Share

Bab 474

Penulis: Ghea
Belum sempat Arlina bereaksi, Rexa tiba-tiba mengangkatnya ke pundak. Ya, diangkat, bukan digendong.

Perut Arlina menekan bahunya, hampir saja membuat makanan malamnya keluar.

"Rexa!" Arlina yang tergantung terbalik meninju punggungnya dengan kesal. "Kamu nggak bisa pakai cara yang romantis sedikit ya?"

Rexa melangkah lebar menuju kamar. "Yang bakal kita lakukan sebentar lagi justru adalah hal paling romantis."

Begitu masuk kamar, Arlina langsung dijatuhkan ke ranjang. Rexa menindih, hendak menciumnya. Arlina buru-buru menutup mulut dengan tangannya. Rexa yang gagal pun menyipitkan mata.

Arlina tersenyum. "Kamu harus janji satu hal dulu."

Sebelum menjawab, Rexa mencium telapak tangannya dulu. Hangatnya ciuman itu membakar kulit telapak tangan, bahkan merambat membuat tubuh Arlina ikut memanas.

Suara Rexa rendah dan parau. "Selama itu permintaanmu, aku bakal setuju."

Tiba-tiba, dia menggigit ujung jari Arlina. Rasa kebas halus menjalar dari sana ke seluruh tubuh. Jari Arlina bergetar. D
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 476

    Tidak ada orang yang lebih memahami Arlina daripada Rexa. Reaksi tubuh Arlina tidak mungkin berbohong. Di bawah dirinya, Arlina tergerak dan itu membuatnya tampak begitu memikat. Naluri Rexa berkata kalau Arlina sebenarnya menyukainya.Namun, dia juga khawatir kalau nalurinya salah, jadi akhirnya dia memilih untuk membicarakannya secara terbuka. Bagaimanapun, hubungan intim adalah bagian penting dalam kehidupan suami istri. Jika ada perbedaan dalam hal ini, itu bisa dengan mudah memengaruhi perasaan mereka.Kalau Arlina tidak suka, mereka bisa berdiskusi, mencari frekuensi yang bisa diterima keduanya. Sebagai seorang profesor, hal terakhir yang kurang dari Rexa adalah kemampuan untuk mengajukan masalah dan mencari solusi.Meskipun cara Rexa terdengar seperti tidak peduli dengan perasaan Arlina, sekarang Arlina rasanya ingin mencari lubang untuk bersembunyi. Nada seriusnya itu kalau didengar orang lain, pasti dikira sedang membahas penelitian akademik.Arlina malu setengah mati, menutup

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 475

    Sesudahnya, tubuh Arlina yang lemas langsung digendong masuk ke kamar mandi. Pancuran air dinyalakan. Dia bersandar telanjang di tubuh Rexa, membiarkan aliran air hangat membasahi mereka berdua.Telapak tangan Rexa terus berkeliling di tubuhnya. Awalnya Arlina masih merasa malu. Dimandikan Rexa membuatnya tidak terbiasa. Waktu itu, Rexa bilang apa ya ...."Bagian mana sih yang belum aku lihat? Bahkan aku lebih paham titik paling sensitifmu daripada kamu sendiri."Saat itu, Arlina malu bukan main, sampai menutup wajah dengan bantal dan tak mau mendengar."Jangan sampai sesak napas," ucap Rexa sambil menarik bantal itu, lalu dia langsung mengangkat tubuh Arlina. "Sekali dua kali memang canggung, tapi sering-sering nanti terbiasa."Sekali dua kali jadi terbiasa. Arlina sampai tak habis pikir kalimat itu bisa dipakai di situasi semacam ini.Namun, karena dia terlalu lelah untuk bergerak dan tak ingin tidur dalam keadaan lengket karena berkeringat, akhirnya dia hanya bisa membiarkan Rexa me

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 474

    Belum sempat Arlina bereaksi, Rexa tiba-tiba mengangkatnya ke pundak. Ya, diangkat, bukan digendong.Perut Arlina menekan bahunya, hampir saja membuat makanan malamnya keluar."Rexa!" Arlina yang tergantung terbalik meninju punggungnya dengan kesal. "Kamu nggak bisa pakai cara yang romantis sedikit ya?"Rexa melangkah lebar menuju kamar. "Yang bakal kita lakukan sebentar lagi justru adalah hal paling romantis."Begitu masuk kamar, Arlina langsung dijatuhkan ke ranjang. Rexa menindih, hendak menciumnya. Arlina buru-buru menutup mulut dengan tangannya. Rexa yang gagal pun menyipitkan mata.Arlina tersenyum. "Kamu harus janji satu hal dulu."Sebelum menjawab, Rexa mencium telapak tangannya dulu. Hangatnya ciuman itu membakar kulit telapak tangan, bahkan merambat membuat tubuh Arlina ikut memanas.Suara Rexa rendah dan parau. "Selama itu permintaanmu, aku bakal setuju."Tiba-tiba, dia menggigit ujung jari Arlina. Rasa kebas halus menjalar dari sana ke seluruh tubuh. Jari Arlina bergetar. D

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 473

    "Annie, kamu mau nggak tinggal di rumah Kakek dan Nenek untuk beberapa hari?" Levi sama seperti Jazlan. Kalau berbicara dengan Annie, suara mereka otomatis menjadi lembut dan manja.Rexa yang sedang mengambil lauk pun termangu sesaat.Annie tampak ragu, menoleh ke ayahnya, lalu ke ibunya."Kakek sudah gali kolam di halaman belakang. Di dalamnya ada ikan mas dan kura-kura. Kamu bisa main sama mereka lho." Levi langsung mengeluarkan jurus pamungkas."Kura-kura?" Annie agak tergoda."Betul. Ikan masnya warnanya macam-macam, cantik sekali."Annie menoleh ke Arlina. "Mama, boleh nggak?"Arlina tersenyum. "Tentu saja boleh."Annie lalu menoleh lagi ke Rexa.Wajah Rexa tetap datar. Dia berdeham sebelum menyahut, "Kalau Annie mau, ya tinggal saja.""Hore!" Annie bersorak kegirangan.Dari ujung mata, Arlina melihat jelas cahaya di mata Rexa. Seolah-olah dia jauh lebih senang daripada putrinya.Setelah makan malam dan duduk sebentar, Arlina dan Rexa pamit pulang."Papa, Mama, dah!" Annie berdiri

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 472

    Tak lama setelah Arlina pergi, seorang perawat bertanya kepada rekan sifnya. "Dokter Arlina sudah pulang? Ada pasiennya yang mau pulang lusa.""Betul. Suaminya datang jemput bawa anak juga.""Wah, itu suami yang Jihan bilang dosen super ganteng itu, 'kan? Sayangnya waktu makan bareng kemarin aku nggak ikut, jadi belum lihat.""Ya. Nggak apa-apa, suaminya kayaknya bakal sering jemput dia, sama anaknya juga. Namanya Annie. Lucu banget, tadi dia kasih aku dua permen. Nih, kasih kamu satu."Mereka bekerja sambil mengobrol, tak sadar ada sosok yang mendekat ke meja perawat, mendengar semua percakapan mereka.Benar juga. Cucu perempuannya itu sejak lahir sampai sekarang belum pernah dia temui. Anak itu adalah keturunannya, tak masuk akal kalau sampai sekarang belum pernah memanggilnya nenek, 'kan? Selama bisa merebut hati si anak, apa susahnya orang tuanya ikut terbawa?Tekad Heidy sudah bulat, sudut bibirnya pun perlahan terangkat.....Saat keluarga kecil Arlina sampai di rumah Keluarga Pr

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 471

    "Baik, baik." Perawat pura-pura sibuk dengan pekerjaannya, tetapi matanya sesekali melirik ke arah Rexa dan Annie.Jihan bilang Rexa sudah berusia 35 tahun, tetapi penampilannya sama sekali tidak seperti itu. Tubuhnya tegap dan tinggi, wajahnya tegas dengan garis yang jelas, seluruh tubuhnya memancarkan kesegaran, sama sekali tidak ada kesan pria paruh baya. Ke mana pun dia pergi, pasti menjadi pusat perhatian.Perawat itu lalu teringat pada pacarnya sendiri. Mereka pacaran sudah tiga tahun dan pacarnya malah bertambah gemuk hingga lebih dari 10 kilogram. Dia menyuruh pacarnya olahraga untuk menjaga badan, tetapi pacarnya sama sekali tak berminat.Sebaliknya, pacarnya berkata dengan percaya diri, "Aku sudah punya pacar, buat apa harus ganteng lagi?"Respons ini membuatnya kesal bukan main, seolah-olah dirinya pantas-pantas saja memiliki pacar yang gemuk dan jelek.Bahkan untuk mengatur tubuh sendiri saja tidak bisa disiplin. Lantas, apa yang bisa diharapkan dari pria semacam ini?Annie

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status