Share

114. bicara empat mata

"Terima kasih sudah datang Mutia ....." Lelaki itu berkata dengan lirih padaku, setiap dua puluh detik ia merintih, jemarinya yang hancur nyaris putus dari telapak tangannya. Sungguh tak tega hati ini menyaksikan penderitaan Mas Faisal meski tadinya aku sebal padanya.

Ya Tuhan, andai aku tahu formula menghilangkan rasa sakit, niscaya akan kubantu ia untuk meredakan penderitaannya.

"Aku datang menemani anak anak dan membawakan makanan, kau harus sembuh Mas," jawabku sambil menelan ludah. Andaipun ia sembuh, tangannya pasti cacat.

Lelaki itu dulu kadang plin-plan, kadang juga begitu memegang prinsip dan martabatnya, ia tak mau anak anak meremehkannya sehingga ia tunaikan sumpahnya dengan cara menyakitkan. Sesuai dengan harapannya, ia akan sama sama akan punya kekurangan dengan Heri.

"Maafkan aku Mutiara, maafkan aku yang telah memberimu penderitaan tanpa akhir, ampuni dosa dosaku, maafkan aku mutiara...." Ia kembali meneteskan air mata. Kulit bibirnya yang mengelupas dan bola matanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
udah punya istri setia dan baik masih aja mendua jadi terima resikonya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status