Beranda / Romansa / Dua Kali Menikah / Tamparan Untuk Gita

Share

Tamparan Untuk Gita

Penulis: ALWA
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-19 09:03:59

Ternyata benar Gita juga perlu dikuatkan. Terlebih lagi yang meninggal ini adalah lelaki yang akan menjadi kakak iparnya.

Gita saja begitu hancurnya apalagi Mentari. Wanita yang memiliki paras teduh tersebut mungkin akan memilih untuk segera menyusul Gerhana saja.

Badai dan Gita telah cukup lama menjalin kasih. Ikatan batin di antara mereka sudah tidak bisa lagi diragukan. Tanpa Gita menjelaskan pun Badai sudah tahu apa yang ada di pikiran sang kekasih saat ini.

"Semua akan baik-baik saja," bisik Badai di telinga Gita. Gita terlalu lelah untuk menyampaikan apa arti dari ucapan Badai barusan. 

KREK~~~

Pintu kamar jenazah terbuka dengan sangat lebar jantung mereka semua yang sedang berada di sini sudah layaknya genderang peang yang sedang ditalu dengan sangat cepat. 

"Gerhana!!!" Lagi dan lagi teriakan itu berasal dari Aisyah. Belum melihat jasad sang anak saja dia sudah begitu kacaunya apalagi jika sudah melihat. Pasti kacaunya akan berkali-kali lipat. 

Surya harus sekuat tenaga untuk menahan Aisyah agar tak kehilangan kontrol atas dirinya sendiri.

Aisyah mendadak menjadi jelmaan Hulk saat melihat hanya ada satu jenazah yang ada di sini. Apakah itu jenazah milik Adi Gerhana Dimitri? Apakah itu jenazah dari salah satu anak lelaki yang lahir dari rahimnya?

Saat Aisyah menyibakkan kain putih yang membungkus jasad kaku tersebut, dia tak ingin mempercayai kalau itu adalah sang putra, tapi sayang kedua manik mata Aisyah masih berfungsi dengan sangat baik. 

Aisyah lalu menangkup pipi Gerhana yang telah mendingin, wajahnya pun sudah memucat tidak lagi secerah dahulu. 

"Gerhana bangun sayang, ini Mama, Nak," ucap Aisyah sambil meletakkan kepalanya di dada sang putra yang tidak lagi terdengar detak jantungnya. Kini Aisyah sadar kalau sang putra memang telah mendahuluinya untuk kembali ke Sang Pencipta. 

Dengan langkah pelan tapi pasti Dimitri mendekati Aisyah, belahan jiwanya, wanita yang telah menemaninya sejak 28 tahun yang lalu. Diikuti dengan kedua putranya dan juga calon menantu di belakangnya. 

Dimitri menarik pelan kedua bahu sang istri tapi seketika Aisyah berubah menjadi sangat kuat. Apakah ini yang dinamakan sebagai the power of broken heart?

"Gerhana." Aisyah terus saja merancukan nama sang putra. Tapi tak peduli sekeras apapun Aisyah meracau Gerhananya tidak akan pernah kembali. 

Kedua manik mata Aisyah lalu menatap lekat-lekat sang calon menantu Sagita Aryanti. Sebagai wanita yang melahirkan Gerhana, dia berhak tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi pada putranya. 

PLAK~~~

Satu tamparan keras mendarat dengan sangat sempurna di sebelah pipi Gita dari Aisyah. Hal ini jelas membuat semua orang plonga-plongo tak percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini.  Ke mana perginya Aisyah yang senantiasa bersifat lemah lembut. Berkata kasar saja Aisyah tidak pernah apalagi sampai melakukan perbuatan seperti barusan.  Puluhan tahun Dimitri mengenal sang istri baru kali ini dia melihat dia seperti orang yang kehilangan warasnya. 

"Mama."

"Tante."

Badai dan juga Gita kompak memanggil Mama Aisyah dengan panggilan berbeda.

Semua orang tahu kalau saat ini keluarga Dimitri sedang diselimuti duka, tapi mereka tetap harus menggunakan akal sehat mereka dalam setiap kondisi. 

"Apa-apaan kamu,  Ma?" Dimitri pun tak mau ketinggalan untuk memberikan sentakan pada sang istri yang telah melampaui batasannya itu. 

"Aku? Kamu bertanya aku kenapa? Kamu lihat Gerhanaku sudah tak bernyawa lagi. Dan kamu masih bertanya aku kenapa?" tanya Aisyah dengan sangat lantang dan lugas. Urat-urat hijau menyembul dari pelipisnya. Dia sungguh muak sekarang. Rasanya dia ingin sekali pergi menyusul Gerhana saat ini juga. 

"Kita semua tahu kalau Gerhana sudah meninggal. Tapi kenapa kamu melampiaskannya pada Gita? Memang Gita salah apa?" tanya Dimitri dengan tak kalah nyaring. Andai saja Gerhana hanya tertidur mungkin saja dia akan sangat terusik dengan pertengkaran ini. 

"Karena dia itu nggak becus jadi dokter. Kalau nggak bisa menyelamatkan nyawa nggak usah jadi dokter, deh." Surya pun yang sedari tadi terdiam kini mendadak bereaksi manakala mendengar ucapan sang mama yang terkesan mengada-ada itu. 

"Ma, Gita itu hanya seorang dokter.  Sekeras apapun Gita berusaha tapi kalau Allah sudah menugaskan Malaikat Izrail untuk memanggil Gerhana usaha Gita memang sudah selesai. Sebagai seorang dokter Gita pasti akan berusaha sekuat mungkin untuk menyelamatkan Gerhana."

"Jangan menghakimi seseorang untuk kesalahan yang nggak dia perbuat sama sekali, Ma."

Ucapan dari surya tersebut sangat sukses untuk membungkam mulut Aisyah. Dia tak mempunyai jawaban yang sangat pas untuk menimpali apa yang diucapkan tadi oleh Surya. 

"Maafkan, mama ya?" bisik Badai di telinga Gita. Badai tahu kalau Gita akan memaklumi sifat sang mama. 

Dan benar saja wanita yang memiliki hati selembut kapas itu hanya mengulas senyum termanisnya sambil menggerakkan kepalanya ke atas dan ke bawah

Setelah situasi sudah mulai sedikit kondusif Gita memberanikan diri untuk menanyakan di manakah Gerhana akan dimakamkan? 

"Om ...." Panggilan dari Gita membuat atensi Dimitri teralihkan. 

"Iya, Git. Ada apa, Nak?" tanya Dimitri dengan hati yang dibuat tegar tapi nyatanya dia juga ikut terpukul dengan kepergian Gerhana yang sangat mendadak ini. 

"Kak, Gerhana akan dimakamkan di mana?" tanya Gita pada Dimitri sambil menggigit bibir bawahnya.

Bersambung ....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dua Kali Menikah   Hanya Tiga Bulan

    "Kamu gila, Mas!""Aku nggak mungkin ceraikan dia!"Kening Surya sontak mengernyit saat mendengar penolakan yang diberikan oleh Yana. Kenapa ini? Kenapa mendadak Yana menjadi bimbang dengan keputusannya? Apa yang telah Hilal lakukan pada Yana sehingga wanita itu tampak berpikir keras untuk menceraikan lelaki yang sama sekali tak mencintainya itu?"Bukannya kamu yang semangat sekali untuk menceraikan dia dulu? Aku hanya mengingatkanmu mungkin saja kamu sudah lupa," ucap Surya dengan nada yang terdengar tidak baik-baik saja.Yana hanya bisa diam, tak bisa lagi dia berkata-kata. Dia seperti sedang menjilat ludahnya sendiri, karena apa yang dikatakan oleh Surya memanglah benar adanya. Dulu Yana begitu semangat untuk menceraikan Hilal. Sebenarnya rencana itu telah terealisasi, Yana sudah mengutarakan niatnya untuk menceraikan Hilal.Hilal sudah setuju?

  • Dua Kali Menikah   Ceraikan Dia

    Siapa yang tak mengenal dua pasangan tersebut. Mega Adi Kesuma ada putri tunggal dari pasangan Thareq Akbar Satria juga Amanda Maha Putri yang dulunya adalah Amanda Larasati. "Jadi Genta akan menikah dengan anaknya Om Akbar?" Surya masih tak percaya anak dari kelas ekonomi menengah ke bawah akan menjadi menantu di keluarga Ibrahim. Semua orang tahu kalau papa Mega ada orang nomor dua di Darma Corp. "Kamu kenal calon suaminya Mega, Mas?" tanya Yana dengan nada melengking. "Teman SD dan juga SMP aku." "Baik nggak dia, Mas? Aku nggak mau sahabatku itu diapa-apain sama dia." Sebelah tangan Surya lalu terulur untuk mengelus rambut Yana yang hitam lebat tersebut. "Genta itu orang baik, Om Akbar juga adalah orang yang penuh dengan pertimbangan apalagi jika menyangkut tentang Tante Manda juga Mega, dia akan menjadi garda terdepan untuk membelanya."

  • Dua Kali Menikah   Berbohong

    Yana lantas merogoh handbagnya lalu mengeluarkan sebuah undangan dengan inisial M dan juga G di sampul depannya. Melihat inisial dari undangan tersebut membuat Surya tampak kesulitan untuk sekedar meneguk salivanya. M apakah itu Mentari dan G apakah itu Gerhana? Tidak ini pasti bukan undangannya. Surya memang tidak sedikit pun ikut andil dalam persiapan pernikahannya yang akan diselenggarakan di kota dengan julukan Bandung tersebut. Semua persiapan mulai dari hal terkecil sampai terbesar dia serahkan pada Mentari, tugas Surya hanya membiayai buka mengurusi. Surya sampai memberikan black cardnya pada Mentari untuk dia gunakan dan sampai saat ini Surya tak menemukan ada transaksi yang mencurigakan. "Teman kamu nikah di Bandung juga?" tanya Surya dengan terbata-bata. "Juga?" Surya lekas menutup mulutnya rapat-rapat saat dia kini menyadar

  • Dua Kali Menikah   Menuju Hari Bahagia

    Badai tampak menghela napasnya secara kasar saat harus menjelaskan alasan kenapa harus memilih Kuncoro ketimbang Agasa. Yang terlintas di benak Badai saat ini hanyalah bagaimana bisa diterima bekerja dalam waktu yang terbilang cukup instan, "Untuk masuk ke Kuncoro kita hanya perlu yang namanya sertifikat PERADI, track record urusan belakang." Mendengar apa yang baru saja dijelaskan oleh Badai membuat Mentari sadar kalau apa yang kini dipikirkan oleh lelaki yang sebentar lagi menjadi adik iparnya juga pernah terpikirkan olehnya 2 tahun yang lalu. Namun setelah Mentari mengupgrade kualitas dirinya, pola pikir Mentari pun lambat laun juga ikut berubah. Kini Mentari tidak mau hanya dikenal seseorang yang hanya memiliki selembar kertas berharga bersama sertifikat PERADI, tapi di juga ingin dikenal karena kualitas diri yang dimiliki. "Lalu untuk Agasa bagaimana?" Walau bagaimanapu

  • Dua Kali Menikah   Di Mana Akan Berlabuh

    "Sekarang kamu pulang dan jangan pernah kamu ikut campur urusan kakak lagi!" Urat-urat hijau menyembul dari balik pelipis Surya, rahang bawahnya pun tampak mengencang, sorot matanya begitu tajam. Dia seperti sedang menganggap kalau Badai saat ini adalah mangsa buruan yang sangat sayang untuk dilakukan. "Ketemu Yana lagi?" Namun, Surya seakan tak menaruh sedikit saja rasa peduli atas apa yang dikatakan oleh Badai. "Kamu nggak boleh begini, Kak! Sebentar lagi kamu akan menjadi suaminya. Kak Gerhana saja tidak pernah memperlakukan Mentari seperti ini." Kecaman yang diucapkan oleh Badai membuat Surya dengan cepat memutar badannya. Lagi dan lagi tatapan penuh amarah Surya layangkan pada sang adik yang saat ini juga sedang menatapnya dengan sangat tajam laksana tatapan burung elang yang sedang membidik mangsanya. "Aku ini Surya, bukan Gerhana," ucap Surya sambil mencengkeram

  • Dua Kali Menikah   Cekalan Dari Badai

    "Mentari itu wanita spesial di mataku, Pa, Ma. Jadi izinkan aku untuk kali ini memuliakan dia." Siapapun yang mengetahui tentang masalah yang saat ini sedang menimpa keluarga Dimitri pasti tidak akan menyangka kalau yang tadi berujar begitu manis pada Mentari bukanlah Gerhana melainkan Surya. Dimitri lalu menepuk pelan punggung sang putra sulung dengan raut wajah yang penuh rasa bangga, Kerja sama yang mereka lakukan sungguhlah sangat memukau. Hal ini Surya lakukan bukan karena dia mulai luluh dan membuka hatinya untuk Mentari, tapi dia sedang mencari perhatian pada lelaki yang kurang empat belas hari lagi akan menjadi papa mertuanya. Jujur Surya merasa risih dengan apa yang kini Rangga lakukan pada dirinya, Memangnya apa yang telah dilakukan oleh Rangga pada putra mahkota Gemilang Group tersebut. Rangga terus menatap Surya penuh selidik tak ubahnya seperti penjahat yang baru saja membuat rugi negara de

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status