Home / Romansa / Duda Ganteng Meresahkan (Dugem) / 3. Cuci Motor, Cuci Mata

Share

3. Cuci Motor, Cuci Mata

Author: Rizu Key
last update Last Updated: 2021-12-10 15:30:14

Dini masih libur sebelum ia mulai kegiatan kuliahnya. Gadis itu kini mencoba bangun lebih pagi dari biasanya. Malu dong jika ketahuan gebetan dirinya tidur seperti pingsan.

Sehari sebelumnya Dini mendapatkan tantangan dari putri kecil sang duda ganteng. Xena menolaknya mentah-mentah dan tak menginginkannya sebagai pengganti sang ibu yang telah tiada.

“Aku nggak suka sama Mbak Dini. Mbak Dini jelek, nakal! Papi jangan mau ya sama dia,” rengek anak kecil itu sembari memeluk kedua kaki ayahnya.

Alex menahan keseimbangan. Dia kini tengah membawa semangkuk sop dan lauk. Jika dia jatuh, maka makanan lezat itu akan menjadi mubazir. Dini yang melihat tingkah sang bocah itu pun harus menahan kekesalannya.

“Mbak Dini cuma bercanda kok, Xen,” ujar Alex mencoba menenangkan putrinya.

“Saya serius kok, Pak. Ya udah. Yang penting Bapak tahu aja sama perasaan saya. Dah, Pak. Dah, Xena!” serunya sembari berlalu pergi.

Kini Dini tengah menyapu rumahnya. Gadis itu selalu mengintip sang tetangga baru. Baru setengah jalan dia menyapu, sudah berhenti karena melihat sang pujaan hati tengah mengeluarkan mobilnya dari garasi.

Alex pun segera kembali ke dalam rumah untuk mengambil selang, ember, dan peralatan lainnya untuk mencuci mobil. Dini yang melihatnya cepat-cepat menyelesaikan menyapu lantai. Pagi itu bisa menjadi kesempatan baginya.

“Bocah! Kalau nyapu yang bener dong!” Sang ibu sudah kesal karena tingkah anak gadisnya.

Dini hanya meringis. Karena tak ingin sang ibu berteriak yang mengakibatkan dirinya malu, Dini segera mengulangi menyapu pada bagian terakhir. Minarti menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah sang anak yang tak pernah benar dalam melaksanakan pekerjaan rumah.

“Udah, Bu,” ujar Dini yang baru saja kembali.

“Ya udah. Sekarang ... Eh mau kemana kamu?” tanya Narti karena sang anak langsung melengos meninggalkannya.

“Mau cuci motor, Bu,” jawab Dini dari ruangan lain.

“Ya udah deh.”

Gadis itu segera mengeluarkan motornya. Dengan sengaja dia akan mencuci motor matic berwarna merah tersebut di halaman samping. Setelahnya dia kembali memasuki rumah untuk mengambil ember dan alat untuk menggosok motornya.

Alex yang melihat sang tetangga ikut mencuci kendaraan, hanya diam mengabaikan. Setelah mendengarkan pengakuan Dini, Alex memang hanya menganggapnya sebagai sebuah lelucon dan tak terlalu memikirkannya.

“Nyuci mobil, Pak?” sapa Dini basa-basi.

Alex tetap mencoba menjadi tetangga baik yang profesional. “Iya.”

‘Sudah tahu nanya,’ batin pria itu.

“Wah. Samaan dong. Saya juga mau nyuci motor saya ini,” balas Dini dengan wajah sumringah. Gadis itu pun bukan mulai membersihkan motornya, tetapi malah memilih mendekati Alex.

‘Ngapain dia ke sini?’ batin pria tampan itu.

“Saya bantuin, Pak?” tawar Dini sembari menyilakkan rambut panjangnya yang terurai ke belakang telinga.

Alex mendongak. Pria itu menautkan kedua alisnya. Baru kali ini ada seorang gadis muda yang berani menawarinya sesuatu sampai seperti itu.

“Tidak perlu. Kamu cuci saja motor kamu sendiri. Nanti kamu dimarahi ibu kamu lagi kalau kamu bantuin aku,” balas Alex sembari menatap tajam dengan senyuman yang dia paksakan. Memberikan isyarat agar Dini segera menjauh dari halaman rumahnya.

“Beneran? Saya ikhlas loh Pak mau bantuin,” bujuk gadis itu lagi dengan suara yang dibuat seimut mungkin.

Alex bergidik ngeri. Bagaimana ada seorang gadis muda yang kelakuannya seperti itu. Sialnya gadis yang Alex nilai tidak jelas ini merupakan tetangga sebelah rumahnya. Pria itu menganggap Dini gadis yang aneh karena dia sok akrab dengannya dan sang ibu meski mereka baru saja bertemu beberapa hari yang lalu.

“Beneran. Nggak usah kubilang. Sekarang kamu balik ke sana dan cuci motor kamu. Biarkan aku mencuci mobilku. Jelas?” Alex sudah tak dapat menutupi bahwa dirinya merasa terganggu dengan tawaran Dini.

Gadis cantik itu menaikkan kedua alisnya. “Oke ....” jawabnya dengan nada yang terdengar kecewa.

“Ya udah. Bapak cuci mobil, saya cuci mata─”

Alex menautkan kedua alisnya.

“Maksud saya, saya cuci motor. Motor, Pak. Motor,” sambung Dini meralat ucapannya.

Gadis itu segera kembali ke tempatnya. Dia pun mengikat rambut panjangnya terlebih dahulu. Menggelungnya dengan rapi. Alex sejenak memperhatikan gadis itu saat mengikat rambut tanpa sepengetahuannya. Jika Dini tahu, pastilah gadis itu akan semakin senang menggodanya dan kembali ke halaman rumahnya itu.

Dini memang cantik. Bahkan tanpa riasan apa pun wajahnya tampak bersinar dan memesona siapa saja. Namun sayang, bagi Alex tingkahnya itu sungguh aneh untuk gadis berparas cantik dan manis sepertinya.

‘Tunggu. Manis? Amit-amit. Manisan Xena,’ batin Alex yang meralat pikirannya sendiri.

Kini keduanya pun mulai sibuk mencuci kendaraan mereka masing-masing.

“Pak Alex!” panggil Dini setelah beberapa lama.

“Apa?”

“Bapak sebenarnya bekerja di mana, sih?” tanya gadis itu sembari menatap dengan wajah penuh keingin tahuan.

“Kenapa kamu tanya-tanya hal seperti itu?” Alex balik memberikan pertanyaan. Pria itu sudah lelah berpura-pura ramah pada tetangga absurdnya itu.

“Ya pengen tahu aja. Bapak model, ya? Atau CEO perusahaan? Atau jangan-jangan artis yang lagi menyamar?” cerocos Dini tanpa menggunakan filter pada ucapannya.

“Tidak semuanya. Aku nggak akan kasih tahu kamu,” jawab Alex ketus.

 “Kalau umur? Umur?” tanya Dini lagi.

“No comment.”

“Yah. Pelit,” sungut Dini sembari mengerucutkan bibirnya.

Alex tak memberikan respon apa pun pada kekesalan sang tetangga. Pria itu memilih melanjutkan kegiatannya mencuci mobil. Setelah selesai, Alex segera menuju ke keran air yang berada di dekat tempat itu. Pria itu ingin segera menyelesaikan mencuci mobilnya masuk ke dalam rumahnya lagi dan menghindari Dini.

Karena terlalu terburu-buru, Alex lupa belum mematikan keran tersebut. Pria itu malah langsung menarik selang dan mengakibatkan air menyemprot membasahi kaos oblongnya.

“Astaghfirullah!” pekik Alex spontan.

Dini pun kaget mendengar pekikan tersebut. Gadis itu segera menghentikan aktivitasnya dan menghampiri Alex. “Ada apa, Pak?” tanya gadis itu khawatir.

Alex segera mematikan keran yang terus mengalir. “Nggak papa.”

Dini mengamati apa yang terjadi pada sang duda tampan itu. Rambut dan wajah Alex basah. Bahkan kaos oblongnya yang berwarna putih pun ikut basah sehingga menampakkan bentuk tubuh pria itu yang begitu sempurna. Dini dapat melihat dengan jelas otot-otot dada yang menonjol di balik kaos.

Gadis itu berterima kasih pada keran di halaman rumah Alex karena telah memberikannya kesempatan untuk cuci mata. Penampilan basah Alex sungguh menggoda. Membuat gadis muda itu berdiri mematung karena terpesona. Bahkan ia mulai gelisah. Ingin rasanya dia mengelap wajah dan rambut Alex dengan lap yang ia bawa. Namun, bisa jatuh namanya jika dia mengelap sang duda tampan nan meresahkan itu dengan lap bekas mengelap motor.

“PAPI! Kenapa Papi sama Mbak Dini lagi?” Xena menjerit dari ambang pintu rumahnya.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Duda Ganteng Meresahkan (Dugem)   98. Bukan Salah Sasaran (END)

    Setelah beberapa hari, Dini kembali bermanja pada suaminya. Kasihan juga Alex setiap malam harus tidur di sofa karena sang istri yang tiba-tiba jengah melihatnya.Pria itu kini berbaring di samping Dini di atas kasurnya yang empuk. Lalu dia memiringkan badannya agar bisa menatap sang istri yang tengah tidur telentang menatap langit-langit kamar."Sayang," panggil Alex."Hm?" Dini menoleh sembari tersenyum lembut.Alex kemudian mengangkat tangannya dan mengelus lembut perut rata sang istri. "Kamu sudah nggak males lagi denganku, kan?" tanya pria itu.Dini tersenyum memperlihatkan gigi-giginya. "Hehe. Enggak, kok.""Syukur deh. Kemarin juga kenapa sih bawaan bayi malah nggak mau lihat aku?" protes Alex yang masih mengusap lembut perut istrinya.Dini terkekeh mendengar penuturan sang suami. "Maaf, ya, Mas. Aku kemarin-kemarin nggak tahu bawaannya pengen marah gitu kalau lihat Mas Alex," ucapnya.Sang suami menghela napas. "Hahhh. Bisa-bisanya benci suami sendiri. Tapi nggak papa. Aku pah

  • Duda Ganteng Meresahkan (Dugem)   97. Aku Males Sama Mas

    Dokter segera melakukan beberapa pemeriksaan untuk pasiennya. Seorang dokter wanita pun kembali duduk di hadapan Alex dan Dini. Wanita itu tersenyum sembari menatap bergantian dua orang di hadapannya."Gimana istri saya, Dok?" tanya Alex."Selamat, ya, Pak. Bu Dini tengah mengandung dan usia kandungannya sudah menginjak empat minggu," jawab sang dokter masih dengan senyumannya."Alhamdulillah ... Dini. Akhirnya kamu hamil," ujar Alex dengan raut kebahagiaan yang tak dapat dia sembunyikan."Iya, Mas. Makasih, Bu Dokter," ucap Dini ikut bahagia."Sama-sama. Saya hanya membantu meriksa saja, kok."Alex pun memeluk sang istri. Pria itu kemudian mengecup lembut kening Dini dengan penuh kasih sayang.Setelah mendapatkan obat dan vitamin, Dini bersama suaminya yang menuntun dirinya keluar dari ruang periksa. Kini gadis cantik itu sudah menjelma menjadi seorang wanita yang sebentar lagi akan menjadi ibu."Gimana pemeriksaannya, Nduk?" tanya Minarti sembari me

  • Duda Ganteng Meresahkan (Dugem)   96. Ini Cuma Kembung

    Dini baru saja membuka kedua matanya. Gadis itu pun merasakan hawa hangat yang mengitari seluruh tubuhnya. Ketika kesadarannya sudah penuh, sebuah senyuman terpasang di wajah bangun tidurnya.Kini setiap kali dia membuka mata, sosok tampan berwajah blasteran Amerika yang menjadi pemandangan pertama yang ia lihat. Dini tak pernah melewatkan untuk menatapi betapa tampannya suaminya itu. Jemarinya pun bergerak mengelus lembut rahang tegas Alex yang ditumbuhi dengan bulu-bulu halus."Belum puas menatapku?" tanya pria itu masih dengan kedua mata terpejam.Dini terkekeh. "Ih. Mas udah bangun ternyata."Alex pun membuka kedua matanya. Pria itu tersenyum. Lalu dia mengeratkan kembali dekapannya pada tubuh ramping sang istri."Hahhh. Setiap bangun lihat kamu rasanya adem," gumam pria itu."Hihi. Mas Alex mulai deh suka gombal," balas Dini sembari mencubit pelan dagu suaminya."Ya sudah. Ayo kita mandi!" ajak pria itu yang kini mulai mengendurkan pelukannya."I

  • Duda Ganteng Meresahkan (Dugem)   95. Friends with Love

    Hari membahagiakan bagi Sinta dan Ridho pun tiba. Kini keduanya sudah sah menjadi suami istri. Alex, Dini, dan Xena pun hadir pada acara pernikahan mereka berdua."Selamat, ya, Sinta, Ridho. Aku benar-benar ikut bahagia atas pernikahan kalian," ucap Dini sembari memeluk dua sahabatnya.Tindakan Dini membuat Alex membelalakkan kedua matanya. Pasalnya pria itu tahu bahwa Ridho merupakan mantan pacar istrinya. Pria yang pernah menemani Dini saat Alex masih mengabaikan perasaannya."Makasih, Din. Makasih juga saran dan doanya," balas Sinta sembari membalas pelukan sahabatnya itu.Ridho pun ikut membalas pelukan Dini. Namun, pria itu sadar tengah ditatap tajam oleh suami sahabatnya. Segera saja Ridho menjauhkan diri dan membiarkan Dini berpelukan dengan Sinta. Meski sudah tak ada perasaan apa-apa terhadap Dini, Ridho tetap menghargai Alex sebagai suami sah sahabatnya."Pak Alex," sapa Ridho sembari menyalami pria tampan dan gagah yang kini sudah berdiri tepat di hadap

  • Duda Ganteng Meresahkan (Dugem)   94. Kegelisahan Sinta

    Dua minggu telah berlalu bagi kedua pengantin baru itu. Dini sudah mulai ikut mengelola butik milik suaminya. Keduanya kini seolah tak dapat dipisahkan. Ke mana pun Alex berada, di situ bisa dipastikan ada Dini juga. Begitu pula sebaliknya.Hingga sore tiba, keduanya sudah kembali beristirahat di rumah. Saat itu juga, anak perempuan mereka berjalan mendekati kedua orang tuanya sembari membawa sebuah kertas berwarna merah muda yang dibungkus dengan plastik."Mami," panggil Xena pada sang ibu."Ya, Sayang. Ada apa?"Xena duduk di samping sang ibu. "Ini tadi ada titipan buat Mami sama Papi," jawabnya sembari menyerahkan kertas yang ternyata sebuah undangan."Undangan? Dari siapa?" tanya Dini sembari mengernyitkan dahinya. Wanita itu pun menerima kertas undangan tersebut.Belum sempat dia membaca siapa gerangan yang mengirim undangan, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Dengan segera Dini menerima panggilan terlebih dahulu sembari kedua matanya membaca tulisan na

  • Duda Ganteng Meresahkan (Dugem)   93. Ini Tempat Kerja

    Pagi itu Alex akan membawa sang istri menuju ke tempat kerjanya. Dini pun dengan semangat empat limanya sudah berdandan rapi. Alex kini melihat tampilan cantik istrinya."Kenapa? Apa ada yang aneh?" tanya gadis itu sembari menatap kedua mata abu suaminya.Alex melipat kedua tangannya di depan dada. Pria itu kemudian mengusap bibir Dini dengan lembut."Nggak usah pakai gincu!" ujarnya.Kini lipstik yang tadinya menempel rapi pada bibir Dini menjadi belepotan ke mana-mana. Gadis itu pun memundurkan tubuhnya."Ih. Kenapa nggak boleh? Nanti jadi pucet dong," protesnya.Alex kembali mendekat ke arah istrinya. Pria itu menghapus lipstik sang istri lagi dengan ibu jarinya. Kedua alis tebalnya pun saling bertautan."Nggak usah kubilang! Kamu itu udah cantik. Nggak perlu pakai gincu-gincu beginian kalau ke luar rumah!" tegasnya ikut kesal.Dini kini diam saat suaminya menghapus lipstik merah pada bibirnya dengan usapan lembut. Sebuah senyuman muncul di wajahny

  • Duda Ganteng Meresahkan (Dugem)   92. Mana Adeknya?

    Siang hari di hari berikutnya Alex dan Dini sudah kembali ke rumah. Mereka langsung disambut oleh keluarga mereka terutama Xena. Gadis itu langsung berlari setelah mendengar suara taksi yang berhenti tepat di depan rumahnya. Dengan segera Xena menghampiri sang ibu saat Dini baru saja turun dari mobil."Mamiiiii!" seru gadis kecil itu sembari berlari-lari kecil. Xena memeluk Dini dan dibalas olehnya. "Ya ampun. Saking kangennya kamu sama Mami?" tanya Dini kemudian."Iya. Xena kangen banget sama Mami," jawab gadis kecil itu sembari mengerucutkan bibirnya."Kangen banget, ya? Mami juga kangen sama kamu, Sayang." Dini membalas dengan tersenyum. Gadis yang kini resmi menjadi wanita sang duda tampan pun berjongkok agar sejajar dengan putri kecilnya."Iya. Xena kangen banget.""Nggak kangen sama Papi?" tanya sang ibu kemudian."Ya kangen. Tapi lebih kangen sama Mami," jawab gadis kecil itu sembari ter menampakkan gigi-giginya.Keluarga kecil itu kembali ke

  • Duda Ganteng Meresahkan (Dugem)   91. Ratuku

    "Mas Alex keren, deh," puji Dini saat dia berjalan dengan salah satu tangannya digenggam erat oleh sang suami."Kamu seharusnya langsung mendatangiku! Gimana kalau mereka sampai berbuat yang tidak-tidak, coba?" hardik pria itu tanpa menoleh.Dini merasa bersalah. Namun, gadis itu tetap saja tak bisa berhenti memikirkan betapa keren sang suami."Iya, Mas. Maaf.""Duh. Anak jaman sekarang kok ya ada yang model begitu! Kasihan kalau sampai ada cewek yang diganggu lagi," sambung pria itu.Dini merasa takjub dengan sang suami. Mungkin karen memiliki seorang anak perempuan yang masih kecil makanya Alex tak terima jika ada yang mengganggu perempuan. Apa lagi perempuan-perempuan yang hidup bersamanya. Alex terus melangkah sembari membawa istrinya berjalan kembali menuju hotel. Keduanya diam selama dalam perjalanan pulang dan kini sudah sampai di dalam kamar mereka yang mewah."Sekarang kamu mandi! Bajumu kotor itu," ucap Alex sembari menunjuk ke arah rok sang is

  • Duda Ganteng Meresahkan (Dugem)   90. Gangguan di Pantai

    Mentari sudah menyapa langit pulau Dewata. Alex dan Dini segera bersiap untuk jalan-jalan mengelilingi tempat wisata yang telah pria itu janjikan. Keduanya menikmati saat-saat bersama.Seperti janji Alex, pria itu akan mengajak sang istri untuk bermain air di tepi pantai. Dini kini mengenakan dress putih bermotif bunga dengan kedua lengannya yang pendek hampir memperlihatkan kedua ketiaknya. Alex sendiri tak mau kalah. Pria itu mengenakan kaos yang dipadankan dengan kemeja berwarna putih tanpa dibenarkan semua kancingnya.Kini pasangan berbeda usia itu menikmati berjalan di pantai yang sudah ramai. Alex terus menggandeng istrinya saat berjalan. Mereka membiarkan kedua kaki mereka basah terkena gulungan ombak yang tenang."Hahaha. Mas Alex, lihatlah di sana ada kerang!" seru Dini dengan antusias.Gadis itu pun berjalan mendekat untuk mengambil kerang yang dimaksud. Benar saja, dia menemukan sebuah kerang yang indah dengan corak kecokelatan."Lihatlah, Mas! Cantik

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status