Share

Bab 41: Kemarahan Amran

Amran berdiri, mendekati jendela dan membuka tirainya sehingga sinar matahari bisa menerobos masuk, menerangi dan menghangatkan kamar. Setelah sekian waktu berdiri di balik jendela, menatap halaman rumah sakit yang mulai ramai dengan kehadiran karyawan dan para penunggu pasien yang keluar untuk membeli makan, Amran berbalik lalu kembali duduk di samping ranjang.

“Polisi sedang menyelidiki. Saya tidak habis pikir kalau beneran ada yang sengaja membakar kandang. Kita menyewa tanah kas desa itu dengan harga pantas. Kita juga tidak merusak apa pun. Justru warga diuntungkan. Pengeluaran warga berkurang karena sekarang tidak perlu membeli gas. Lingkungan mereka juga lebih bersih dan sehat.”

“Hati manusia kadang tak bisa ditebak, Prof. Kadang kebaikan bisa tampak buruk di hati orang yang menyimpan dengki.”

Amran tercenung. Entah mengapa kata dengki mengingatkan Amran pada Andra. Bukan tidak mungkin Andra menjadi dalang peristiwa ini. Walaupun jarang turun ke masyarakat, tetapi Andra selal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status