Share

Bab 15: Kecurigaan Amran

Mei menghela napas lalu melangkah pergi. Mereka tadi menggunakan dua motor sehingga Mei tidak perlu bergantung pada Andra. Terserah Andra kalau masih mau di sawah. Seandainya Andra jadi orang-orangan sawah atau dikutuk jadi batu penunggu pohon kersen di dekat gubug pun, Mei ikhlas. Ketimbang keberadaannya hanya menambah runyam suasana hatinya.

Bola mata Andra menatap tubuh Mei yang menjauh dengan hati lelah dan mata berkabut. Jika Mei tak bisa menerima raganya, ia ingin menjelma udara atau sinar matahari, tidak terlihat, tetapi bisa terus bersama. Bukankah manusia tidak bisa hidup tanpa udara dan sinar matahari?

Andra memukulkan botol ke kayu penyangga gubuk hingga pecah dan airnya muncrat membasahi kemejanya. Sial! Seburuk itukah aku di matamu, Mei? Andra meremas botol yang sudah pecah lalu membuangnya ke sembarang arah. Aku tidak akan menyerah, Mei. Kita akan lihat, siapa yang akan menang! Andra memukulkan kepalan tangannya ke kayu penyangga. Pedih. Perih, seperih hatinya.

E
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
dh prof Arman lamar Mey tar keburu d rebut Andra itu laki2 lagi ancang2 mo ngerebut hati nya Mey .jangan sampe Mey sakit hati lagi klo Andra yg menang ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status