Share

Bab 944

Penulis: Hazel
"Kak Tirta, yang kamu tulis ini benar? Benaran ada efek seperti itu?" Setelah melihat resep untuk pembesaran bokong dengan teliti, ekspresi Shinta penuh kegembiraan.

Dengan resep pembesaran payudara dan bokong ini, dia akan menjadi wanita sempurna di masa depan!

"Tentu saja benar, untuk apa aku menipumu?" sahut Tirta mengangguk.

"Tirta, aku tentu percaya dengan keahlian medismu, bahkan kamu bisa dibilang setara dengan dewa. Tapi, apa benaran khasiatnya sebagus itu? Orang mati bisa dibangkitkan kembali?" tanya Saba yang semakin terkejut setelah melihat resep itu.

"Itu juga benar. Selama nggak ada kerusakan otak, jantung hancur, atau berusia lebih dari 100 tahun, resep ini bisa menyelamatkan mereka. Kalau kamu nggak butuh, keluarga atau temanmu juga bisa menggunakannya. Cukup ikuti resep di atas untuk membuatnya," jelas Tirta.

"Oke, ini baru namanya kebal dari apa pun! Kalau digunakan di kemiliteran, ini akan sangat berguna! Tirta, terima kasih!" Ini pertama kalinya Saba menunjukkan eksp
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
hans
***** mantaffff lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2095

    Mendengar ucapan Elisa, Heidi menanggapi, "Nggak usah buru-buru. Aku coba periksa nadimu lagi. Kalau perutmu sakit, aku juga nggak bisa tidur."Selesai bicara, Heidi lanjut memeriksa nadi Elisa. Namun, denyut nadi Elisa sudah perlahan menjadi stabil dan tidak ada yang aneh."Sudah aman, Elisa. Kamu geser sedikit ke tengah, kita tidur," kata Heidi. Dia sudah sepenuhnya tenang. Heidi mematikan lampu, lalu hendak naik ke tempat tidur.Elisa malah menghentikan Heidi, "Jangan ... Guru ...."Alasannya karena Tirta bersikeras tidak mau pergi. Elisa sama sekali tidak bisa bergeser. Kecuali Elisa tidur di atas tubuh Tirta. Namun, nantinya Tirta pasti macam-macam lagi.Heidi yang bingung bertanya, "Elisa, kenapa lagi?"Elisa panik. Dia mencari alasan dengan menyahut, "Guru, aku nggak bisa tidur. Aku mau pakai baju dan jalan-jalan di luar."Kemudian, Elisa buru-buru memakai baju. Heidi tidak bisa melihat apa-apa karena kamar sangat gelap, jadi Elisa meraih tangan Tirta dan menariknya turun dari t

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2094

    Elisa merasa panik saat mendengar suara gurunya yang khawatir. Heidi mengernyit lagi dan bertanya, "Aku dengar dari suaramu sepertinya kamu nggak nyaman. Mau minum air nggak?"Elisa menggeleng dan menyahut dengan cepat, "Nggak usah ... Guru. Kamu tidur saja ... aku akan tidur setelah makan ...."Elisa memberi isyarat pada Tirta agar tidak macam-macam. Heidi membalas, "Oke, kamu makan saja. Aku tidur dulu."Heidi tidak curiga lagi setelah mendengar suara Elisa kembali normal. Ditambah lagi, belakangan ini Heidi mengalami banyak masalah. Jadi, dia sangat lelah. Heidi pun lanjut tidur.Selama proses ini, Elisa mengisyaratkan kepada Tirta untuk menunggu. Namun, Tirta menolak. Dia memang suka mengganggu Elisa. Benar-benar menyebalkan!Setelah beberapa saat, napas Heidi perlahan menjadi stabil. Elisa mendorong Tirta dan bertanya, "Guru, kamu sudah tidur?"Heidi tidak menjawab. Elisa baru mengembuskan napas lega dan berbisik, "Tirta, bagaimana kalau kita pergi ke kamarmu saja? Gawat kalau sam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2093

    Febri memang memakai bajunya dengan perasaan kecewa tak lama setelah Tirta meninggalkan kamarnya. Febri ragu-ragu sejenak. Akhirnya, dia tetap pergi ke kamar ayahnya. Dia mengetuk pintu, lalu berjalan masuk.Melihat putrinya belum tidur dan ekspresinya yang ragu-ragu, Aldari yang sedang minum teh membujuk, "Febri, kamu belum cari Tirta? Kamu nggak usah malu. Kamu itu wanita, sifatmu tetap lembut biarpun kamu menyamar. Kamu nggak cocok menjabat posisi penting di tempat seperti Organisasi Publikasi.""Begitu kamu berhubungan intim dengan tokoh hebat seperti Tirta, itu sama saja dengan mendapatkan sandaran yang sangat kuat. Semua anggota Organisasi Publikasi pasti akan menghormatimu. Ke depannya kamu juga bisa hidup dengan tenang kalau aku sudah mati," lanjut Aldari.Sudah jelas Aldari merasa Febri belum beraksi. Dia membuat rencana seperti ini juga demi kebaikan Febri. Bagaimanapun, Febri adalah wanita.Banyak tetua Organisasi Publikasi pasti tidak terima jika Febri menjabat posisi penti

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2092

    Tubuh Febri yang berisi tidak sesuai dengan usianya yang masih muda. Tentu saja, perpaduan keduanya membuat Febri terlihat sangat memikat. Apalagi Febri juga menggigit bibirnya dengan ekspresi malu.Tirta tertegun sejenak, lalu menelan ludah dan menutupi matanya dengan tangan. Namun, celah di antara jarinya cukup besar. Tirta bertanya, "Febri, apa yang kamu lakukan? Aku sama sekali nggak menyalahkanmu, untuk apa kamu menebus kesalahanmu dengan melepaskan bajumu?"Hati Febri bergejolak saat melihat Tirta mengintip dari celah jari tangannya. Dia menyahut, "Kak ... kerjaanku nggak beres makanya nggak bisa menemukan keberadaan orang tua bibimu. Aku memang salah. Kakak langsung lihat secara terang-terangan saja."Setelah itu, Febri menambahkan dengan ragu, "Nggak masalah ... kalau Kakak ... menyalahkanku di ranjang ....""Apa?" ujar Tirta yang terkejut. Dia menurunkan tangannya, lalu memahami alasan Febri berbuat seperti ini. Dia meneruskan, "Febri, sebaiknya kamu pakai bajumu secepatnya."

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2091

    Mendengar orang tuanya masih hidup, Elisa merasa senang. Namun, dia khawatir begitu mendengar orang tuanya berada di dalam formasi. Elisa bertanya, "Berada di dalam formasi? Jangan-jangan orang tuaku nggak sengaja terjebak di dalamnya?"Tirta berpikir sejenak sebelum menimpali, "Banyak formasi ditinggalkan di dunia misterius. Sepertinya agak sulit untuk menemukan detail lokasinya. Tapi, seharusnya mudah diselidiki kalau Organisasi Publikasi bisa menemukan petunjuk."Althea menyelidiki lagi, lalu menghibur, "Elisa, kamu nggak usah terlalu khawatir. Formasi itu nggak kuat. Kalau nggak, aku juga nggak bisa menyelidikinya dengan kultivasiku sekarang. Aku perkirakan mereka nggak akan terancam bahaya dalam waktu tiga tahun.""Terima kasih, Althea," balas Elisa. Dia baru mengembuskan napas lega. Waktu tiga tahun sudah cukup untuk mencari semua formasi di dunia misterius.Tirta segera menjamin, "Bi Elisa, aku akan kembali untuk temani kamu cari orang tuamu lagi setelah bertemu Bi Ayu dan lainn

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2090

    Febri terlihat lembut dan segar. Aroma perawan juga tercium dari tubuhnya. Febri menjelaskan, "Setelah Kakak pergi kemarin, aku langsung suruh orang menyelidikinya. Tapi, aku belum dapatkan informasi apa pun karena kejadiannya sudah terlalu lama."Febri menambahkan, "Tapi, Kakak nggak usah khawatir. Beri aku waktu setengah bulan lagi. Aku pasti bisa menemukan informasinya."Tirta menimpali sembari mengernyit, "Setengah bulan? Terlalu lama. Aku sudah meninggalkan dunia misterius."Namun, Tirta juga tahu sulit untuk menemukan petunjuk dalam beberapa hari. Melihat Tirta mengernyit, Febri sangat ketakutan sampai menangis. Dia berbicara terbata-bata, "Kak ... aku ... sudah berusaha suruh orang selidiki. Aku sudah utus 50 lebih orang ... tapi ...."Bahkan Aldari yang berdiri di samping juga berkeringat. Tubuhnya gemetaran.Melihat mereka begitu ketakutan, Tirta yang merasa lucu berujar, "Kenapa kalian takut? Aku nggak akan bunuh kalian. Pelan-pelan selidiki saja. Setelah menemukan informasi,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status