Share

Bab 212

Aвтор: Hazel
"Kak Arum, kamu nggak mau di kota saja?" tanya Nabila. Tentu saja, dia tidak beranggapan bahwa Arum ingin mengikuti Tirta demi uang.

"Nggak, nggak ada lagi yang kurindukan dari tempat ini," jawab Arum sambil tersenyum getir. "Toko sudah digadai, beberapa hari lagi waktu tenggatnya sudah tiba. Adikku yang nggak berguna itu ... aku juga nggak bisa urus dia lagi."

"Aku merasa kalian ini orang baik. Sudah bertahun-tahun nggak ada orang yang melindungiku seperti yang kalian lakukan," timpal Arum sambil meneteskan air mata. Jika bukan karena bertemu Tirta hari ini, dia sudah pasti akan ditangkap oleh Ehsan untuk melunasi utang.

"Tirta, Kak Arum kasihan juga. Kalau nggak, biarkan saja dia ikut kita ke desa." Sesama wanita memang lebih sensitif, Nabila merasa sangat simpati terhadap Arum.

"Bisa saja kalau kamu mau ikut kami ke desa. Tapi, sekarang ini nggak ada tempat tinggal untuk Kak Arum," balas Tirta.

"Ini ... gimana kalau nginap di rumahku dulu?" usul Nabila setelah berpikir sejenak.

"Nan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Заблокированная глава
Комментарии (2)
goodnovel comment avatar
hans
***** mantab bro lanjut
goodnovel comment avatar
Harimau Kumbang
sambungan sikit2
ПРОСМОТР ВСЕХ КОММЕНТАРИЕВ

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1481

    "Nggak boleh begitu. Kamu mungkin sudah kenyang, tapi gimana dengan si kecil di perutmu? Dia pasti butuh asupan. Makan lebih banyak nanti ya. Kasihan kalau dia kelaparan."Tirta tersenyum sambil memapah Nabila dengan hati-hati. Pada saat yang sama, tangannya tak kuasa meremas bokong bulat Nabila."Yang benar sedikit! Kalau sampai ada yang lihat, bisa malu tahu! Selain itu, kalau anak kita sudah lahir, kamu harus lebih bisa menahan diri! Kalau sampai anak kita mesum kayak kamu, aku habisin kamu nanti!"Nabila merasa ucapannya ini sangat masuk akal. Dia juga merasa Tirta semakin kelewatan. Dia pun menegur dan menepis tangan Tirta."Tenang saja. Setelah punya anak, aku pasti akan lebih berhati-hati. Aku nggak akan sembarangan lagi, janji!" Tirta merangkul pinggang Nabila tanpa merasa kesal, lalu masuk ke hotel.Nabila tentu tidak percaya. "Kamu? Berubah? Yang benar saja!"Mereka sampai di meja resepsionis. Tirta memesan salah satu ruang VIP dan memilih belasan menu andalan untuk jamuan. D

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1480

    Ayu menjawab dengan polos, tampak begitu lugu. Ucapan itu membuat Tirta semakin senang dan senyumannya pun semakin jahil."Bi Ayu, jangan dengarkan omong kosongnya. Suruh saja Kak Arum tetap masak seperti biasa, yang dia bawa nggak bakal bikin kalian kenyang!" Nabila yang dari tadi mendengarkan, langsung menyela dan berteriak ke arah telepon."Nabila, sebenarnya apa yang dibawa Tirta? Kok bisa nggak bikin kenyang?" Ayu di seberang telepon mulai penasaran."Bibi, dia itu sebenarnya mau ...." Nabila hendak membongkar niat Tirta, tetapi Tirta segera menutup mulutnya dan berkata, "Nanti Bibi juga tahu setelah aku pulang. Aku masih ada urusan, aku tutup dulu ya!"Ayu pun menebak-nebak hingga wajahnya memerah. Dia bergumam, "Jangan-jangan ... Tirta mau suruh kami makan ... itu? Dasar anak nakal, makin lama makin nggak tahu malu!"Meskipun begitu, hatinya sama sekali tidak menolak, bahkan dia sedikit menantikan. Sejak tiga hari lalu mengungkapkan isi hatinya, Ayu sudah tidak perlu lagi menutu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1479

    "Nggak mau. Gara-gara kamu, aku kehilangan nafsu makan beberapa hari waktu itu. Kali ini aku nggak mau lagi! Kita jalan-jalan saja dulu di bawah, nanti baru balik lagi!"Nabila tidak menyangka orang tuanya akan begitu brutal. Sebagai seorang anak, situasi seperti itu membuatnya sangat malu, apalagi ketika Tirta bercanda tentang hal itu. Dengan wajah merah, dia segera menarik Tirta menjauh."Kenapa bisa sampai kehilangan nafsu makan? Jangan-jangan karena terlalu enak ya?" goda Tirta sambil menyeringai."Bukan begitu. Waktu itu tenggorokanku bengkak gara-gara kamu, makan apa pun rasanya seperti minum air. Gimana bisa terasa enak?" Nabila memelototi Tirta."Begitu ya? Kupikir kamu terus kepikiran rasanya, makanya jadi nggak nafsu makan. Hais, ternyata aku berpikir terlalu jauh." Tirta meraih tangan Nabila sambil berjalan perlahan, pura-pura kecewa."Kamu ini kepedean! Memangnya kamu kira rasanya seperti madu yang manis?" Nabila menimpali dengan kesal."Benar juga! Gimana kalau aku beli ma

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1478

    "Tirta, kamu ini benar-benar keterlaluan! Setelah aku melahirkan nanti, aku nggak bakal biarin kamu dekat-dekat aku lagi! Kalau butuh bantuan, aku bisa minta tolong ke Susanti atau Agatha. Mereka juga bisa buat aku puas, nggak kalah darimu!"Nabila benar-benar marah dengan sikap Tirta yang menurutnya plin-plan dan tidak konsisten. Dadanya kembang kempis karena emosi, seolah-olah akan melompat keluar dari pakaiannya. "Hehe, Susanti dan Agatha nggak punya senjata sepertiku. Kamu nggak bakal bisa merasakan kepuasan yang seutuhnya kalau sama mereka.""Akhirnya kamu pasti balik juga ke aku. Ngapain sih ngomong sesuatu yang nggak sesuai keinginan sendiri? Gimana kalau aku puasin kamu sekarang? Jangan marah-marah. Takutnya nanti bayi kita kenapa-napa."Tirta tahu betul bahwa Nabila hanya sedang kesal, bukan benar-benar membencinya. Namun, jika perempuan sudah marah, tetap harus dibujuk."Hmph! Aku nggak mau! Demi si kecil, aku nggak marah-marah lagi. Tapi, kamu harus dihukum! Selama seminggu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1477

    "Bu Bella, apa terjadi sesuatu dengan Pak Tirta?"Melihat Bella menurunkan ponselnya dengan ekspresi sedih dan khawatir, Tina, Laras, dan Kimmy tak bisa menahan diri untuk bertanya.Mereka bertiga dulunya adalah pesilat kuno, jadi pendengaran mereka sangat tajam. Mereka samar-samar mendengar jeritan Tirta dari seberang telepon."Aku ... aku juga nggak tahu. Gimana kalau aku suruh orang antar kalian ke tempatnya? Kalian periksa keadaan Tirta. Kalau dia nggak apa-apa, tolong kabari aku."Setelah menutup telepon, sebagian besar amarah di hati Bella sudah menghilang. Kini yang tersisa hanya kekhawatiran terhadap keselamatan Tirta.Usai berbicara, Bella segera memerintahkan sopirnya untuk mengantar para gadis ke tempat Tirta. Bahkan, dia memberikan ponselnya kepada Kimmy dan mengajarinya cara menggunakannya."Tunggu! Bu Bella, kamu nggak ikut ke sana?" tanya Tina dengan penasaran."Ya, tadi kamu tersenyum, itu berarti kamu masih peduli pada Pak Tirta. Apa pun kesalahpahaman yang terjadi seb

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1476

    "Bu Bella, kenapa kamu diam saja? Bukankah hubunganmu dengan Pak Tirta sangat baik?"Tina dan Laras yang tidak tahu apa-apa pun bertanya dengan penasaran. Bahkan Kimmy juga melirik dengan penuh rasa ingin tahu."Bu Bella, sampai sekarang Yasmin masih belum diketahui keberadaannya, cepat tanya ke Pak Tirta dong. Jangan buat kami panik!"Chiko yang sangat posesif pada anaknya pun mengentakkan kakinya dengan cemas. Lantai sampai retak karena hentakannya!"Aku ... aku nggak tahu harus bilang apa. Kamu saja yang bicara sama dia!" Perasaan Bella sungguh campur aduk. Dia panik dan bingung, langsung melemparkan ponselnya ke Chiko. Kemudian, dia buru-buru kembali ke dalam mobil, seperti melarikan diri!"Jangan-jangan Bu Bella sudah putus dengan Pak Tirta ya?" Melihat itu, Tina, Laras, dan Kimmy mulai bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi."Pak Tirta, ini aku, Chiko. Tiga jam yang lalu, anakku diam-diam kabur dari rumah Keluarga Purnomo. Katanya mau mencarimu ...." Chiko tidak sempat berpikir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1475

    Saat itu, Tirta sedang berada di ruang rawat rumah sakit dan memberikan pijatan ringan untuk Nabila. Dengan teknik yang terampil dan tekanan yang pas, sentuhan tangan Tirta membuat seluruh tubuh Nabila terasa rileks. Wajahnya penuh dengan ekspresi nyaman dan puas."Ahh ... aku benar-benar nggak nyangka, ternyata kamu bisa juga ya jadi setulus dan selembut ini. Sepertinya kamu nggak cuma buaya saja, ternyata masih ada sisi baiknya juga."Tirta baru hendak membalas ucapannya ketika ponselnya berdering. Dia mengeluarkannya dan melirik sekilas. Ternyata yang menelepon adalah Bella!Jangan-jangan Bella sudah tidak marah lagi? Teringat pada ucapan Yasmin tadi, hati Tirta pun langsung berdebar kencang penuh harapan!"Kak Nabila, ini telepon dari Pak Mauri. Aku keluar sebentar ya untuk jawab telepon, nanti langsung balik."Tirta sengaja tidak menyebut nama Bella. Tirta khawatir jika Nabila tahu siapa yang menelepon, bisa saja dia jadi cemburu dan membuat bayi dalam kandungannya ikut terpengaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1474

    Tirta menjawab dengan jujur. Bagaimanapun, Nabila adalah wanita pertama yang benar-benar membuat hatinya bergetar."Benarkah, Tirta? Aku sih nggak percaya. Nanti kalau aku sudah jelek, kamu pasti nggak mau nyentuh aku lagi.""Makanya, mumpung aku masih muda dan cantik, nanti setelah melahirkan, aku bakal benar-benar peras habis kamu! Biar kamu nggak bisa bangun dari ranjang!"Nabila yang sudah terbiasa "disiksa" oleh Tirta, kini justru mulai membayangkan sebaliknya. Dia ingin membuat Tirta kelelahan dan tak berkutik di bawah dirinya. Bayangan itu membuat matanya memicing dan memasang senyum penuh kemenangan."Baiklah, kalau begitu biar aku yang nggak bisa bangun dari ranjang, kamu yang jadi bosnya." Tirta pun ikut tertawa dan menggenggam tangan Nabila kembali dengan penuh sayang.Mendengar canda tawa Nabila dan mengingat bahwa perempuan ini tengah mengandung anaknya,suasana hangat yang tercipta benar-benar membuat Tirta merasa damai dan sangat bahagia."Tirta, ngomong-ngomong ... anak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1473

    "Eh? Itu ... Kak Nabila, dulu 'kan aku belum tahu. Sekarang sudah tahu kamu hamil, ya tentu saja kita nggak boleh begituan lagi. Kalau kamu rindu aku ... ya, aku bisa pakai ini saja." Tirta menunjuk lidahnya, lalu menggerakkan jarinya sedikit nakal. Terakhir, dia mengarahkan telunjuknya ke arah bagian bawah tubuhnya."Atau pakai ini ... atau ... aku coba pelan-pelan saja.""Eh ... tapi itu nggak seru! Aku lebih suka kamu coba yang dalam-dalam. Aku sekarang sudah kuat, lho."Nabila langsung tampak kecewa dan memprotes pada Tirta."Tirta, kamu pikirkan saja, waktu itu kamu hajar aku tiga hari tiga malam, tapi bayinya tetap nggak apa-apa. Apa mungkin karena anak kita mewarisi kekuatanmu?""Mewarisi kekuatanku? Maksudmu gimana?" Tirta terlihat bingung."Ya maksudnya ... kuat seperti kamu, tubuh tahan banting, genetiknya hebat. Jadi bayinya juga tahan uji, makanya nggak kenapa-kenapa," jawab Nabila dengan wajah merah padam karena malu.Tirta tentu tahu maksud tersembunyi di balik ucapan Nab

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status