Bab 8

Rexa tidak menyangka Arlina akan memberi jawaban secepat ini. "Kamu sudah pertimbangkan?"

"Ya." Suara Arlina terdengar mantap, "Aku sudah memikirkannya, tapi aku punya satu permintaan."

"Katakan saja."

"Soal pernikahan ini, jangan dulu diberitahukan ke orangtuaku."

Rexa terdiam beberapa detik. "Itu nggak sesuai adat. Pernikahan adalah hal besar. Meski aku sempat tinggal di luar negeri, aku tetap tahu tradisi kita di sini. Pihak laki-laki harus menemui orang tua pihak perempuan dulu, mendapat persetujuan mereka, lalu membicarakan mahar, dan menentukan tanggal pernikahan. Begitulah seharusnya alurnya."

Arlina menggigit bibirnya. "Aku nggak mau begitu. Kalau mereka tahu aku hamil, mereka pasti akan memaksaku menggugurkan kandungan ini."

Arlina tahu persis sifat Godric yang mementingkan harga diri. Kalau mereka mengetahui kenyataannya, yang menantinya hanya cacian, bahkan mungkin kekerasan. Rexa di seberang sana tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

Takut pria itu berubah pikiran, Arlina bu