Share

17. Dua Pilar Cinta

Rania perlahan mulai membuka mata. Kepalanya masih agak pusing ketika pandangannya dipaksakan untuk memindai sekeliling. “Mama,” lirihnya.

Rania bersandar pada punggung kasur dengan dibantu Risa. Ratnawan dan Raihan tengah duduk di sofa yang terletak tak jauh dari ranjang. Dokter baru saja mengecek keadaan gadis itu. Tak ada yang perlu dikhawatirkan karena Rania hanya syok. Dirasa keadaan membaik, Ratnawan dan Risa memilih pamit. Kini, ruangan hanya diisi oleh Raihan dan juga Rania.

Kondisi rumah sudah mulai terkendali. Meski begitu, para penjaga masih mencari keberadaan pelaku. Para pengawal yang berjumlah puluhan orang menyisir dan melakukan pengecekan di seluruh sudut rumah.

“Lu sebaiknya tidur,” ucap Raihan.

Rania segera memunggungi pemuda itu. Kejadian tadi terus terbayang dalam benaknya. Ia yang akan marah karena Raihan tiba-tiba memeluknya, dikagetkan dengan suara letusan. Setelahnya, ia dibuat berguling-guling beberapa kali

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status