Share

Menjemput Gerhana

"Tolong untuk kali ini saja?" ulang Surya dengan nada yang tampak mengejek disertai dengan senyum sarkas miliknya. 

Dimitri diam tak bergeming, dia tahu setelah ini sang putra yang selalu dia banggakan ini akan kembali menguji sabarnya. 

"Jadi perjuanganku untuk melambungkan nama Gemilang Corp kalian anggap apa?" tanya Surya dengan sifat jemawanya. 

"Aku nggak akan menikahi Mentari, titik," ucap Surya dengan penuh penekanan. 

Karena ucapan Surya tersebut, Aisyah semakin membuat terisak. 

"Kalian memintaku menikahi Mentari itu sama saja kalau kalian pesimis dengan kesembuhan Gerhana."

BUG~~~

Setelah mendapatkan satu tamparan dari Dimitri kini Surya kembali mendapatkan satu bogem mentah dari sang adik bungsu, Adi badai Dimitri. 

Baru saja Badai ingin mengucapkan apa yang menjadi uneg-unegnya, tapi Dimitri sudah menariknya mundur ke belakang, di sini yang kepala keluarga adalah dirinya. Jadi sudah seharusnya dialah yang mengambil keputusan dan apa yang telah ditentukan oleh Dimitri adalah keputusan yang tak bisa diganggu gugat. 

"Kamu akan tetap menggantikan Surya--"

Ucapan Dimitri menggantung saat awal badai kembali berdering.  Dan lagi yang menelepon Badai adalah sang kekasih, Gita. 

Sejenak akral sekeliling Badai mendingin.

BRAK~~~

Jendela di ruang kerja Dimitri yang semula tertutup rapat mendadak terbuka. 

Jika Surya adalah anak penurut,  Gerhana adalah anak yang pembangkang, maka Badai adalah anak yang pandai dan mempunyai telepati yang sangat kuat dengan orang-orang sekelilingnya. 

"Ha--lo ...," ucap badai dengan terbata-bata. Sebelum-sebelumnya setiap kali Gita meneleponnya Badai akan menerimanya dengan hati berdebar karena senang bukan main. Tapi sekarang, hati Badai bergetar bukan karena senang, dia tahu apa yang akan Gita sampaikan bukanlah hal yang tak mengenakkan untuk dirinya dan untuk semua Keluarga Dimitri. 

Air mata yang sedari tadi Badai tahan akhirnya luluh juga. Kini bukan lagi Dimitri yang merebut gawai milik Badai melainkan Aisyah. Dia mamanya Gerhana, dia berhak tahu apa yang sedang anaknya alami saat ini. Andai Gerhana kecelakaan dekat sini mungkin mereka akan segera menyusul, tapi tidak. 

Keluarga Dimitri berada di Bandung sedangkan lokasi kecelakaan Gerhana saat ini ada di Surabaya. Iya, Gita dan Mentari adalah seorang sepupu. Gita pun sebenarnya tak bisa membayang kalau berita ini sampai ke telinga Mentari akan seperti apa jadinya. 

Apalagi kondisi Mentari baru saja membaik setelah di mengalami GDM atau yang selama ini kita kenal sebagai Gangguan Depresi Mayor. 

Iya, Mentari pernah mengalami pelecehan seksual yang mengakibatkan dia kehilangan kesucian beberapa tahun yang lalu. 

"Gita ... Gerhana bagaimana sayang?” tanya Aisyah dengan suara yang terdengar sangat parau. 

"Maaf, Tante. Tapi kami tim dokter yang menangani Kak Gerhana telah berusaha semaksimal mungkin. Allah lebih menyayangi Kak Gerhana."

Patah hati terhebat seorang ibu adalah ketika anak yang dia kandung dan dia lahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya kini sudah pergi menghadap Sang Pencipta. 

Hati Aisyah hancur berkeping-keping saat mengetahui kalau Gerhana telah meninggalkannya. Gerhana telah mendahuluinya. 

Perlahan tapi pasti kedua manik mata Aisyah menggelap. Wanita yang masih terlihat cantik meski usianya  telah memasuki usia 49 tahun itu jatuh tak sadarkan diri di dada bidang milik sang putra sulung. 

Kini keluarga Dimitri benar-benar sedang diselimuti nelangsa. 

Satu jam pasca sadar dari pingsannya seluruh Keluarga Dimitri bertolak menuju Surabaya untuk menjemput Surya yang telah terbujur kaku tak berdaya. Dimitri harus meredam media agar berita meninggalnya Gerhana tidak  sampai terkuak. 

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dalam waktu singkat kini Keluarga Dimitri sampai di rumah sakit tempat Gerhana mendapatkan penanganan meski dia tetap harus meregang nyawa. 

Kedatangan mereka disambut oleh kepala rumah sakit dan juga Sagita Ariyanti calon menantu mereka dari Adi Badai Dimitri. Suasana duka sangat kental di rumah sakit ini. Siapapun bisa merasakannya. 

Belum lagi isak tangis Aisyah yang kini sedang diapit kedua putranya Surya dan juga Badai. 

Kepala rumah sakit dan juga Gita lantas mengantar keluarga konglomerat ini ke ruang jenazah tempat Gerhana berada. 

"Mama kuat? Kalau nggak kuat, nggak usah masuk ke dalam, ya?" Aisyah dengan cepat menggeleng atas pertanyaan yang diucapkan tadi oleh putra sulungnya. Dia ingin melihat Gerhana untuk yang terakhir kalinya. Tak sedetik pun Aisyah ingin berpisah dengan istri keduanya tersebut. 

"Mama mau lihat Gerhana," ucap Mama Aisyah dengan tatapan penuh iba. Sungguh terluka hari Surya saat ini. Saudara kembarnya kini telah tiada. 

Kian mendekati kamar jenazah aura duka pun semakin menjadi-jadi. Gita yang akan membuka pintu kamar jenazah mendadak merasakan tremor di sekujur tubuhnya. Dan hal tersebut dapat dilihat dengan jelas oleh kedua manik mata Badai. Tapi dia ragu untuk melepaskan rangkulannya pada Aisyah. 

Surya buru-buru memberikan kode pada sang adik untuk urusan menguatkan surga mereka biarlah menjadi tugasnya. Badai bisa menguatkan Gita, Gita telah berjuang sedari tadi untuk menyelamatkan Gerhana. Kini setelah tugas Gita selesai dia juga perlu dikuatkan oleh kekasih hatinya tersebut. 

Bersambung ....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status