Share

Bab 485

Author: Ghea
Orang yang mengurus masalah itu menatap mereka dengan ekspresi serba salah. "Atasan sudah keluarkan perintah, nggak ada yang boleh ikut campur."

Saat itu, mereka jadi merasa takut pada Rexa, seakan semua yang terjadi di balik layar adalah kendali darinya. Kini tatapan itu muncul kembali, sehingga membuat tubuh Heidy bergetar.

"Ibu Mertua."

Suaranya terdengar tenang, tetapi penuh wibawa. Dua kata "Ibu Mertua" keluar dari mulutnya tanpa menyiratkan sedikit pun emosi.

"Sudah cukup."

Ucapannya itu adalah sebuah peringatan.

Mengingat wajah Maxton yang kurus kering saat baru saja keluar dari kantor polisi, pupil matanya menyempit.

Saat itu, suara Arlina terdengar.

"Aku nggak akan lagi menghadapi semua perlakuanmu tanpa melawan seperti dulu. Aku juga nggak akan membiarkanmu menamparku tanpa perlawanan." Dia melepaskan genggaman tangan Heidy dan menatapnya layaknya menatap seorang asing yang sama sekali tidak ada hubungannya.

"Beberapa hari ini seharusnya kamu sudah paham, sekarang kamu nggak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 500

    "Nggak."Mendengar jawaban itu, Jazlan langsung menghela napas lega. Namun, dia kembali mendengar sambungan kalimat dari Lillia, "Akhir-akhir ini aku memang menolak karena sibuk, tapi mereka sudah menjadwalkan beberapa lagi untukku."Hati Jazlan yang baru saja lega, kembali terasa berat.Setelah ragu beberapa saat, dia lalu berkata dengan canggung, "Sebenarnya nggak harus lewat kencan buta sih. Kalau di sekitar ada orang yang cocok, ya nggak perlu buang-buang waktu kencan buta."Lillia melirik sekilas ke arahnya. Ekspresi wajah Jazlan jelas-jelas seperti menuliskan, "lihat aku, lihat aku".Untuk menggodanya, Lillia sengaja berkata, "Justru karena nggak ada, makanya aku kencan buta."Jazlan langsung refleks menegakkan punggungnya, "Siapa bilang nggak ada? Di depanmu ini ada satu."Begitu kalimat itu dilontarkan, suasana di dalam mobil langsung hening.Lillia tidak menanggapi. Setelah eberapa detik menunggu, Jazlan semakin merasa kecewa sekaligus menyesal. Ingatan tentang bagaimana dulu

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 499

    Lillia sempat canggung, "Kenapa dia cerita semua ke kalian sih.""Kamu nggak tahu saja betapa senangnya dia. Setiap beberapa waktu sekali, dia selalu bilang ke kami kalau kamu muji dia. Annie sampai bilang telinganya sudah kapalan dengar cerita itu."Mendengar ucapannya, Lillia sampai tertawa. Memang persis hal yang bisa dilakukan Jazlan.Melihat Lillia tidak lagi seketus dulu saat membicarakan Jazlan, Arlina merasa keputusan membiarkannya ikut ke Kota Tarui benar-benar tepat."Penilaianmu sama Pak Jazlan ada sedikit berubah nggak?" tanyanya penasaran.Tanpa berpikir panjang, Lillia langsung menjawab, "Nggak ada, tetap saja menurutku dia lumayan kekanak-kanakan."Hati Arlina langsung sedikit kecewa."Tapi ya ...." Lillia menambahkan, "Di balik kekanak-kanakannya ada sedikit sisi imut."Arlina benar-benar menyesal tidak merekam kalimat itu. Kalau Jazlan mendengar, bisa-bisa dia senangnya sampai terbang ke langit.Malamnya saat Lillia turun kerja ke tempat parkir, dia melihat Jazlan berd

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 498

    Arlina sama sekali tidak tahu kalau dirinya membuat Rexa terkena krisis kepercayaan diri soal wajah. Begitu sampai di rumah sakit, dia langsung mulai mengunjungi pasien dan operasi, lalu sibuk tanpa berhenti.Karena Godric sudah keluar dari rumah sakit, seluruh staf di departemen merasa lega. Bahkan, udara pun terasa lebih segar.Saat turun dari ruang operasi siang hari, Arlina melihat jam dan sadar sudah kelewatan waktu makan di kantin. Baru bersiap memesan makanan online, dia melihat Lillia membawa sebuah kantong berjalan ke arahnya."Bu Arlina, sudah makan belum?" tanyanya."Belum, aku mau pesan makanan online."Begitu mendenganya, Lillia segera berkata, "Jangan pesan, kebetulan aku pesan kebanyakan, ayo makan bareng."Arlina pun tidak banyak basa-basi dan langsung menyimpan ponselnya, "Boleh, terima kasih."Keduanya pergi ke ruang makan, Lillia mulai bercerita tentang pasien yang baru saja dia tangani. Besok pasien itu perlu dilakukan penggantian dua katup jantung, perbaikan satu k

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 497

    "Hallo Mama Annie."Beberapa orang itu berbincang sejenak. Karena mereka harus menjemput anak-anak lain, Arlina juga tidak banyak mengganggu. Saat itu Annie kembali menarik tangannya, menunjuk ke arah seorang anak laki-laki tak jauh dari sana dan berkata, "Mama, itu anak paling ganteng di sekolah kami."Arlina mengikuti arah telunjuk kecilnya, melihat seorang anak laki-laki berseragam sekolah. Alis tegas, mata berbinar, hidung tinggi, bibir tipis sedikit terkatup, dan tubuh mungilnya berdiri tegak. Hanya saja, wajahnya agak datar tanpa ekspresi."Punya selera juga." Arlina merendahkan suara sambil berkata, "Nanti kalau sudah besar pasti lebih ganteng lagi.""Itu juga," Annie menunjuk ke arah anak laki-laki lain, "Dia juga ganteng, tapi dia playboy, sering main sama banyak anak perempuan."Arlina tak bisa menahan tawa, "Annie kenal semua anak ganteng di sekolah?"Annie mengangkat wajah dengan sombong, "Tentu saja.""Tahun ini 'kan ada murid baru di kelas kecil."Mata Annie langsung berb

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 496

    Tiba-tiba, bibirnya terasa sakit. Ternyata Rexa menggigitnya di sana.Arlina meringis kesakitan dan menepuknya, "Kamu ngapain sih?"Kalau sampai berdarah, bagaimana dia bisa mengantar Annie ke TK nanti?"Kasih sayang merata, ya?" Suara Rexa rendah, tangannya yang mencengkeram pinggang Arlina jadi tambah penuh tekanan.Arlina justru suka melihatnya terang-terangan cemburu seperti ini. Dia sengaja menatap Rexa tanpa berkata apa-apa dan hanya tersenyum.Rexa kembali menunduk mendekat. "Mm."Kali ini, ciumannya tidak lagi sekadar kecupan. Dia mencengkeram dengan satu tangan dan menahan belakang kepala Arlina agar tidak bisa menghindar. Serangannya begitu kuat.Padahal Annie ada di ruang makan, tapi Rexa masih berani melakukan ini padanya.Ujung telinga Arlina memerah. Tangannya yang lembut menepuk-nepuk dan memberi isyarat agar Rexa melepaskannya. Namun, Rexa jelas sama sekali tidak berniat berhenti."Papa, Mama." Yang ditakutkan akhirnya datang, suara Annie terdengar dari ruang makan. "Kal

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 495

    Annie duduk di atas bahu ayahnya dengan penuh semangat, "Serbuuu, Mama, kami datang!"Gayanya benar-benar serius, Arlina pura-pura ketakutan lalu berlari ke kamar, "Tolonggg ...."Cahaya lampu berkilauan. Dari dalam kamar sesekali terdengar tawa riang, membawa kehangatan di malam yang sepi itu.....Hari pertama Annie masuk sekolah, pagi-pagi sekali keluarga kecil mereka sudah bangun. Rexa sibuk di dapur menyiapkan sarapan, sementara Arlina membantu Annie memakai baju dan mengikat rambutnya.Meski masih kecil, rambut Annie sudah cukup tebal. Arlina berjongkok dan mengikatnya menjadi ekor kuda lalu dikepang, ditambah beberapa jepit berbentuk bintang.Mata Annie bulat dan hitam berkilau. Wajah mungilnya putih bersih, tampak seperti boneka mungil yang menggemaskan. Arlina tidak bisa menahan diri, dia pun mencium pipinya sekali lagi.Kebetulan Rexa masuk ke kamar, Annie langsung minta tolong, "Papa, dari tadi pagi Mama sudah cium aku tiga kali."Sambil berkata demikian, Annie mengangkat em

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status