Share

#220 Keengganan yang Aneh

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2025-09-25 07:20:33

Bree belum pernah melihat bayi manapun dalam jarak dekat seperti ini.

Melihat makhluk kecil menggeliat, saat Elaine membuka selimut yang menutupi tangannya, membuat Bree merasa hangat sekaligus takjub. Bree menunduk, untuk melihat lebih dekat. Makhluk yang begitu kecil dan cantik. Dia tertidur, dengan tangan memegang pipinya yang tembam.

“Siapa namanya?” tanya Bree.

“Yanis. Artinya hadiah. Ini hadiah untuk kami,” jawab Elaine, dengan mata berbinar nyata.

“Dan dia adalah hadiah yang sangat indah. Selamat, Elaine.”

Bree berbisik pelan, tak ingin mengganggu tidurnya, tapi tangannya tetap terulur untuk menyentuh hidung Yanis dengan lembut, tak tahan hanya melihat saja.

“Terima kasih, Duchess,” kata Elaine sambil tersenyum.

“Dan aku rasa lebih baik kalian masuk, sebelum kedinginan,” kata Bree.

“Kami sudah masuk sejak tadi.”

Rad menyahut, karena setelah berjabat tangan dengan Brice, dia sudah akan melangkah masuk, tapi batal untuk menunggu Bree yang antusias karena Yanis. Brice ju
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #249 Awal Jalan yang Sulit

    “Kau yakin?” tanya Rad “Ya, aku sangat yakin.” Bree kembali meraih tangan Rad dan meletakkannya di pipi. “Aku tidak mungkin menghindarinya, karena saat ini aku adalah satu-satunya Donovan yang tersisa.” Rad mengangguk. Dia tidak bisa menghapus fakta ini. Mereka tidak bisa menyingkirkan rencana kehamilan begitu saja. “Apa kau tidak menginginkannya? Maksudku di luar tugas dan lainnya?” Bree hanya menyebut kemungkinan yang bisa terjadi, dia tak mungkin tahu semua apa yang ada dalam pikiran Rad. Tapi pertanyaan itu berhadiah jentikan jari pada kening Bree. “Jangan konyol, Bree! Tentu saja aku menginginkannya. Hanya saja, kau tidak hamil adalah jalan yang lebih mudah. Karena setidaknya ibuku tidak akan menuntut lebih jauh jika kau belum hamil.” Waktu penghianatan Rad kepada Amory semakin dekat Jika Bree mulai mengandung. Meski sudah siap menghadapi, bukan berarti Rad menginginkan hal itu terjadi. “Tapi karena kau sangat menginginkannya, maka mari kita tempuh jalan yang sulit

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #248 Pilihan yang Lebih Mudah

    Rad mengelus kedua pipi Bree, dan menangkup keduanya. “Begitu aku menyadari perasaanku padamu, maka tugas itu sudah tidak berarti lagi. Mustahil aku meneruskan rencana itu." Bree mengangkat tangan, menyentuh punggung tangan Rad yang ada di pipinya, lalu memandang wajahnya. Jernih dan tegas, seperti tadi. Tidak ada keraguan, sangat yakin dengan apa yang dikatakannya. Tapi Bree tahu konsekuensi dari semua itu tidak mungkin akan mudah. Keputusan Rad ini bukan tidak berdampak. “Keputusan ini akan berbahaya untukmu. Kau akan melawan seorang pemimpin klan,” bisik Bree. Rad tersenyum, dan mendekati Bree. Menempelkan keningnya pada dahi Bree, dan memejamkan mata. “Apa aku pernah mundur saat menghadapi bahaya untukmu?” bisik Rad. “Tidak.” “Maka kali ini juga sama. Kita tidak mungkin mengambil jalan lain. Aku tak akan membiarkan mereka menyentuhmu, maupun menyakitimu.” “Dia sangat hebat bukan?” Bree menyentuh kedua pipi Rad, Rad membuka mata dan memandang Bree. Bree tidak ingin kenyat

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #247 Jodoh yang Telah Ada

    Rad menghembuskan napas, lalu menggenggam tangan Bree. Dia tak bisa menunda lagi. “Aku ingin kau tahu jika saat ini aku mencintaimu. Kau tahu bagaimana perasaanku yang akan mengikuti kemanapun,” kata Rad. “Ya, aku tahu. Kau sudah mengatakan beberapa kali tadi,” sahit Bree, sedikit tidak sabar. “Aku yang sekarang berbeda dengan diriku yang dulu.” “Lalu apa hubungannya dengan semua ini?” desak Bree. “Rencananya, setelah aku menyingkirkanmu dari kastil, berikutnya adalah aku menikah dengan Astrid. Menjadi penguasa Valois, dengan anak kita sebagai pewarisnya.” Bree menegakkan tubuh, duduk, bergeser menjauh. Menatap Rad dengan mata tajam. “Kau menikah dengan siapa?” tanya Bree. Nadanya tak kalah tajam dengan mata itu. “Astrid.” “Siapa dia?” “Salah satu vampire wanita di klan.” “Aku tidak bertanya hal yang tidak signifikan seperti itu! Aku tahu dia vampir di klan, karena tidak mungkin kau mendapat tugas untuk menikahi manusia yang dipandang rendah oleh mereka! Yang aku tanyakan a

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #246 Kakak yang Sudah Tidak Ada

    “Bree, tak mungkin kami melakukannya. Kematian ayahmu bukan bagian dari rencana kami. Rencana Nox maksudku.” Rad menggeleng kuat-kuat. “Tapi kalian yang akan diuntungkan dengan meninggalnya ayahku, dan juga Bastien!” sanggah Bree. “Karena itu kau mencurigaiku membunuh ayahmu?” Todongan pedang Bree kini menjadi masuk akal. Bree rupanya menyimpan dasar pemikiran itu selama ini. “Ya. Aku dulu berusaha mencari motif dari kematian mereka berdua, dan kau yang paling beruntung di sini.” “Kau lupa tentang Ben? Dia yang melakukan ini, dia membunuh ayahmu dan mencoba untuk membunuh ayahnya. Dia sudah mengaku.” Rad menatap wajah Bree yang perlahan berubah menjadi tenang kembali setelah sempat tegang. “Aku lupa,” kata Bree. Bree terlupa tentang pria mengerikan itu, karena terhanyut dengan kesimpulannya sendiri yang telah tersimpan dalam benaknya begitu lama. Sampai melupakan Ben yang jelas telah mengaku. “Apa kau juga lupa? Kami tidak bisa membunuh manusia. Rencana yang disusun Nox tidak

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #245 Perjanjian yang Bodoh

    “Aku tidak tahu jika harus ada proses yang merepotkan seperti itu agar identitasmu tidak terbuka.” kata Bree, sementara mengambil tempat duduk di dekat perapian yang ada di kamar. Meski hanya sebentar menunggang Mir, tubuhnya sudah kembali menggigil. “Ya, memang harus ada proses seperti itu, Tapi tidak masalah untukku. Merepotkan tapi bukan tidak bisa dihadapi.” Rad mengambil tempat duduk di sebelahnya, lalu menarik Bree agar bersandar pada tubuhnya. Bukan agar lebih hangat, tapi Rad sedang menikmati aroma tubuh Bree. Dia menikmati aroma indah lagi, setelah tadi sempat menghilang. “Apa kau lapar? Harus makan sekarang?” Bree mendongak, melihat Rad menghirup aroma tubuhnya sambil memejamkan mata. “Tidak. Bree. Aku hanya sedang menikmati aroma saja.” “Oh.” Bree kembali bergeser, kali ini menatap perapian dengan tangan Rad melingkar di tubuhnya. “Apa nanti kau juga akan menyingkir seperti ibumu? Lalu aku bagaimana? Apa aku harus menikah lagi?” tanya Bree, kembali dikuasai oleh pen

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #244 Umur yang Berarti

    “Jangan mengatakan sesuatu yang mengerikan seperti itu!” sergah Bree. “Tapi itu benar. Aku akan mengikutimu, tidak akan lama, karena sebentar lagi adalah saat dimana aku harus makan, jadi…” Rad mengangkat bahu, sambil tersenyum simpul, dan mengelus pipi Bree. “Oh…” Bree melupakan itu. Sudah hampir dua minggu Rad tidak makan. Rad menepuk kepala Bree perlahan. “Jangan pernah mengatakan soal kepantasan atau apapun setelah ini. Jangan dengarkan jika ada yang merendahkan dan mengatakan tidak pantas. Aku adalah laki-laki beruntung karena menjadi suamimu, dan vampir yang mendapat kehormatan untuk meminum darahmu.” Bree menghapus air mata kebingungan yang kini menetes di pipinya. Bree merasa gembira tapi sekaligus sedih. Bree masih mengingat semua kata-kata Amory. “Ibumu… Aku akan membuatnya kehilangan dirimu.” Rad mendesah, sesungguhnya dia juga tak tahu harus membujuk ibunya dengan cara apa. “Jangan dengarkan dia. Aku yang akan membujuknya nanti. Kau jangan khawatir, aku akan menen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status