membelai tubuh mereka sampai puas, lalu mendongak dan melihat ke lantai atas. Melati dan lainnya sudah selesai mandi.Tirta baru menyingkirkan Teknik Senyap dan berujar pada ketiga wanita itu dengan enggan, "Sudah cukup, sebentar lagi aku harus naik k

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1552

    Tirta merasa ide Tina cukup bagus. Dia menjepit dagu Tina, lalu tertawa dan menanggapi, "Kalian bertiga sangat lemah, tapi mau aku ejakulasi di tubuh kalian. Padahal kalian baru pertama kali melakukan hal ini. Aku takut kalian nggak kuat jalan."Tirta melanjutkan, "Sebaiknya jangan melakukannya terlalu berlebihan. Aku buat kalian rasakan kenikmatannya dulu. Ke depannya aku masih punya banyak kesempatan untuk ejakulasi di tubuh kalian sepuasnya."Alasan utamanya adalah belakangan ini Tirta juga ingin mempercepat penerobosan kultivasi. Ketiga wanita ini masih perawan sehingga energi yin mereka sangat melimpah.Tirta berencana menaklukkan mereka sekaligus. Mungkin dia bisa langsung memasuki ambang batas tingkat pembentukan energi tahap kedelapan menengah.Tentu saja, Tirta memang sudah lama mendambakan Laras, Tina, dan Kimmy. Jadi, menaklukkan mereka bertiga sekaligus adalah hal yang bagus. Mendengar perkataan Tirta, Tina tidak berani memercayainya. Dia berseru dengan ekspresi gembira, "

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1551

    Mendengar ucapan Tirta, Tina memberanikan diri untuk bertanya kepadanya. Dia baru berani bicara seperti itu karena tidak ada orang lain. Saat Ayu dan lainnya ada di tempat, Tina juga tidak bicara.Tirta mengangkat alis, lalu mencubit bokong Tina dan tertawa. Dia menyahut, "Tentu saja boleh. Aku juga nggak keberatan kalau kamu duduk di wajahku."Sebelumnya Tina adalah pesilat kuno, bokongnya masih sangat sintal. Tentu saja hal ini karena Tina masih muda. Dia berusia sekitar 18 tahun dan semuda Nabila. Tirta mulai berhasrat melihat Tina.Wajah Tina memerah sesudah mendengar perkataan Tirta. Dia melirik keanehan pada salah satu bagian tubuh Tirta dan menimpali, "Pak Tirta ... nggak boleh ... jangan. Aku duduk di sampingmu saja."Tina tidak berani duduk di kaki Tirta, melainkan duduk di sampingnya. Laras berkomentar, "Tina, kamu memang penakut. Kalau kamu nggak mau, biar aku yang duduk."Mungkin beberapa hari ini Laras yang arogan diabaikan Tirta, jadi dia mulai cemas. Akhirnya, sekarang d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1550

    Saat makan, Nia yang penasaran menanyakan masalah bibit pohon buah, "Tirta ... jadi kamu sudah selidiki kenapa bibit pohon buah yang dikirim terakhir kali rusak?"Bagaimanapun, Nia yang memperkenalkan bos penjual bibit pohon buah itu. Sekarang bibit pohon buah yang dikirim rusak, jadi Nia merasa dia juga bertanggung jawab. Masalah ini terus mengganjal di hatinya."Iya. Tirta, sebenarnya apa penyebab bibit pohon buah itu rusak?" tanya Melati. Setelah Nia bertanya, dia, Susanti, dan Agatha juga melihat Tirta.Tirta tidak ingin membicarakan masalah ini saat makan. Dia hanya menjawab, "Masalah ini sudah selesai. Kak Nia, Kak Melati, kalian nggak usah khawatir. Kita makan saja, besok aku akan luangkan waktu untuk melihat kondisi Bu Henny. Seharusnya nggak ada masalah lagi."Selain meluangkan waktu untuk melihat kondisi Henny, besok Tirta ingin sekalian mengurus kartu SIM di kecamatan. Kalau tidak, tidak ada gunanya Tirta mempunyai ponsel tanpa kartu SIM. Nantinya repot kalau orang lain tida

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status