Happy Reading Semuanya!Istrinya banyak melamun hari ini, bahkan Zaidan yang seharusnya rapat untuk urusan pembaruan Kampus terpaksa di tunda karena alasan ini. Eva diatas segalanya. Tentu saja Eva diatas segalanya karena dia adalah istrinya.“Eva, kening kamu berdarah. Saya obati,”“Enggak perlu, cuman luka kecil. Paling efek sampingnya saya amnesia, bahkan saya berharap kalau saya bisa amnesia. Biar saya juga lupa fakta kalau saya sudah menikah,” Zaidan yang mendengar itu hanya menghela napas berat. Langkahnya berjalan menghampiri Eva yang tampak duduk terdiam di pinggir jendela kamar mereka saat ini. Tangannya meraih punggung tangan sang istri yang berbaret terkena kerikil tajam tadi, tangan istrinya yang mulus berubah hanya karena berita yang tidak mendasar.“Saya obati luka kamu, biar enggak infeksi ataupun meninggalkan bekas.”Kepala Eva menggeleng, “Enggak mau, biarkan saja. Kalau seandainya ini membekas... itu bisa jadi bukti kalau saya pernah menjadi korban dari berita yang
Happy Reading Semuanya!“Itu bukan solusi kalau saya cuman diam, ini adalah masa terakhir saya di dunia perkuliahan sebelum mendapatkan gelar sarjana. Apapun yang terjadi saya akan menghadapinya, sama seperti saya yang menikah dengan Bapak.”Zaidan tidak habis pikir dengan Eva. Di terpa masalah yang begitu rumit saja masih bisa hadir di dalam kelas dan tidak memperdulikan apa yang sedang terjadi saat ini. Bagaimana dirinya menyelesaikan masalah yang dihadapi istrinya, ini bukan persoalan yang sepele. Zaidan percaya kalau Eva bukan manusia atau mahasiswa yang seperti itu, pasti ada salah satu orang yang tidak menyukai istrinya. Boleh tidak kalau dirinya membuat dugaan jika ini adalah ulah dari seseorang yang ia kenal.“Tapi saya mohon, makan siang kali ini. Kamu makan dengan saya,”pinta Zaidan.Kepala Eva menggeleng, “Terus nantinya akan ada gosip baru? Ini saja belum reda. Bisa enggak sih biarkan saya sendirian dulu? Saya membutuhkan waktu sendiri, tenang saja. Saya enggak akan melaku
Happy Reading Semuanya!Helaan napas terdengar sangat kasar disana. Ia tidak menyangka akan menjadi seperti ini, Eva alias sang istri mengalami penindasan oleh teman Kampusnya untuk masalah yang memang tidak dilakukan oleh sang istri. Zaidan bodoh hanya karena bisa diam saja melihat sang istri diperlakukan dengan sangat tidak pantas dalam jangkauan matanya.Hati Zaidan teriris memperhatikan sang istri yang berjalan jauh menuju rumah mereka, sang istri sepertinya tidak ingin membuat susah orang lain atau bahkan membuatnya tahu tentang apa yang terjadi. Zaidan tidak salah menaruh kamera CCTV di setiap sudut untuk memperhatikan sang istri.“Hiks...”Rasa ingin memeluk Eva sangat tinggi. Ia ingin mengatakan kalau Eva tidak sendirian dan masih ada bersama dengan dirinya.“Hiks... Gue enggak melakukan itu. Berita itu enggak benar,”tangis Eva Zaidan menatap sedih sang istri. Untuk pertama kalinya ia merasakan kesedihan yang begitu dalam berkat sang istri. Zaidan tahu kalau Eva tidak bersala
Happy Reading Semuanya! Suaminya sangat tahu bagaimana cara membuat perasaan menjadi lebih baik, hiburan yang Zaidan berikan dalam waktu singkat sukses membuat Eva melupakan sementara waktu tentang masalah yang dihadapinya. Mereka honeymoon berkedok liburan. Hanya liburan untuk melupakan masalah yang Eva hadapi. Tatapan matanya mengarah pada Zaidan tampak sibuk dengan kamera di tangannya, lelaki itu semakin gila karena sembarangan membeli kamera yang ada di genggamannya itu. Bagaimana bisa setibanya mereka di Bali, seorang Zaidan langsung berkeinginan untuk membeli kamera dengan alasan agar bisa memotret dirinya sepuasnya. Astaga! Menurut Eva menggunakan ponsel saja itu sudah cukup dan tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk hal yang seperti ini. Zaidan suka yang berlebihan.“Smile!”Eva dengan cepat membentuk senyuman tipis menuruti semua keinginan dari Zaidan yang kini tampak tersenyum melihat hasil tangkapan gambarnya. Ia pasrahkan hasil gambar pada sang suami sekarang ini.“Pak
Happy Reading Semuanya!“Pak, saya boleh pakai bikini?”Pertanyaan singkat yang diajukan oleh perempuan di depannya membuat Zaidan menyemburkan minuman yang sedang dikonsumsinya saat ini. Mereka memang ada niatan untuk berjalan-jalan kembali di pantai hari ini tetapi ia sama sekali tidak mengizinkan Eva untuk menggunakan pakaian yang seperti itu.“Apakah menurut kamu body kamu itu bagus?”tanya Zaidan mencoba untuk mengelola emosinya. Bagaimana mungkin seorang Zaidan merelakan sang istri menggunakan pakaian yang seperti itu, sampai mati pun ia tidak akan membiarkan sang istri hanya menggunakan bikini saat mereka di pantai.“Euhm...” Eva mengangguk mengiyakan perkataan dari Zaidan barusan.“Siapa yang bilang?”Eva menatap sang suami di depan itu bingung, bahkan semua orang juga tahu bahkan Zaidan juga tahu fakta kalau ia memiliki tubuh yang bagus. Apakah Zaidan tidak bisa atau to the point saja antara mengizinkan dan tidak mengizinkan.“Bapak sendiri,”sahut Eva santai.Zaidan mendelik,
Happy Reading Semuanya!Tatapan mata Eva mengarah pada sang kakak yang tampak memberikan perhatian lebih pada suaminya, sedangkan Zaidan sendiri lebih memperhatikannya. Bahkan tanpa segan menyuapinya seakan membuat sang kakak merasa panas, benar-benar seperti sebuah cinta segitiga. Tidak! Ini bukan cinta segitiga. Cinta yang masing-masing tidak sepihak.“Buka mulut kamu,”pinta Zaidan Eva menurut mendengar perkataan dari Zaidan barusan, ia tidak ingin menganggu singa yang sedang berbaik hati. Dan Eva berani jamin kalau sang kakak sedang berusaha untuk membuat hati Zaidan luluh dan menoleh pada Livy.“Kakak ipar, apakah anda enggak malu? Kami ibaratnya disini sedang melakukan honeymoon dan kakak ipar merusak segalanya. Untuk tempat tinggal sementara waktu, Kakak ipar boleh menikmatinya karena saya dengan Eva akan pindah kamar.”“Kamar mana? Apa aku enggak boleh bersama dengan kalian? Bagaimana kalau ada yang menculik aku?”tanya Livy dengan nada khawatir.Perempuan yang menjadi istri da
Happy Reading Semuanya!“Memangnya kamu enggak bisa di sini saja dengan saya?” Sepertinya memang sudah takdir yang membuat mereka mau tidak mau harus menghadapi perempuan dengan umur sama seperti Zaidan alias kakak dari Eva sendiri. Seorang Livy yang dikenal begitu independen kini malah mengekor pada sang adik kemanapun pergi, dan menyuruh Eva agar pergi mengikutinya juga. Seakan tidak mengizinkan Eva untuk berduaan dengan suaminya sendiri. “Kamu itu istri saya atau istri kakak kamu? Ini dalam rangka saya ingin membuat kamu bahagia, tapi malah kamu menyia-nyiakan saya disini. Dan jadwal yang sudah saya susun pun berantakan! Kamu juga belum menyusun skripsi kamu, ingat Eva! Untuk mencapai sidang pertama kamu harus mencapai 5 kali bimbingan.” “Bukannya 3? Bapak sendiri yang bilang kemarin! Saya sudah bimbingan ke dosen teknik saya. Kenapa Bapak selalu saja berubah pikiran, menyebalkan sekali!” sela Eva. Zaidan menggeleng, ia benar-benar tidak rela jika sang istri malah merencanakan
Happy Reading Semuanya! Tangan Eva bersedekap memandang sang kakak tampak bergelayut manja di lengan Zaidan dan tentu saja lelaki yang menjadi suaminya tampak risih. Sudah ia bilang kalau mereka tidak akan bisa berlibur santai seperti sekarang ini, karena dugaan mereka sangat kuat kalau Livy memata-matai mereka agar tidak bersama. Livy masih tidak memiliki rasa rela jika Zaidan menikah dengannya. “Paaaaakkkk!! Tiba-tiba saya mau kerjain skripsi!” seru Eva Zaidan yang semula sedang memesan makanan menatap sang istri bingung, entah apa yang diinginkan oleh Eva saat ini. Mendadak ingin mengerjakan skripsi? Bukankah perempuan itu selalu menolak jika ia menyuruh untuk membuat skripsi, tapi kenapa sekarang malah mau mengerjakannya. Tangan Zaidan melepas cengkraman tangan Livy kasar, istrinya yang paling utama sekarang ini. Eva menginginkan apa, maka ia akan dengan senang hati mengabulkannya untuk sang istri. “Sandwich kamu akan segera jadi, kamu bisa ambil laptop di dalam mobil. Lapto