LOGINTirta berpesan, "Ucapanmu nggak salah, tapi ke depannya kamu sudah jadi presiden. Nggak masalah kalau kamu bersikap lembut padaku. Hanya saja, kamu nggak boleh begitu lembut pada orang lain seperti sebelumnya."Tirta meneruskan, "Kamu harus menghabisi orang yang keterlaluan. Dengan begitu, semua orang baru bisa takut kepadamu dan posisimu juga bisa makin kuat. Aku memang menyokongmu, tapi aku nggak berada di sisimu. Kamu harus mengandalkan diri sendiri untuk mengurus banyak hal."Ilona mengangguk dan menyahut, "Oke, Pak Tirta. Aku nggak akan bersikap lembut pada orang lain."Ilona tahu banyak orang ingin menjadi presiden, tetapi tidak mendapatkan kesempatan ini. Sekarang Tirta sudah memberinya kesempatan ini, tentu saja dia harus menghargainya baik-baik.Yang terpenting adalah Ilona merasa dia bisa membantu Tirta jika menjadi presiden. Jadi, Ilona memutuskan untuk mengurus Negara Yumai dengan baik setelah Tirta pergi. Dia juga akan mempelajari teknik kultivasi yang diajarkan Tirta.Ked
Tirta merasa tidak berdaya menghadapi sikap Ilona. Dia juga tidak berkomentar.Dari tadi, Ilona diam-diam memandang Tirta dengan tatapan lembut. Tirta yang merasakan tatapan Ilona juga memandangnya.Keduanya bertatapan dan wajah Ilona memerah. Ilona tampak sangat menawan sehingga Tirta ingin berbicara lagi.Tiba-tiba, Ayu yang didesak Nabila dan lainnya berucap kepada Tirta, "Sudahlah, Tirta. Sekarang masalahnya sudah beres, saatnya kita pulang ke Negara Darsia. Kita masih harus membereskan urusan penting setelah pulang ke rumah."Para wanita itu tahu Tirta pasti tidak akan menolak permintaan Ayu.Ilona memandang Tirta dengan perasaan tidak rela setelah mendengar ucapan Ayu. Akan tetapi, dia tidak mengatakan apa pun. Dia juga tidak tahu cara mengungkapkan perasaannya di depan para kekasih Tirta.Hanya saja, kali ini Tirta malah berkata kepada Ayu dan lainnya seraya tersenyum, "Um ... kalian tunggu sebentar ... sebentar saja. Aku mau berpesan kepada Bu Ilona untuk terakhir kali. Setelah
Setelah Tirta membunuh satu orang untuk mengintimidasi para pejabat, hampir semua pejabat Negara Yumai mencabut rambut mereka dan menyerahkannya kepada Tirta.Bagi para pejabat Negara Yumai ini, sebenarnya tidak penting rumah presiden, Keluarga Galen, dan Keluarga Gomies lenyap. Mereka hanya ingin hidup, jadi satu-satunya cara adalah tunduk pada Tirta.Alasannya karena sekarang mereka menganggap Tirta tak tertandingi. Dia tidak mungkin dikalahkan. Mereka terpaksa tunduk.Namun, ada dua orang yang menangis. Mereka yang panik segera berlutut di depan Tirta dan memohon, "Pak Tirta ... kami nggak bisa menyerahkan rambut kami! Tapi, kami bersumpah nggak akan mengkhianatimu. Tolong ampuni kami!"Tirta membalas, "Kalau nggak mau menyerahkan rambut kalian, itu berarti kalian melanggar perintahku. Beraninya kalian memintaku mengampuni kalian? Kalau aku mengampuni kalian, yang lain pasti protes!"Alis Tirta berkerut. Dia hendak menghabisi kedua orang itu.Melihat Tirta mengangkat tangan, kedua o
Para pejabat Negara Yumai yang datang tidak mengerti maksud Tirta. Mereka bertatapan, lalu menunggu di samping dengan ekspresi takut.Melihat orang Negara Yumai menyanjung Tirta, alis Saba dan Yahsva berkerut. Mereka diam-diam membuat keputusan, 'Orang Negara Yumai memang bangsa yang benar-benar nggak tahu malu. Semoga Tirta bisa menundukkan mereka. Kalau nggak bisa, sebaiknya nanti mereka dilenyapkan saja biar nggak timbul masalah.'Setelah beberapa saat, semua pejabat yang dihubungi Arata sudah sampai. Mereka semua tampak tunduk pada Tirta. Semuanya menunjukkan ekspresi takut. Para pejabat menyapa, "Pak Tirta, kami merasa terhormat bisa bertemu denganmu ...."Bahkan sebagian pejabat wanita yang sudah berumur menghampiri Tirta sambil berlenggak-lenggok. Mereka juga mengedipkan mata pada Tirta.Tirta merasa jijik. Tindakan para pejabat wanita Negara Yumai ini langsung merusak suasana hati Tirta. Dia menunjuk ke arah gerbang yang sudah rusak dan memerintah, "Lempar semua wanita tua yang
Ilona merasakan dia tidak ditusuk pedang dan mendengar ucapan Nabila. Dia membuka matanya, lalu berujar dengan ekspresi terkejut, "Apa? Kamu nggak membunuhku?"Nabila menyimpan Pedang Terbang dan membalas, "Sudahlah, nggak ada gunanya membunuhmu. Lebih baik aku biarkan kamu jadi presiden Negara Yumai. Kamu sudah ingat omonganku tadi, 'kan?"Ilona langsung menyahut sembari mengangguk, "Sudah. Ke depannya aku pasti panggil kalian 'kakak' setiap bertemu. Aku jadi junior."Padahal Ilona sudah siap mati. Siapa sangka, sekarang dia malah bisa selamat. Hal ini membuat Ilona sangat senang.Namun, senyuman di wajah Ilona tiba-tiba menghilang. Dia yang kepikiran kemungkinan lain berkata, "Kak, apa kamu nggak bunuh aku karena kalian mau lanjut menyiksa Pak Tirta? Kalau begitu, lebih baik kalian bunuh aku saja."Nabila memelototi Tirta dan mengomel, "Kami menyiksa dia? Mana mungkin? Justru dia yang menyiksa kami. Jangan mengada-ada."Entah apa yang dipikirkan Ilona. Wajahnya seketika memerah dan d
Susanti dan Agatha menegaskan secara bersamaan, "Kalau begitu, kamu jelaskan biar kami nggak salah paham padamu!"Beberapa waktu ini, kedua wanita itu sangat dekat seperti saudara kandung.Tirta mendesah, lalu menunjukkan ekspresi khawatir dan menjelaskan, "Sebenarnya aku berbuat seperti ini karena memikirkan kepentingan Negara Darsia. Aku mau memilih presiden boneka yang setia kepada Negara Darsia. Tapi, kalian juga tahu pria nggak bisa diandalkan."Tirta melanjutkan, "Kalau aku memilih wanita, dia pasti akan bersikap patuh selamanya setelah dipuaskan. Jadi, aku baru mengorbankan kesucianku demi kepentingan negara. Kalian harus memahami jerih payahku dan pengorbananku."Mendengar penjelasan Tirta, kedua pejabat senior merasa canggung.Shazana memelototi Orion sembari menegur, "Lihat apa yang dilakukan putra kesayanganmu!"Awalnya, Ilona sangat gugup melihat Tirta ditegur oleh para kekasihnya. Namun, dia tidak bisa menahan tawanya begitu mendengar penjelasan Tirta.Ilona menutup mulutn






