Share

Bab 275

Author: Hazel
Aliran air yang dingin menyapu tubuh Susanti. Hawa dingin yang kuat, rasa takut yang menyelimuti dirinya membuat Susanti menangis tak terkendali. Karena ketakutan, Susanti sama sekali tidak berani membuka matanya dan hanya bisa meronta-ronta dengan tak berdaya.

Apa yang harus dilakukan? Apakah ini akhir dari hidupnya?

Waduk yang luas ini tidak terlihat ujungnya. Bahkan perenang andal sekalipun tidak akan bisa selamat jika terjatuh ke dalam air. Di saat Susanti merasa putus asa, tiba-tiba dia merasakan sepasang tangan yang kuat mengangkatnya. Tangan itu memegang pinggulnya yang berisi dan mengangkatnya ke permukaan air.

"Uhuk uhuk ...." Begitu membuka mata, Susanti melihat Tirta yang terombang-ambing di hadapannya.

"Tirta .... Huhuhu .... Aku benar-benar takut!" Setelah terjatuh ke air, Susanti langsung memegang Tirta dengan erat.

"Kak, aku benar-benar salut padamu. Kalaupun kamu dendam sama aku, nggak perlu sampai merusak perahu kita! Jangankan mau tangkap pencuri makam, sekarang kita
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
hans
***** lanjut
goodnovel comment avatar
gatot suharyono
penulis/author nya gebleg. . . . polisi apaan kok gak bisa berenang !?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1977

    'Kak, apa omonganmu benar?' tanya Tirta. Heidi memang merupakan wanita yang sangat cantik. Hanya saja, dia terlihat sangat lemah seperti bisa tumbang jika tertiup angin. Tirta tidak percaya Heidi adalah wanita yang bisa bertarung tanpa henti dengannya."Memangnya aku pernah membohongimu? Dia memang kelihatan lemah, tapi fisiknya sangat langka. Mungkin cuma ada satu di dunia misterius ini," timpal Genta. Dia mendesah, sepertinya dia juga takjub dengan keberuntungan Tirta.Mendengar ucapan Genta, Tirta makin penasaran dengan fisik Heidi. Dia mendesak Genta, 'Kak, beri tahu aku dengan jujur sebenarnya apa kelebihan fisiknya. Jangan berbelit-belit lagi, aku sudah nggak tahan!'Suara Genta terdengar di benak Tirta lagi. "Pecundang, kamu lihat ke bagian itu ... baik-baik. Kamu akan menemukan dia punya daya isap yang luar biasa secara alamiah! Biarpun kamu mencari puluhan wanita untuk berhubungan intim denganmu, rasanya juga nggak bisa menandingi kenikmatan saat berhubungan intim dengannya ..

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1976

    Namun, sekarang Tirta sedang mengawasi ketiga murid yang berlutut di depan Elisa. Jadi, dia tidak melihat ke arah Heidi."Kami ... bertindak sendiri saja!" ucap ketiga murid. Mereka memang merasa sangat tidak rela, tetapi sekarang mereka hanya bisa memotong lidah sendiri supaya bisa hidup.Ketiga murid Sekte Mujarab ini sangat kesakitan. Mereka berbaring di tanah sambil menjerit histeris.Ketua Sekte Mujarab tidak tahan mendengar jeritan mereka lagi. Dia memerintah 9 murid di belakangnya dengan perasaan gundah, "Kalian bawa mereka bertiga ke ruang obat. Murid lain juga bubar sekarang.""Oke, Pak!" sahut para murid. Semua murid termasuk yang kaget setengah mati di taman obat buru-buru kabur.Biarpun dulu para murid sangat menyukai kecantikan Elisa, sekarang mereka juga tidak berani mengincarnya lagi. Bahkan, mereka bergidik begitu memikirkan hal ini. Mereka takut dibunuh Tirta setelah ketahuan.Sementara itu, sekarang anggota Sekte Mujarab hanya tersisa ketua sekte, Estiono, Nardi, Heid

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1975

    Murid lain tentu sudah menjadi mayat. Sementara itu, Tirta tidak terluka sedikit pun. Dia tetap menghampiri para murid dengan ekspresi datar.Belasan murid Sekte Mujarab ketakutan. Mereka baru menyadari Tirta sangat mengerikan. Para murid segera berlari ke arah ketua Sekte Mujarab dan kedua tetua sambil berseru."Ah ... pemuda ini nggak mati! Bukan cuma itu, dia juga membunuh kakak dan adik seperguruan kita dalam sekejap!""Pak, tolong kami! Kami nggak mau mati!"Sebelum para murid mendekatinya, ketua Sekte Mujarab segera memohon kepada Tirta, "Tuan Tirta, para muridku ini yang bicara dengan kasar. Seharusnya mereka nggak melawanmu! Tapi, Tuan Tirta sudah memberi mereka pelajaran. Ampuni mereka, ini keturunan terakhir Sekte Mujarab!"Padahal pria ini adalah ketua sekte dan sudah mencapai tingkat semi abadi. Namun, dia hanya bisa tunduk saat menghadapi Tirta yang lebih hebat.Estiono dan Nardi yang berdiri di belakang memberanikan diri untuk memohon kepada Tirta sambil memberi hormat."

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1974

    Tiba-tiba, salah satu murid Sekte Mujarab memperhatikan sesuatu muncul di tangan Tirta. Namun, dia malah makin meremehkan Tirta. Dia menyindir, "Lihat barang di tangannya, cuma pedang kecil seukuran jari tangan! Haha, apa dia mau membunuh kita dengan pedang kecil itu?"Saat murid lain hendak ikut berkomentar, Tirta mengangguk dan berucap, "Benar. Aku memang mau membunuh kalian dengan pedang kecil ini!"Nada bicara Tirta sangat tegas. Dia terlihat tenang, tetapi orang yang jeli pasti bisa merasakan Tirta memancarkan niat membunuh yang intens. Para murid masih terus mentertawakan Tirta."Hahahaha ....""Benar-benar lucu! Hei, apa kamu nggak pernah berlatih ilmu bela diri?""Apa pedang sekecil itu bisa membunuh orang?""Jangan-jangan kamu mengira pedangmu ini bisa digunakan sebagai senjata rahasia seperti jarum dari Sekte Mujarab?"Tirta tidak bicara lagi. Dia berjalan dengan tenang dan tatapannya tertuju pada seseorang. Pedang Terbang di tangan Tirta langsung bergerak seperti naga dan me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1973

    Tirta mengernyit saat melihat para murid tidak pergi, bahkan mereka memandanginya dengan geram.Tiba-tiba, Amaris maju dan menegur, "Kak Elisa dan Tuan Tirta sudah mengakuinya, kenapa kalian belum pergi? Apa semua murid Sekte Mujarab kurang kerjaan?"Mendengar suara Amaris, beberapa murid kembali mengurus taman obat dengan perasaan tidak rela. Namun, masih banyak murid yang belum pergi. Salah satunya bertanya, "Kak Elisa ... bukannya kamu pernah bersumpah di depan guru kamu nggak akan hidup bersama pria mana pun selamanya?"Entah siapa yang melontarkan pertanyaan itu di antara para murid. Seketika murid lain menimpali secara bergantian."Benar! Kak Elisa, tindakanmu sekarang sudah melanggar sumpahmu kepada gurumu!""Apa kamu mau mengkhianati gurumu?""Cepat putuskan hubungan dengan pemuda ini!""Huh, masa kamu rela hidup bersama bocah seperti ini? Bahkan kamu melanggar sumpahmu kepada gurumu!""Jangan-jangan Kak Elisa yang biasanya kelihatan polos sebenarnya wanita murahan?"Perkataan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1972

    Heidi memang terlihat sangat muda seperti wanita berusia 20 tahun lebih, tetapi itu karena dia mengonsumsi sejenis bahan obat-obatan yang misterius. Sebenarnya Heidi sudah berusia hampir 50 tahun.Elisa dibesarkan Heidi sejak kecil, jadi dia menganggap Elisa sebagai putri kandungnya sendiri. Di dunia ini, mana ada ibu yang rela putrinya disakiti bajingan mesum setiap hari?Tentu saja ini adalah perasaan Heidi sekarang. Itulah sebabnya dia baru mengatakan rela menukar dirinya sendiri demi membebaskan Elisa.Kedua tetua wanita yang berdiri di belakang merasa sangat kasihan pada Heidi. Mereka mendesah dan berkomentar sambil memandangi sosok Heidi yang menjauh."Hidup Bu Heidi sudah cukup menyedihkan. Waktu kecil, dia melihat ibunya dipukul ayahnya sampai mati. Belasan tahun yang lalu, dia nggak sengaja memutuskan semua meridian di bawah pusat energinya. Dia hanya bisa menjalani harinya dengan duduk di kursi roda seumur hidup.""Sekarang satu-satunya murid yang disayangi Bu Heidi malah mem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status