LOGIN“Aku akan…” “Gael, sudahlah.” Bree tidak ingin mereka bertengkar hari ini. Dia menenangkan Gael, lalu berpaling pada Rad yang masih menampakkan wajah tidak bersalah. “Dan kau, cukup!” Rad mengangkat bahu dengan santai. “Aku hanya ingin dia melakukan tugasnya.” “Kau mulai terdengar seperti ibumu saat bertemu denganku dulu. Memastikan kau mempunyai keturunan!” Bree mendengus.“Oh? Benarkah?” Rad mendongak heran. Rad hanya bermaksud mengingatkan, tidak sampai harus menuntut. “Ya. Karena itu jangan membahasnya sekarang.” Rad akhirnya kembali diam, merenung apakah dia memang terdengar seperti ibunya. Bree biasanya tidak berkomentar tentang masalah menikah ini, karena sebenarnya juga ingin Gael cepat menikah. Tapi Bree tidak ingin memaksa. Bree ingin hubungan Gael terjadi lebih alami. “Kau boleh menikah kapan saja. Terserah kau. Tapi ingat tentang Valois dan Donovan.” Bree memberi kelonggaran, tapi tidak akan membiarkan Gael melupakan. Gael mengeluh dalam hati, tidak berani lag
RIBUAN MALAM BERIKUTNYA Pelabuhan Marseilles ramai seperti biasa. Selama beberapa tahun ini, pelabuhan itu tidak pernah sepi, selalu ramai oleh pedagang dari seberang, serta pembeli pastinya. Dan hal itu juga berarti kemakmuran. Tidak ada yang mengalahkan Marseilles dalam hal perdagangan. Kekuatan ekonomi kokoh yang dihasilkan oleh disiplin dan keputusan yang tepat dari Radford Valois selama berkuasa. Beberapa dari penghuni pelabuhan yang biasa, tentu merasa khawatir saat kekuasaannya berganti, tapi sejauh ini—setelah tiga tahun kekuasaan Duke Valois berganti, tidak ada hal buruk terjadi. Hanya saja Duke yang baru sangat jarang turun sendiri ke lapangan. Sebagai ganti dia mengirim anak buah—orang pilihan yang ditunjuk untuk mengawasi dan melaporkan apa yang terjadi. Tapi absennya Duke Valois yang baru itu bisa dimaklumi, karena dia tidak hanya mengurus Marseilles. Ada wilayah Le Mans yang sekarang juga sudah resmi menjadi wilayah kekuasaannya. Maka absennya Duke Gael Valois sang
“Yang aku maksudkan adalah, kalian tidak lebih tenang daripada Elf, demikian juga Gael, karena dia tetap meminum darah. Karena itu, aku ingin meminta tolong kepada kalian.” Bree dan Rad sekarang mengernyit. Mereka mengira Sorrel akan mengatakan sesuatu hal yang menegur atau apa, bukan meminta tolong. “Aku ingin kalian menjaga Gael—bukan menjaga secara fisik, tapi menjaga sifat dan ketenangannya, agar dia tidak terlalu oleng pada sisi liar vampire. Dan aku harus mengatakan ini karena kekuatan elemen waktu bisa sangat berbahaya. Kalian tentu melihat buktinya seperti apa.” Amory terlihat ingin bicara, tapi Sorrel menghentikannya. “Iya, aku tahu kalian sudah jauh lebih tenang, melebihi vampir manapun di dunia ini, karena sudah tidak membunuh ketika makan. Tetapi itu belum cukup. Seorang pemilik elemen waktu harus bisa berpikir tenang dan bijak. Aku tidak tahu apakah nanti Gael akan memiliki kekuatan yang mirip dengan Ara atau tidak, karena bagaimanapun dia bukan Elf murni. Tapi jika
Dan tentu saja Gael meraih bunga itu dengan kedua tangan, bahkan sebelum Rad maupun Bree bisa mencegah. Mereka tidak tahu apakah bunga itu boleh dipegang. Tapi tangan Gael tidak bisa menyentuh bunga itu. Bunga itu seolah dilindungi kekuatan bulat yang tidak nampak, dan Gael hanya bisa menyentuh bagian luarnya. Bocah itu tentu merasa kesal. Dia ingin menyentuh, tapi pukulan tangan tidak bisa meraih bunga itu. Sampai Sorrel berjalan mendekat dan berjongkok di hadapan Gael.. “Jangan terlalu kasar, kau tak akan bisa menyentuhnya.” Sorrel mengusap kepala Gael sambil tersenyum. “Apa kau menyukainya?” tanya Sorrel. Gael mengangguk. “Indah… Grand-mère Ara…” Gael sedikit kebingungan dengan apa yang dilihat, tapi paham bunga itu berhubungan dengan Ara. “Benar. Aku senang kau mengerti.” Sorrel berdiri, menatap Gael dengan senyum jahil. “Karena kau menyukainya, maka kau akan memilikinya… Ha.. Aku bercanda. Sebenarnya ini bukan pilihan, kau akan tetap memilikinya.” Sampai disitu Gael sud
Sorrel memakaikan baju Ara yang biasa, termasuk semua perhiasan. Pada pinggangnya, tergantung rantai tipis yang mengitari, terlihat beberapa buah jam pasir mungil terikat pada ujungnya. Rambut Ara yang kemarin terurai biasa, saat ini terikat lebih rapi meski tidak sempurna. Sorrel tidak ahli dalam menata rambut. “Cantik.” Gael yang tadi duduk diam di belakang Sorrel, kembali mendekat, dan berkomentar saat melihat Ara yang sudah berubah. “Tentu saja. Dia selalu cantik.” Sorrel duduk pada tepi ranjang di samping Ara. Menatap hasil kerjanya sejak tadi dengan puas. “Ini.” Gael menunjuk jam pasir mungil yang ada di pinggang Ara. “Oh, yang itu rupanya.” Sorrel terkekeh perlahan. Dia lupa berapa umur Gael. Lebih masuk akal jika Gael memuji jam pasir itu cantik, dari pada Ara yang cantik. Lebih realistis. Bagaimanapun Gael hanya pernah melihat Ara yang tua.Sorrel meraih rantai itu dan menatapnya sebentar. Dia tidak pernah tahu jam itu apa, atau Ara memakainya untuk apa. Dia tak bisa me
Ara tertawa pelan, saat melihat bagaimana Gael menyerbu susu dan madu hangat yang baru saja dibawa Bree ke ruang tengah. Nafsu makan Gael jelas di atas rata-rata. Itu sudah gelas kedua yang diminum dan belum terlihat puas. Semenjak kemarin Gael memang memberinya banyak kejutan. Ara mudah sekali tersenyum melihat hal-hal kecil yang dilakukannya. Walau hanya sekedar hal sepele seperti tertawa atau menggeleng. “Dia sedang ada dalam masa pertumbuhan,” kata Sorrel, sambil duduk di samping Ara. Ikut menikmati apa yang dipandang. Ara menyandarkan kepala pada pundak Sorrel. “Kau masih kesal padanya” Ara menunjuk pada Amory dan Abel yang ikut bermain dengan Gael. Sudah jelas mereka berdua tidak pernah jauh dari Gael sebelum hari ini. “Aku rasa keberatan adalah percuma, dan sebenarnya dia tidak buruk.” Sorrel menatap Amory, dan hanya bisa membaca kasih sayang untuk Gael di sana. “Vampir sulit mencintai, tapi saat mencintai, dia terobsesi. Ini unik.” Sorrel bergumam sambil menggelengka







