Share

Pigura

Author: ALWA
last update Last Updated: 2021-03-19 09:05:54

Cukup lama gawai Gita berdering dan tatapan kedua insan yang telah memadu kasih selama lima tahun itu juga masih saling mengunci satu sama lain.

Sampai pada akhirnya gawai itu berhenti berdering karena tak kunjung mendapat jawaban dari sang empu. Seharusnya Gita sudah bisa menerka kalau jalinan kasih antara Gerhana juga Mentari sungguhlah sangat kuat. Sudah pasti Mentari sedikit mendapat firasat yang tak mengenakkan pertanda pamit Gerhana untuk selama-lamanya.

Gawai Gita kembali berdering dan dalangnya masihlah orang yang sama. Siapa lagi kalau sang kakak.

"Angkat aja," titah Badai dengan mengulum senyum termanisnya untuk Gita agar dia kuat melalui ini semua. Berbicara dengan Mentari saat ini bukanlah perkara yang mudah.

"Hallo," ucap Gita setelah menggeser icon hijau di gawainya.

"Kamu di mana, Dek? Mama nyariin kamu tuh." Gita bisa dengan jelas mendengarkan kalau ada nada kekhawatiran dari setiap kata yang terucap di bibir ranum sang kakak.

"Dek, semalam tuh kamu kenapa sih? Kamu tahu nggak Gerhana semalam datang melamar kakak. Kakak sebentar lagi akan dilamar oleh pangeran kakak."

Hati Gita semakin miris saat mendengar ucapan Mentari barusan. Ingin rasanya Gita berteriak saat ini juga mengatakan kalau Gerhananya Mentari kini telah berpulang ke pangkuan Sang Pencipta. Tapi tidak, Gita harus mengikuti apa yang menjadi keinginan Dimitri. Gita tidak boleh gegabah, Gita percaya kalau langkah yang akan diambil oleh Dimitri adalah langkah yang tepat dan penuh dengan kehati-hatian.

"Aku lagi di Bandung, Kak." Jawaban yang diberikan oleh Gita sungguh sukses membuat Mentari di seberang sana membolakan kedua manik matanya dengan sangat sempurna. Bagaimana bisa sang adik ini bisa berada di Bandung padahal seharian dia pamitnya hanya ke rumah sakit. Dan Gita juga tidak hadir ketika Gerhana melamar Mentari dengan alasan masih ada pasien yang harus dia tangani.

Ketika hendak pulang ada korban lalu lintas yang mengalami kecelakaan parah dan korban tersebut adalah almarhum Adi Gerhana Dimitri.

"Kok di Bandung sih? Katanya kamu lembur kenapa sekarang tiba-tiba ada di sana kamu, Dek?" Meski Gita dan Mentari hanya sepupuan, tapi kedekatan mereka melebihi kedekatan saudara kandung.

"Aku tiba-tiba ada seminar, Kak," dusta Gita. Sakit hati Gita saat dia harus membohongi sang kakak dengan ini semua. Untuk berhadapan dengan Matahari secara langsung Gita seperti kehilangan nyalinya. Rencana yang dijalankan oleh Dimitri sungguh mengajarkan Gita untuk menjadi pengecut.

Lagi  dan lagi Mentari hanya bisa mempercayai apa yang Gita ucapkan tanpa menaruh sedikit saja rasa curiga pada sang adik.

Setelah sambungan telepon mereka terputus Gita merasakan seperti sedang memikul beban yang sangat berat. Bagaimana nanti dia bisa berhadapan dengan sang kakak. 

Badai tahu kalau saat ini sang kekasih sedang terkoyak  habis daksa dan juga sukmanya, Badai pun demikian adanya. Mereka berdua seperti sedang mengklaim diri sebagai manusia termalang di dunia. Tapi mereka sepertinya lupa kalau yang paling terluka di sini adalah Dimitri juga Aisyah yang telah bekerja sama untuk menghadirkan Surya juga Gerhana di didunia ini. Namun, Gerhana justru harus berpulang terlebih dahulu dibandingkan mereka.

Mungkin luka yang akan dirasakan oleh Mentari akan sama sakitnya dengan apa yang dirasakan oleh Dimitri juga Aisyah.

Badai lalu menarik Gita untuk masuk ke dalam dekapannya. Mengunci erat tubuh wanita yang amat dia cintai tersebut. Badai biasa dengan jelas merasakan kebasahan di bagian depan dadanya karena air mata Gita.

Cukup lama adegan teletubbies antara kedua pasang kekasih itu berlangsung. Gita menarik dirinya saat perasaannya sudah mulai membaik.

"Sudah mulai baikan?" tanya Badai sambil mencakup kedua pipi Gita yang telah basah dengan air mata. Gita hanya bisa menjawab lewat anggukan kepala. 

Dimitri meminta Gita untuk menginap di rumahnya selama dia berada di Bandung. gita tak punya pilihan lain selain menerima apa yang diberikan oleh Dimitri.

~~~

Hari ini sudah hari ketiga setelah kepergian anak kedua pasangan Dimitri Gemilang dan juga Aisyah Humairah. Meski sudah berlalu 72 jam berlalu Gerhana sudah tidak berada di dunia ini, tapi bagi keluarga Dimitri anak tertengil itu masih seperti hidup dan ada di rumah ini.

KREK~~~

Pintu kamar Gerhana dibuka oleh sang saudara kembar, Surya. Baru setengah pintu itu terbuka aroma parfum yang sering digunakan oleh Gerhana sungguh menggelitik indra penciuman Surya. Dan hal tersebut semakin membuat hati Surya terkulai lemas. Sakit dan perih itulah yang dirasakan oleh Surya saat ini.

Tangis Surya luruh saat tubuhnya telah masuk seluruhnya di kamar Gerhana. Surya adalah tipikal orang yang pantang sekali untuk memperlihatkan sisi lemahnya di hadapan orang, termasuk keluarga dekatnya sekalipun. Itulah kenapa Surya mengunci kamar Gerhana.

Ada dua pigura yang sungguh menarik perhatian Surya. Tangan Surya terulur untuk meraih pigura tersebut. Pigura pertama yang diambil oleh Surya adalah pigura yang membingkai potret Gerhana. Melihat potret sang adik akhirnya benteng pertahanan milik Surya runtuh juga, di sini, di kamar milik Gerhana, Surya menampakkan sisi lemahnya.

"Ger, kita tuh di kandungan Mama barengan. Lalu kenapa kamu tinggalin aku lebih dulu? Aku memang bukan saudara yang baik untuk kamu, tapi tolong jangan hukum aku dengan seperti ini," ucap Surya dengan nada bergetar. Setetes demi setetes air mata Surya mulai jatuh membasahi pigura yang berada di genggaman Surya.

Puas menatap pigura yang membingkai potret wajah Gerhana, Surya kemudian beralih ke pigura yang satunya. Cukup lama Surya termenung menatap sendu pigura tersebut.

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dua Kali Menikah   Hanya Tiga Bulan

    "Kamu gila, Mas!""Aku nggak mungkin ceraikan dia!"Kening Surya sontak mengernyit saat mendengar penolakan yang diberikan oleh Yana. Kenapa ini? Kenapa mendadak Yana menjadi bimbang dengan keputusannya? Apa yang telah Hilal lakukan pada Yana sehingga wanita itu tampak berpikir keras untuk menceraikan lelaki yang sama sekali tak mencintainya itu?"Bukannya kamu yang semangat sekali untuk menceraikan dia dulu? Aku hanya mengingatkanmu mungkin saja kamu sudah lupa," ucap Surya dengan nada yang terdengar tidak baik-baik saja.Yana hanya bisa diam, tak bisa lagi dia berkata-kata. Dia seperti sedang menjilat ludahnya sendiri, karena apa yang dikatakan oleh Surya memanglah benar adanya. Dulu Yana begitu semangat untuk menceraikan Hilal. Sebenarnya rencana itu telah terealisasi, Yana sudah mengutarakan niatnya untuk menceraikan Hilal.Hilal sudah setuju?

  • Dua Kali Menikah   Ceraikan Dia

    Siapa yang tak mengenal dua pasangan tersebut. Mega Adi Kesuma ada putri tunggal dari pasangan Thareq Akbar Satria juga Amanda Maha Putri yang dulunya adalah Amanda Larasati. "Jadi Genta akan menikah dengan anaknya Om Akbar?" Surya masih tak percaya anak dari kelas ekonomi menengah ke bawah akan menjadi menantu di keluarga Ibrahim. Semua orang tahu kalau papa Mega ada orang nomor dua di Darma Corp. "Kamu kenal calon suaminya Mega, Mas?" tanya Yana dengan nada melengking. "Teman SD dan juga SMP aku." "Baik nggak dia, Mas? Aku nggak mau sahabatku itu diapa-apain sama dia." Sebelah tangan Surya lalu terulur untuk mengelus rambut Yana yang hitam lebat tersebut. "Genta itu orang baik, Om Akbar juga adalah orang yang penuh dengan pertimbangan apalagi jika menyangkut tentang Tante Manda juga Mega, dia akan menjadi garda terdepan untuk membelanya."

  • Dua Kali Menikah   Berbohong

    Yana lantas merogoh handbagnya lalu mengeluarkan sebuah undangan dengan inisial M dan juga G di sampul depannya. Melihat inisial dari undangan tersebut membuat Surya tampak kesulitan untuk sekedar meneguk salivanya. M apakah itu Mentari dan G apakah itu Gerhana? Tidak ini pasti bukan undangannya. Surya memang tidak sedikit pun ikut andil dalam persiapan pernikahannya yang akan diselenggarakan di kota dengan julukan Bandung tersebut. Semua persiapan mulai dari hal terkecil sampai terbesar dia serahkan pada Mentari, tugas Surya hanya membiayai buka mengurusi. Surya sampai memberikan black cardnya pada Mentari untuk dia gunakan dan sampai saat ini Surya tak menemukan ada transaksi yang mencurigakan. "Teman kamu nikah di Bandung juga?" tanya Surya dengan terbata-bata. "Juga?" Surya lekas menutup mulutnya rapat-rapat saat dia kini menyadar

  • Dua Kali Menikah   Menuju Hari Bahagia

    Badai tampak menghela napasnya secara kasar saat harus menjelaskan alasan kenapa harus memilih Kuncoro ketimbang Agasa. Yang terlintas di benak Badai saat ini hanyalah bagaimana bisa diterima bekerja dalam waktu yang terbilang cukup instan, "Untuk masuk ke Kuncoro kita hanya perlu yang namanya sertifikat PERADI, track record urusan belakang." Mendengar apa yang baru saja dijelaskan oleh Badai membuat Mentari sadar kalau apa yang kini dipikirkan oleh lelaki yang sebentar lagi menjadi adik iparnya juga pernah terpikirkan olehnya 2 tahun yang lalu. Namun setelah Mentari mengupgrade kualitas dirinya, pola pikir Mentari pun lambat laun juga ikut berubah. Kini Mentari tidak mau hanya dikenal seseorang yang hanya memiliki selembar kertas berharga bersama sertifikat PERADI, tapi di juga ingin dikenal karena kualitas diri yang dimiliki. "Lalu untuk Agasa bagaimana?" Walau bagaimanapu

  • Dua Kali Menikah   Di Mana Akan Berlabuh

    "Sekarang kamu pulang dan jangan pernah kamu ikut campur urusan kakak lagi!" Urat-urat hijau menyembul dari balik pelipis Surya, rahang bawahnya pun tampak mengencang, sorot matanya begitu tajam. Dia seperti sedang menganggap kalau Badai saat ini adalah mangsa buruan yang sangat sayang untuk dilakukan. "Ketemu Yana lagi?" Namun, Surya seakan tak menaruh sedikit saja rasa peduli atas apa yang dikatakan oleh Badai. "Kamu nggak boleh begini, Kak! Sebentar lagi kamu akan menjadi suaminya. Kak Gerhana saja tidak pernah memperlakukan Mentari seperti ini." Kecaman yang diucapkan oleh Badai membuat Surya dengan cepat memutar badannya. Lagi dan lagi tatapan penuh amarah Surya layangkan pada sang adik yang saat ini juga sedang menatapnya dengan sangat tajam laksana tatapan burung elang yang sedang membidik mangsanya. "Aku ini Surya, bukan Gerhana," ucap Surya sambil mencengkeram

  • Dua Kali Menikah   Cekalan Dari Badai

    "Mentari itu wanita spesial di mataku, Pa, Ma. Jadi izinkan aku untuk kali ini memuliakan dia." Siapapun yang mengetahui tentang masalah yang saat ini sedang menimpa keluarga Dimitri pasti tidak akan menyangka kalau yang tadi berujar begitu manis pada Mentari bukanlah Gerhana melainkan Surya. Dimitri lalu menepuk pelan punggung sang putra sulung dengan raut wajah yang penuh rasa bangga, Kerja sama yang mereka lakukan sungguhlah sangat memukau. Hal ini Surya lakukan bukan karena dia mulai luluh dan membuka hatinya untuk Mentari, tapi dia sedang mencari perhatian pada lelaki yang kurang empat belas hari lagi akan menjadi papa mertuanya. Jujur Surya merasa risih dengan apa yang kini Rangga lakukan pada dirinya, Memangnya apa yang telah dilakukan oleh Rangga pada putra mahkota Gemilang Group tersebut. Rangga terus menatap Surya penuh selidik tak ubahnya seperti penjahat yang baru saja membuat rugi negara de

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status