Share

Bab 38: Yang Tersisa Dari Kebakaran

Sebelum keluar rumah, Amran pergi ke kamar Ratih untuk berpamitan. "Bu, saya ke Bantul dulu. Kandang kebakaran. Minta doanya semoga nggak ada masalah serius."

"Iya, Ran. Hati-hati di jalan." Ratih menepuk pipi Amran. "Nggak usah ngebut. Yang tenang."

"Iya, Bu. Doakan saya." Amran mencium punggung tangan Ratih. Lalu, tak lama kemudian, deru mobilnya membelah keheningan dini hari.

Jalanan yang lengang membantu Amran sampai tujuan lebih cepat. Jantungnya berpacu ketika mobilnya memasuki Bambanglipuro. Kemungkinan kandang terbakar tidak pernah terlintas di pikiran Amran. Mereka memang memulai program saat musim kemarau, tetapi cuaca daerah Bantul tidak terlalu panas. Selain itu, kandang berada di dekat embung dan di dekat persawahan yang subur. Sejauh ini, Amran belum pernah mendengar ada kebakaran di tengah sawah.

Amran memang memasukkan force major dalam proyeknya, tetapi bukan kebakaran. Ia lebih berpikir tentang serangan wabah penyakit yang bisa membunuh semua ternak. Ada potensi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status