Share

Gama Menghilang Setelah Mendapat Balasan

Duduk di kursi tunggu, Hera saling meremas tangannya gelisah. Matanya memanas. Entah berapa puluh kali Hera berusaha menepis air di sudut matanya. Ia tak ingin menangis.

Jangan sampai saat ia menemui Mentari nanti, anak itu akan melihat tangis di matanya.

“Apa yang sedang dilakukan dokter di dalam sana. Kenapa dia lama sekali,” cemas Hera bangkit berdiri lalu bergerak mondar-mandir seperti setrikaan.

Iren menaikan panakandangan dan menatapnya iba. Iren yakin, ibu manapun pasti merasakan kegelisahan dan kecemasan yang sama jika ada di posisi yang sama dengan Hera.

Menghembuskan napas pelan, Iren pun ikut bangkit dan menghentikan langkah Hera dengan menyentuh pundaknya. 

“Tenang, Hera. Dokter sedang melakukan tugasnya. Dia pasti akan berusaha melakukan yang terbaik untuk Mentari. Kau harus percaya, Mentari akan baik-baik saja,” hibur Iren.

Hera tak mengangguk. Ia hanya menatap lirih pada pintu ruang UGD yang tertut

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status