Hay semua, ini adalah karya terbaru Ay... mohon dukungannya ya dan mohon memberikan komentar positifnya untuk menjadi motivasi Ay sebagai penulis, serta berikan bintang 5 di ulasan đ„°âșïžđ„°âșïž
"Apa kamu sudah tahu di rumah sakit mana dia bekerja?" tanya Abercio yang kini sudah berada di ruangannya setelah kemarin baru kembali dari Desa."Oh, nona Cheryl bekerja di rumah sakit Rendra Internasional hospital. Sementara ini dia di tempatkan di UGD tuan muda."Abercio mengerutkan keningnya dan melihat kearah Ryan, âBukankah itu salah satu rumah sakit yang berada di bawah naungan Danurendra group?â tanya Abercio memastikan kalau rumah sakit tersebut memang berada dibawah naungan Danurendra group.Selama ini Abercio tidak pernah melakukan kunjungan ke rumah sakit tersebut, dia hanya terfokus pada kantor pusat."Benar sekali tuan muda, itu salah satu rumah sakit milik Danurendra group yang berada di pusat kota jakarta." jawab Ryan.Abercio tersenyum tipis mendengar jawaban Ryan. Pucuk dicinta ulam pun tiba, 'Ternyata kamu bekerja padaku selama ini, kenapa aku bisa berpikir kalau kamu akan membantu orang yang bernama Arjun itu.''Dulu aku berpikir kalau Arjun adalah kekasihmu, itula
Senyum tipis terukir di kedua sudut bibir Abercio, entah kenapa rasa sakit yang sejak tadi ia rasakan tiba-tiba hilang begitu saja ketika Cheryl ada di hadapannya. Perasaan lega bercampur bahagia membuatnya tidak berhenti memandangi Cheryl dari atas ranjang pasien tempatnya berbaring.Ia tidak peduli dengan tatapan aneh para suster yang mengamatinya, ia juga tidak peduli mereka semua sedang berbisik-bisik apa tentang dirinya. Yang jelas kini dia sangat berbahagia, dan dia tidak ingin kalau ia berpaling sebentar saja maka Cheryl akan menghilang dari hadapannya.Merasa tidak nyaman dengan tatapan Abercio yang tidak berkedip melihatnya, membuat Cheryl menjadi salah tingkah bahkan kedua pipinya bersemu merah. "Sus, bersihkan dulu lukanya agar segera bisa dijahit." perintah Cheryl pada suster yang ada disitu untuk mengalihkan rasa gugupnya."Baik, Dok.""Tunggu,__" cegah Abercio saat 2 orang suster berjalan mendekati Abercio.Semua yang mendengar itu langsung menoleh kearah Abercio termasu
âKak, akhirnya ketemu juga.â ucap seorang wanita cantik berjalan menghampiri Cheryl yang baru saja keluar dari ruang istirahat dokter. Dengan wajah cerianya.âKiran? Sedang apa kamu disini? Bukankah bapak-bapak itu sudah keluar dari rumah sakit?" Cheryl bingung kenapa Kiran ada di rumah sakit. Karena Cheryl berpikir jika Kiran datang untuk menemui orang yang di tolongnya beberapa hari lalu.âOh itu, aku baru saja menjenguk tunangan aku kak. Dia di rawat disini juga. Bukan untuk menemui bapak itu.â jawab Kiran dengan senyum manisnya.Sesaat Cheryl lupa jika Abercio dirawat di rumah sakit ini juga karena insiden penusukan kemarin. Dan entah kenapa disaat Kiran mengatakan kata TUNANGAN, membuat dada Cheryl seketika terasa sesak.âOh, emangnya dia sakit apa?â tanya Cheryl pura-pura tidak tahu.âKatanya kemarin ada perampok gitu, terus dia kena tikam di perutnya. Untungnya dia segera di bawa ke rumah sakit, kalau tidak aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi padanya.â jawab Kiran.âOh sy
"Cheryl, tumben jam segini belum pulang?" tanya salah satu partner-nya di UGD yang bernama dokter Jihan sambil melihat kearah jam tangannya yang menunjukkan hampir jam 12 malam."Sebentar lagi kak Jihan, ini masih menyelesaikan beberapa laporan." jawab Cheryl sambil tersenyum."Tapi ini udah tengah malam loh, kamu yakin akan lembur malam ini? Padahal besok kamu masuk pagi." ucap dokter Jihan merasa kasihan pada Cheryl yang harus lembur sampai tengah malam begini."Hem yakin kak, bentar lagi selesai kok, kakak balik duluan aja." jawab Cheryl yakin akan keputusannya."Beneran di tinggal nih?" seakan dokter Jihan tidak yakin meninggalkan Cheryl yang masih berkutat dengan komputer didepannya."Iya kak, kakak duluan aja. Serius deh ini juga bentar lagi kelar kok." jawab Cheryl."Baiklah, kalau begitu kakak duluan ya. Hati-hati nanti pulangnya, kalau bisa minta di antar sama sopir ambulan aja biar aman. Toh kalau malam sopir ambulan ka
âLaporan macam apa ini? Benar-benar tidak berguna, kalau kamu masih ingin tetap bekerja disini. Buat ulang semuanya, aku tidak akan menerima laporan sampah seperti ini.â teriak Abercio dengan melempar berkas yang baru saja dia ambil dari atas meja kerjanya.âIni lagi, presentasi sampah seperti ini apa layak untuk bersaing dengan perusahaan lain? Apa kamu yakin akan memenangkan tender kalau begini saja tidak becus.â lagi-lagi Abercio meluapkan emosinya.âDan kamu__â tunjuk Abercio pada salah satu dari orang yang sedang berdiri didepannya.âSudah berapa lama kamu bekerja di perusahaan ini? Kenapa semua laporan yang kamu buat tidak ada yang beres? Apa sebenarnya kerjamu selama ini?âMereka yang ada di hadapan Abercio terdiam tak berani untuk menjawab. Entah kenapa Abercio semarah itu hanya karena kesalahan-kesalahan kecil? Ini benar-benar sangat mengerikan.âKalian semua, kerjakan ulang kalau kalian masih ingin merasakan gaji di perusahaan Danurendra group.â pungkas Abercio setelah puas m
Kunjungan dadakan Abercio ternyata hanya melihat-lihat sebentar area rumah sakit, setelahnya rombongan yang di pimpin oleh direktur sebagai penunjuk arah berjalan menuju ke sebuah ruang meeting yang memang sudah sejak tadi sudah di sulap menjadi ruang makan."Mari, mari kita makan siang bersama terlebih dahulu sebelum tuan muda meninggalkan rumah sakit. Anggap saja ini sambutan untuk tuan muda Abercio yang baru pertama kalinya berkunjung ke rumah sakit ini." direktur rumah sakit mempersilahkan Abercio masuk ke ruang meeting.Abercio tidak menjawab, tapi langkah kakinya mengikuti arahan tangan sang direktur pertanda jika Abercio menyetujui ajakan direktur.Abercio duduk di kursi yang sudah disediakan dengan diikuti Ryan yang ada disisi kirinya. Beberapa orang pelayan yang memang sudah disiapkan bersiap untuk melayani mereka.Abercio melirik Cheryl saat melihat Cheryl duduk di kursi yang ada didepannya walaupun tidak tepat dihadapan Abercio. Senyum tipis penuh makna tercetak jelas di ra
"Abercio, ayo, ayo nak silahkan masuk." Terlihat wanita paruh baya tersenyum ramah pada Abercio yang baru saja datang, ia sengaja membukakan pintu dan menyambut kedatangan Abercio.Biasanya seorang pembantu yang selalu membukakan pintu saat ada tamu, tapi karena malam ini yang datang adalah seorang Abercio Danurendra, maka wanita paruh baya itu berinisiatif untuk menyambutnya."Makasih Tante," jawab Abercio singkat lalu ia melangkahkan kakinya memasuki pintu utama rumah besar tersebut."Apa asisten Ryan tidak ikut datang?" tanyanya lagi, karena biasanya dimana ada Abercio pasti akan ada juga asisten Ryan sebagai orang kepercayaan Abercio."Tidak, dia ada urusan di luar." jawab Abercio datar."Oh baiklah. Nak Abercio silahkan duduk dulu, Kiran masih diatas soalnya. Apa nak Abercio mau nyusul saja ke kamarnya juga nggak pa-pa." wanita paruh baya itu seolah memberi ijin pada Abercio untuk masuk ke kamar anaknya, Kiran."Saya akan menunggunya di sini saja Tante," Abercio yang kini sudah b
"Bagaimana bisa Cheryl menjadi kakaknya Kiran?" gumam Abercio yang kini berada diatas kasur tempat tidurnya. Ia duduk bersandar pada sandaran kasur dengan sebuah bantal ada di pangkuannya.Dia benar-benar tidak bisa tidur malam ini setelah pulang dari acara makan malamnya bersama dengan Kiran dan keluarga. Benar-benar kacau sekali pikiran Abercio, ia tidak habis pikir bagaimana Cheryl yang ia temui di desa saat menyelamatkannya kini malah menjadi kakaknya Kiran?âJangan-jangan ini hanya mimpi, atau mungkin aku sedang berhalusinasi saja?ââAarrgghhh___ Sebaiknya aku segera tidur.â Abercio mengerang frustasi.Abercio mencoba untuk berbaring kembali dan memejamkan matanya, ia berharap jika semua ini hanya mimpi, tapi...âKalau ini hanya mimpi, kenapa tadi aku benar-benar makan malam dengan dia di rumah Kiran?â Abercio kembali mendudukkan tubuhnya. Pikirannya benar-benar kacau tak tertolong lagi, ia harus segera mencari tahu tentang semua ini.âTidak bisa, ini tidak bisa, aku tidak bisa t