Share

Bab 386

Penulis: Ghea
Arlina tersenyum kaku. "Nggak ada yang nanya, masa aku tiba-tiba ngomong sendiri kalau aku sudah nikah?"

Dari sudut matanya, Lillia tiba-tiba melirik ke arah Hubert yang ada di dalam kantor. Mengingat tatapan pria itu tadi, senyumnya mendadak penuh arti. "Betul, betul. Begini saja sudah bagus, nggak perlu sengaja diumbar."

Entah mengapa, Arlina merasa senyumnya itu agak licik. Akan tetapi, pikirannya masih fokus ke urusan menjodohkan Jazlan. "Kalau sekarang semua sudah jelas, kamu gimana ... soal Pak Jazlan ...."

Lillia seperti mendadak teringat sesuatu. "Aduh! Aku baru ingat ada pasien yang belum aku cek. Aku pergi dulu, kamu lanjut saja urusanmu." Setelah berbicara, dia langsung melepas tangan Arlina dan masuk ke dalam.

Arlina tahu itu cuma alasan supaya bisa kabur, tapi dia hanya bisa pasrah melihat Lillia menghilang ke kantor. Saat sendirian di balkon, dia teringat lagi pada ucapan Lillia tadi dan akhirnya tidak tahan untuk tertawa.

....

"Hahahahahaha!"

Melihat Arlina duduk di sofa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 398

    Mendengar hal itu, Annie kembali menundukkan wajahnya ke dalam mangkuk."Rumah Sakit Rakyat itu bagus, lho. Perusahaan keluarga kita juga bekerja sama dengan mereka," ujar Hazel sambil tersenyum pada Annie. "Annie, Mama itu dokter. Waktu itu Yumi bilang mamanya polisi, 'kan? Kamu juga bisa bilang kalau mamamu dokter yang menyembuhkan banyak sekali pasien. Itu juga keren."Annie tetap makan mie tanpa berkata apa-apa.Rexa menepuk pelan bagian belakang kepalanya. "Jawab Nenek.""Oh." Mulut mungil itu mengeluarkan satu kata, "Tahu, Nek.""Oh iya, kali ini waktu Annie pergi jalan-jalan, aku memotret banyak foto dan video. Kalian lihat, ya."Hazel berdiri dan mengambil sebuah ponsel dari tas, lalu menyerahkannya pada Arlina. "Kode sandinya tanggal lahir Annie. Di dalamnya ada video Annie dari kecil sampai sekarang. Siapa pun yang menemani Annie pasti pakai ponsel ini untuk merekam. Rexa bilang, simpan saja untuk kamu lihat nanti waktu pulang."Ponsel mungil itu terasa berat di tangan Arlina

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 397

    Annie menunduk tanpa berkata apa-apa."Masih ingat apa yang selalu Papa bilang?""Ingat," jawab Annie sambil mengangguk manis. "Papa dan Mama, dua-duanya sayang sama Annie."Di depan pintu, mata Arlina langsung berkaca-kaca setelah mendengarnya. Dia berusaha keras menahan tangisnya. Hazel yang berdiri di belakangnya, menepuk pelan punggungnya seakan-akan memahami perasaannya."Kamu pasti pulang pagi-pagi sekali ya? Belum sarapan, 'kan? Mau makan mie tomat telur buatan Papa?"Kalau makan, tentu harus makan bersama Mama. Annie berpikir sejenak, lalu menjawab, "Mau.""Ayo, kamu lihat Papa masak."Mendengar hal itu, Arlina buru-buru menghapus air matanya. Saat Rexa keluar sambil menggandeng Annie, dia menyapanya dengan senyum cerah, "Annie."Namun, sepertinya Annie masih punya rasa enggan padanya. Dia bersembunyi di belakang Rexa, tidak mau menampakkan diri.Rexa menatap Arlina dengan tatapan menenangkan. Melihat Arlina masih berdiri tanpa alas kaki di lantai, dia berkata lembut, "Pakai du

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 396

    Annie yang seperti itu terlihat begitu tertekan dan kasihan. Hati Rexa langsung luluh. Dia berjongkok di depan Annie dan menatap sejajar dengan pandangannya.Melihat ayahnya, gadis kecil itu tetap memanggil pelan, "Papa."Rexa tersenyum tipis, lalu mengulurkan tangan mengusap kepalanya. "Mama sudah pulang, kamu nggak senang?"Annie mengatupkan bibir, tidak menjawab."Apa kamu marah karena Mama pergi terlalu lama?"Di luar pintu, hati Arlina terasa perih.Annie masih tidak berbicara.Rexa pun tidak memaksa, malah mengganti topik, "Kali ini jalan-jalannya menyenangkan?"Benar saja, dia pun menjawab, "Menyenangkan.""Ada kenalan teman baru?""Ada, aku bahkan berteman dengan seekor kuda poni, namanya Yogurt."Rexa tertawa, "Kamu sempat foto dengannya?""HP-nya sama Nenek.""Nanti kita minta Nenek tunjukkan seperti apa Yogurt, ya.""Oke." Annie mengangguk.Rexa menatapnya dengan lembut, "Selama pergi lama, ada kangen Papa?"Annie berpikir serius sejenak, lalu menjawab jujur, "Nggak."Rexa t

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 395

    Suara yang lembut dan manja itu tiba-tiba terdengar. Ujung celana Rexa ditarik erat dan kakinya dihujani pukulan oleh anak kecil itu.Rexa dan Arlina sama-sama menunduk. Seorang gadis kecil yang imut sedang menatap mereka dengan mata membelalak dan pipi menggembung dengan marah."Annie.""Annie."Begitu melihatnya, Arlina langsung menunjukkan senyum penuh sukacita dan meloncat turun dari tubuh Rexa. Saat melihat wajah Arlina dengan jelas, Annie sempat tertegun. Ketika Arlina bersemangat mengulurkan tangan padanya, dia malah refleks mundur selangkah.Di mata polosnya, terpancar kebingungan."Annie ...." Sikap Annie yang refleks bergerak mundur itu membuat Arlina merasa sedih. Dia berjongkok dan tetap mengulurkan tangan padanya. Suaranya bergetar saat berkata, "Ini Mama."Kata "Mama" itu membuat Annie tersadar. Dia mendongak menatap ayahnya, lalu melihat ayahnya mengangguk padanya dengan lembut. Sambil menggigit bibirnya, Annie tiba-tiba melewati Arlina dan berlari masuk ke kamarnya send

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 394

    "Tenang saja, aku bakal sesekali keluar ngecek dia," ujar Rexa sambil merangkul bahu Arlina menuju kamar."Di rumah cuma ada dua kamar. Annie sudah besar, kamarnya itu wilayah pribadinya. Bukan cuma ayah angkat, ayah kandung pun nggak bisa sembarangan tidur di ranjangnya. Kamar kita berdua juga nggak mungkin. Jadi selain sofa, dia mau tidur di mana lagi?"Mendengar ucapan Rexa, hati Arlina sedikit hangat. Dia menoleh menatap Rexa."Ada apa?" tanya Rexa yang merasakan tatapannya dan menunduk sedikit.Cahaya lampu memantulkan kilau halus di matanya.Rexa tidak pernah mengabaikan perasaan anak hanya karena usianya masih kecil. Sebaliknya, dia malah memberi cukup rasa hormat.Semakin dewasa usia anak, semakin penting untuk menjaga batasan. Sayangnya, banyak orang tua yang malah menganggap anak sebagai milik pribadi dan mengatur seluruh hidupnya.Arlina tersenyum tipis. "Aku cuma merasa ... kamu keren."Mata Rexa sedikit menyipit. Dia melirik sekilas Jazlan yang tertidur pulas di sofa, lalu

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 393

    Jazlan langsung memasang wajah penuh rasa kasihan. "Aku ini lagi patah hati, tapi kalian masih saja nyusahin aku. Andai saja Annie-ku ada di sini, dia pasti nggak akan jijik sama papa angkatnya."Arlina dan Rexa saling bertatapan."Gimana kalau aku kasih dia peluk lenganku sebentar?" Arlina mencoba menawarkan, sambil sedikit mengulurkan tangannya.Rexa langsung menariknya ke samping dengan ekspresi dingin, lalu mengulurkan lengannya sendiri. Jazlan pun langsung memeluk lengan Rexa.Pemandangan ini sungguh luar biasa. Kalau saja salah satunya bukan suaminya sendiri, Arlina mungkin sudah tergoda untuk menjodohkan mereka.Begitu melihat bajunya basah karena air mata Jazlan, wajah Rexa langsung menggelap total. Dia menekan bahu Jazlan hingga duduk di kursinya, lalu memerintah, "Duduk yang benar."Jazlan mendengus pelan sambil menatapnya dengan mata merah, seakan memberi perlawanan tanpa kata. Arlina tiba-tiba merasa seperti sedang melihat Rexa membawa anaknya sendiri keluar rumah."Lapar,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status