Share

Bab 340

Penulis: Ghea
Suasana di dalam kelas mulai riuh. Dari sudut pandang Arlina, dia bisa melihat beberapa mahasiswa saling mendorong sambil tergelak.

"Pak, semua pertanyaan boleh ditanyakan, 'kan?"

"Sebentar lagi libur musim panas. Kalau pertanyaan ini nggak terjawab, bisa-bisa nilai ujian kami nanti ikut-ikutan jelek."

Nada bicara itu terasa setengah menggoda, setengah mengancam. Yang mengejutkan, beberapa mahasiswa di sekitarnya malah mengangguk-angguk setuju.

Arlina melihat Rexa menaikkan alis sedikit, satu tangannya bertumpu santai di atas meja dosen.

Di jari-jarinya yang ramping dan tegas, sebuah cincin terlihat begitu mencolok.

Namun bagi Rexa, itu bukan hal baru. Cincin itu sudah menempel di jarinya selama lima tahun terakhir dan tidak pernah dia lepas, seolah telah menjadi bagian dari dirinya sendiri. Arlina meraba cincin yang tergantung di lehernya, lalu tersenyum kecil.

Karena pekerjaannya sebagai dokter membuatnya sering bersentuhan dengan darah dan cairan tubuh pasien, sejak masa magang, dia
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tati Wati
ha leganya senangnya dalam hati.....hai....hai......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 356

    Arlina menghela napas, sesaat tidak tahu harus mulai dari mana. Akhirnya, dia perlahan membuka mulut. "Dokter Jazlan, ka ... kamu yakin kamu suka perempuan?"Seketika, Jazlan merasa ada banyak tanda tanya di atas kepalanya. "Kalau aku nggak suka perempuan, masa aku suka laki-laki?"Mata Arlina membesar karena terkejut. "Kamu benaran suka laki-laki?"Jazlan nyaris tertawa karena kesal dengan kemampuan pemahaman Arlina yang terlalu konyol itu. Dengan nada agak geram, dia menggertakkan gigi. "Aku suka perempuan! Perempuan lho!"Suaranya sedikit keras, langsung menarik perhatian orang-orang di sekitar.Arlina langsung malu dan berkata, "Oke, oke, aku ngerti kok."Melihat Jazlan begitu yakin, Arlina berpikir pasti Lillia salah paham. Dia harus mencari Lillia dulu untuk memastikan. Mana mungkin langsung bilang ke Jazlan bahwa Lillia mengira dia suka sesama jenis? Terlalu lancang."Akhir-akhir ini aku belum sempat ngobrol berdua dengan Dokter Lillia, nanti aku cari waktu buat tanya," kata Arl

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 355

    Setelah keluarga Kelly datang menjemputnya, Arlina dan Rexa pun pergi meninggalkan rumah sakit sambil bergandengan tangan.Di depan ruang dokter bedah jantung, Jazlan mengintipkan kepalanya ke dalam ruangan. Salah satu dokter dari departemen itu melihatnya, lalu tersenyum penuh arti. "Bu Lillia lagi operasi, lho."Semua orang tahu soal perasaan Jazlan terhadap Lillia. Melihatnya mondar-mandir seperti itu, mereka jelas mengira dia sedang mencari Lillia."Bukan cari Bu Lillia. Arlina ke mana, ya?""Bu Arlina?" Dokter bedah jantung itu tampak heran. "Hari ini dia libur. Memangnya ada urusan apa?""Libur, ya ...." Jazlan tampak kecewa, lalu mengibaskan tangan. "Nggak, nggak penting. Nanti saja aku balik lagi."Jazlan pun pergi meninggalkan departemen bedah jantung. Begitu dia pergi, para perawat yang ada di pos jaga mulai tak bisa menahan diri untuk bergosip. Kepala-kepala mereka bermunculan dari balik meja, mata mereka yang penuh rasa ingin tahu mengikuti arah kepergiannya."Astaga .... J

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 354

    "Kamu mau minum air nggak? Kalau mau, biar aku ambilin," tanya Arlina padanya.Kelly menatapnya selama beberapa detik dan tidak menjawab pertanyaannya, malah langsung berkata, "Kamu pasti tahu aku suka sama Pak Rexa."Topik itu pun langsung terhampar di antara mereka berdua. Namun, wajah Arlina tetap tenang saat mengangguk, "Iya, aku tahu.""Kamu nggak keberatan?"Arlina tersenyum tipis. "Sedikit keberatan.""Kalau keberatan, kenapa kamu masih membantu aku seperti ini?""Apa boleh buat. Aku seorang dokter, itu refleks profesional. Lagi pula, kamu juga rekan kerjanya Rexa."Kelly memandangnya dengan tatapan aneh, seolah tak sepenuhnya percaya dengan kata-katanya.Namun, Arlina tetap tenang dan tetap tersenyum. "Kamu tahu Rexa sudah menikah tapi masih punya perasaan padanya, memang salah. Tapi kalau Rexa tahu dirinya sudah menikah dan masih bermain perasaan sama wanita lain, maka kesalahannya jauh lebih besar.""Aku yakin selama lima tahun aku pergi, yang menyukai Rexa bukan cuma kamu se

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 353

    Setelah makan sedikit di puncak gunung, rombongan mulai berjalan menuruni bukit.Turun gunung terasa lebih mudah daripada mendaki. Beberapa orang bercanda sambil mengobrol, suasananya cukup hangat dan akrab. Kecuali Kelly yang berjalan di depan sendirian, tidak bergabung dengan kelompok.Sampai di pertengahan jalan, tiba-tiba terdengar seruan dari Kelly dan seluruh tubuhnya jatuh ke tanah. Semua orang langsung terkejut dan buru-buru menghampirinya."Bu Kelly, Anda nggak apa-apa?""Masih bisa bangun?"Suara kekhawatiran terdengar dari segala arah. Ada yang bahkan sudah berjongkok, hendak membantu Kelly berdiri."Tunggu ... tunggu sebentar," ucap Kelly dengan wajah pucat menahan sakit. "Jangan sentuh dulu, kakiku ... sepertinya nggak bisa diinjak."Mendengar hal itu, ekspresi semua orang berubah cemas."Biar aku lihat dulu."Arlina menyelinap keluar dari kerumunan. Dia berjongkok di depan Kelly dan menyentuh sepatunya, hendak melepaskannya.Saat melihat yang menghampiri adalah Arlina, Ke

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 352

    Wilson membela diri, "Apanya yang jual diri? Ekspresi Pak Rexa waktu difoto memang begitu!"Namun, kemudian dia langsung teringat waktu dia memotret Rexa dan Arlina, ekspresi mereka jelas bukan seperti itu. Hatinya langsung terluka.Ternyata idolanya menolak dirinya. Hiks, hiks.Selesai foto-foto, Arlina duduk di bangku batu terdekat. Rexa segera ikut duduk di sebelahnya, lalu mengambil kipas dari tangan Arlina dan mulai mengipasinya.Kening Arlina dipenuhi keringat, rambutnya juga sedikit basah dan menempel di dahinya. Wajahnya yang putih tampak memerah.Rexa menyelipkan rambut di keningnya ke belakang telinga dengan alami. Sambil terus mengipasi, dia berkata, "Lupa nanya, kenapa kamu potong rambut?"Panjang rambut Arlina memang sedikit lebih pendek dibanding lima tahun lalu. Kalau diikat, beberapa helai anak rambut suka terlepas dari karet dan menjuntai ke bawah."Biar lebih gampang diurus. Dulu malah lebih pendek dari ini, sekitar sepanjang ini," jawab Arlina sambil memperagakan pan

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 351

    Setelah sekelompok orang itu mengisi tenaga dengan camilan, mereka kembali melanjutkan pendakian. Begitu jarak mereka mulai menjauh dari rombongan lain, Arlina mulai menggoda, "Pak Rexa, gimana sih? Cuaca sepanas ini, lepas saja dong jaketnya."Mata Arlina berkilat nakal. Sambil berkata demikian, dia bahkan sengaja menarik ritsleting jaket Rexa. Keberaniannya benar-benar semakin menjadi-jadi. Rexa hanya menatapnya dengan tatapan yang sedikit berkilat, tetapi dia tidak menghentikannya.Tangan Arlina sudah menyentuh kerah bajunya. Melihat Rexa tidak menolak, kini dia malah jadi serba salah."Tarik, dong," ucap Rexa sambil menatap langsung padanya. "Sekalian biar yang lain bisa lihat hasil karya kamu."Tadinya Arlina hanya ingin menggoda, tetapi sekarang malah tidak berhasil melampiaskan kekesalannya. Dia mendengus kesal, lalu memelototi Rexa sambil menahan malu."Sudah ah, nggak mau main sama kamu lagi," cetusnya.Setelah itu dia mempercepat langkah, meninggalkan Rexa di belakang. Rexa t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status