Beranda / Romansa / Duda Meresahkan / Bab 2. Menikahi anak majikan

Share

Bab 2. Menikahi anak majikan

Penulis: Nur hapidoh
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-22 21:26:04

Bayu masih di depan ruang operasi. Sang ibu mengalami serangan jantung mendadak dan harus dioperasi secepatnya. Dia benar-benar merasa bersalah karena telah membuat ibunya kembali sakit dan kini harus berjuang mempertaruhkan nyawanya di meja operasi. Padahal ibunya belum lama pulang dari rumah sakit. Kini harus kembali merasakan sakitnya pisau bedah karena perbuatannya yang membangkang.

Sejak tadi Lea memperhatikan Bayu yang begitu tidak tenang dalam duduknya. "Pergilah ke mushola dan berdoa untuk keselamatan nyonya daripada kau mondar-mandir seperti setrikaan seperti itu. Bikin pusing kepala saja!" Sungut Lea merasa kesal dengan tingkah Bayu yang amat menyebalkan baginya.

Tampaknya Lea masih menaruh dendam kepada Bayu yang sudah mengatakan bahwa dirinya sebagai gadis pembawa sial. Dia begitu sensi pada lelaki dewasa yang kini menatap tajam kepadanya.

"Eh, begitukah sopan santunmu kepada orang yang sudah memberimu makan dan tempat tinggal serta gaji yang besar?" tegur Bayu yang merasa tidak nyaman dengan sikap yang menurutnya kurang ajar.

"Cih, aku makan dan tinggal di rumahmu karena aku bekerja dan memberikan jasa padamu. Hubungan di antara kita adalah hubungan mutualisme. Saling menguntungkan satu sama lain. Disini, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah!" Sahut Lea tetap dengan pendiriannya yang tidak ingin direndahkan oleh Bayu yang merasa hebat karena sudah bisa menggaji dirinya.

"Cih, Kau kira hanya kau saja yang bisa bekerja di rumahku? Jika aku mau, aku bisa mempekerjakan 10 orang sepertimu di rumahku. Jangan sombong kamu!" Sengit Bayu yang sudah mulai jengkel dan kehilangan kesabaran dengan kelakuan Lea yang gak mau hormat dan tunduk padanya.

Lea malah terkekeh mendengar perkataan Bayu yang menurutnya amat lucu. "Buktikan saja apa yang kau katakan! Eh, paling mereka hanya tahan satu bulan dua bulan. Ya kan?" sinis Lea sambil mengalihkan pandangannya dari Bayu.

Lea bukanlah type gadis yang akan diam saja ketika ditindas oleh seseorang. Bayu seketika kesulitan menelan salivanya sendiri. Pasalnya dia sangat sadar dengan apa yang dikatakan oleh Lea. 

Menghadapi kedua anaknya yang sangat nakal dan ibunya yang sakit-sakitan. Hanya bisa berbaring di kasur dan harus selalu menggunakan kursi roda untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Memang tidak banyak orang yang mampu menjalankan tugas itu. Selama dua tahun ini Lea sudah bekerja dengan sangat baik dan Bayu mengakui kinerjanya.

"Kicep kan? Makanya jangan sombong!" Ucap Lea yang langsung berdiri ketika melihat dokter yang keluar dari ruangan operasi.

Bayu pun kemudian mengikuti Lea dan mendekati sang dokter untuk bertanya keadaan ibunya. "Dokter Bagaimana keadaan ibuku?" tanya Bayu dengan khawatir. 

Sang dokter menghela nafas dengan begitu berat karena tak tega menyampaikan hasil operasinya yang bisa dikatakan gagal. " Maafkan saya tuan Bayu kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk kesehatan ibu anda. Tapi, semuanya kembali kepada Tuhan yang menentukan kehidupan manusia. Silahkan anda menemui ibu Anda sebelum tuhan memanggilnya!" Ucapnya sambil menundukkan kepala karena prihatin dan merasa bersalah karena sudah gagal menjalankan operasi itu.

"Apa kau bilang! Dokter brengsek! Siapa kau yang berani menentukan kehidupan seorang manusia, hah? Siapa!!" Bayu yang sedang merasa resah tentang keadaan ibunya, tidak bisa lagi menahan emosinya yang sejak tadi dia tahan, sehingga langsung menonjok dokter tersebut dan membuat keributan di sana.

Lea langsung menenangkan Bayu yang tampak kalap karena kabar buruk yang disampaikan oleh dokter itu yang sekarang sudah ditangani oleh rekan kerjanya. "Tuan, Kenapa anda sebagai orang berpendidikan hanya bisa menggunakan bogem dalam menyelesaikan masalahmu? Nyonya pasti akan kecewa melihat kelakuan Anda ini!" Tegur Lea sambil berlalu dari hadapan Bayu menuju ruangan di mana Sulastri berada.

Wanita berusia 60 tahun itu terlihat begitu lemah dan menunggu kedatangan Bayu sebelum dia menghembuskan nafasnya yang terakhir. "Mama!" Bayu langsung menghambur ke dalam pelukan ibunya dan terus-terusan minta maaf atas kesalahannya yang sudah membuat ibunya sampai berada di titik saat ini.

"Maafkan Bayu yang sudah membuat Mama berada di sini. Maafkan Bayu!" Bayu memeluk Sulastri dengan air mata yang berderai di pipinya. Hatinya sakit dan belum siap untuk kehilangan Ibu tercinta. 

Sulastri terlihat hendak berbicara tetapi amat kesulitan. "Bayu, penuhilah permintaan Mama untuk yang terakhir kali. Tolong kau menikah dengan Lea. Jadikan dia sebagai istrimu sehingga kalian ada yang menjaga. Mama bisa pergi dengan tenang jika Lea yang jadi istrimu! Mama mohon!" Ucap Sulastri dengan susah payah. Wanita tua itu terus menyentuh pipi putranya yang amat dia sayangi.

"Maafkan Mama yang sudah membuat hidupmu sekarang seperti ini. Pasti karena Nita yang tidak menyukai mama, makanya dia berselingkuh darimu. Maafkan mama. Mama sungguh berdosa kepadamu dan juga anak-anak kamu. Maafkan mama!" Sulastri begitu kepayahan untuk bisa menyampaikan pesan-pesan terakhirnya kepada Bayu.

Bayu menangis terisak melihat ibunya yang di ujung usianya. Wajah beliau bahkan sudah begitu pucat dan nafas yang terengah. "Nyonya, beristirahatlah! Tolong jangan mengatakan hal-hal yang berat. Nyonya pasti bisa keluar dari rumah sakit seperti sebelumnya. Saya percaya Nyonya wanita yang kuat dan hebat!" Bahkan air mata sudah mengalir dari pipi Lea karena merasa begitu sedih akan kehilangan wanita yang sudah begitu baik padanya.

Selama dia bekerja di kediaman Sulastri dia tidak pernah merasa diperlakukan seperti layaknya seorang pengasuh. Sulastri begitu memuliakannya. Walaupun dia hanya pegawai rendahan di rumah itu. Wanita tua itu selalu memperlakukannya seperti cucunya sendiri dan memberikan kehidupan yang baik kepada Lea yang selama ini sebatang kara.

"Lea, berjanjilah padaku untuk menikah dengan putraku yang malang ini dan mempertahankan pernikahan kalian walau apapun yang terjadi. Nenek mohon!" Pinta Sulastri dengan nafas yang terengah-engah.

Bayu dan Lea saling menatap satu sama lain. Hati keduanya mencelos melihat keadaan Sulastri yang sangat memprihatinkan. Dari liar tiba-tiba saja masuk seorang gadis yang tampaknya baru saja pulang dari kampusnya kalau dilihat dari penampilannya. Dia adalah Farida yang merupakan adik kandungnya Bayu.

"Mama bicara apa sih? Kenapa sembarangan sekali meminta Kak Bayu untuk menikah dengan pengasuh rendah seperti dia?" protes Farida yang merasa tidak suka dengan keinginan ibunya.

Bayu melotot sempurna melihat kelancangan adiknya terhadap ibu mereka yang sekarang sedang berjuang melawan maut. "Farida! Kau diamlah! Sebelum kau menyesali apa yang kau lakukan pada Mama kita!" Tegur Bayu sambil melotot ke arah Farida yang merasa kesal kepada kakaknya.

Farida melirik ke arah Lea yang sejak tadi hanya menunduk dan tidak menanggapi perkataannya Yang selalu merendahkan dia. Pada dasarnya Lea sudah terbiasa dengan karakter Bayu maupun Farida yang 11 12. Sama-sama menyebalkan dan sangat sombong. Entah kenapa mereka berdua memiliki sifat yang bertolak belakang dengan Sulastri yang begitu baik dan sayang padanya.

"Kau pikir aku mau menikah dengan kakakmu? Ya Tuhan!! Masih begitu banyak lelaki perjaka yang tampan dan lebih segalanya dari kakakmu yang duda lapuk itu! Astaga!" Jawab Lea yang merasa jengkel luar biasa dengan perkataan Farida yang sudah menyakiti harga dirinya. 

Bayu melotot sempurna mendengar perkataan leak yang begitu berani terhadapnya. "Kau.. Kau!! Apa sudah bosan hidup hah?" Bayu mengepalkan kedua tangannya di hadapan Lea yang begitu berani menantangnya.

Atensi mereka berdua teralihkan ketika mendengar Sulastri yang menangis. "Mama hanya mempunyai permintaan terakhir pada kalian. Tapi tampaknya Mama tidak begitu penting sehingga kalian tidak ingin mewujudkan permintaan terakhir itu. Ya Allah! Betapa gagalnya hamba dalam hidup ini! Lebih baik kau cabutlah nyawa hamba sekarang. Supaya mereka semua bahagia!" Isak Sulastri dengan terus memukul dadanya yang terasa begitu sakit dan sesak.

Karena monitor yang terus berbunyi, gegara kondisi Sulastri yang mulai drop kembali dokter pun berdatangan bersama suster. "Apa yang sudah kalian lakukan kepada pasien? Kenapa kalian membuat pasien begini? Apakah begitu sulit untuk memenuhi keinginan terakhir dari ibu kalian? Sungguh anak-anak durhaka yang sangat mengecewakan!" Dokter pun kemudian mengusir mereka semua untuk keluar dari ruangan itu.

"Pergi Kalian semua kami harus segera menyelamatkannya!" Dokter tampaknya begitu kecewa kepada Bayu maupun Farida yang tetap bersikeras untuk menolak keinginan Sulastri penghujung usianya.

Bayu akhirnya menerima permintaan ibunya untuk menikah dengan Lea. Walaupun awalnya Bayu menolak dengan keras karena tidak memiliki rasa cinta kepada Lea. Rasa cintanya kepada ibunya akhirnya mengalahkan segalanya. Mereka menikah sebelum Sulastri menghembuskan nafas yang terakhir.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Duda Meresahkan    Bab 52. Ending

    Susah hampir satu bulan Abigail dan Bayu memutuskan melakukan LDR. Siang itu Abigail terlihat melamun di balkon kamarnya. Sang ayah melihat keadaan Abigail tentu saja merasa sedih. Dia pun kemudian mendekat pada Abigail dan berniat pulang meminta putrinya untuk menyusul suaminya di Jakarta."Kamu rindu suami kamu?""Papa? Sejak kapan Papa di sini?" Tanya Abigail terlihat gugup karena ketahuan ayahnya sedang melamun sendiri disana."Papa sudah cukup lama di sini dan memperhatikan kamu. Ada apa, nak?" Tanya lelaki tua yang masih terlihat begitu menawan di usia senjanya.Abigail merentangkan kedua tangannya untuk bisa memeluk tubuh ayah yang selalu dia rindukan sejak lama. "Bagaimana kesehatan mama? Sudah membaik?" Tanya Abigail yang lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan daripada membuat hatinya sedih lagi."Papa berencana untuk membawa ibumu ke luar negeri untuk berobat

  • Duda Meresahkan    Bab 51. Aksi Raka

    Brak!!!Raka begitu murka setelah mengetahui Abimana membiarkan Abigail dan Bayu kembali bersama. Dia begitu geram dan marah dengan kenyataan yang tak sesuai harapannya."Lihat, kan? Sekarang kamu baru percaya dengan apa yang Om katakan padamu? Kamu hanya dijadikan sebagai orang asing yang bisa dimanfaatkan sesuka hati mereka. Dia tidak pernah memikirkan perasaanmu dan juga masa depanmu. Apakah kamu yakin akan selamanya menjadikan Abimana sebagai poros hidupmu?"Brak!!Raka kembali menggebrak meja karena merasa begitu marah dengan ucapan laki-laki yang berada di hadapannya. Lelaki yang merupakan adik dari Abimana tapi selalu berlaku bagai musuh dalam selimut. Lelaki yang selalu berusaha menghancurkan bisnis ayah angkatnya yang lebih sukses dan memiliki segalanya dari pada dia.Lelaki itu tersenyum kecut dan bangkit dari kursi. Tampaknya dia mulai putus asa untuk bisa mempengaruhi

  • Duda Meresahkan    Bab 50. Titik Balik

    Bayu dan Raka akhirnya duduk saling berhadapan. Sementara Abigail saat ini hanya bisa menatap keduanya dengan perasaan campur aduk. Bayu hanya tersenyum saja dengan situasi yang lucu baginya. Bagaimana mungkin dia diperlakukan seperti seorang penjahat di rumah mertuanya sendiri?'Semua Ini gara-gara Raka yang memancing emosiku! Hancur sudah reputasikus sebagai suami yang baik di hadapan mereka!' sesal Bayu dalam hati.Bayu berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang walaupun di dalam hatinya bergemuruh dan merasa takut. Bayu takut melihat tatapan tidak bersahabat dari ayah mertuanya."Apa sebenarnya yang sedang kalian berdua perebutkan, huh!! Kenapa sampai bertarung seperti jagoan kampung begitu?" sentak Abimana yang begitu kesal melihat kelakuan mereka yang membuat keonaran di rumahnya.Bayu dan Raka saling tatap satu sama lain."Pah, laki-laki brengsek ini mengatakan kalau dia su

  • Duda Meresahkan    Bab 49. Persaingan dimulai

    "Kamu yakin mau melakukan ini sekarang?" tanya Abigail dengan ragu."Tentu saja! Kenapa Memangnya?""Tidak apa-apa. Hmm, hanya saja aku merasa aneh, melihatmu datang ke rumah orang tuaku untuk melamar kembali. Kita kan sudah menikah, bahkan hampir memiliki anak. Apa nanti ga diketawain mereka?" tanya Abigail agak ragu untuk beberapa saat lamanya.Bayu hanya tersenyum, dia paham dengan kekhawatiran yang dirasakan oleh Abigail. Tapi dia sudah mantap untuk menemui kedua orang tua Abigail yang baru saja ditemukan."Dulu aku menikahimu sebagai anak yatim piatu Di panti asuhan. Sekarang setelah kita mengetahui orang tua kandungmu, rasanya tidak berlebihan untuk aku mintamu kepada mereka bukan? Sayang, Aku ingin kita hidup bahagia dan selalu diberkahi dengan restu dari semua orang yang ada di sekitar kita." Jawaban Bayu sebenarnya sangat menyentuh perasaan Abigail, rapi dia masih gengsi mengakuinya.

  • Duda Meresahkan    Bab 48. Kembali terulang

    Abigail menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya. Dia begitu kesal pada Bayu dan dirinya sendiri yang malah menikmati semua sentuhan Bayu atas tubuhnya."Terima kasih, Sayang! Aku sangat puas dan senang karena kita kembali bersama di ranjang panas ini!" bisik Bayu sambil mencium punggung Abigail yang tidak tertutup selimut.Abigail bergidig ngeri mendengar ucapan Bayu. Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun karena tubuhnya sendiri mengkhianati dirinya. "Sayang, tidurlah. Besok pagi-pagi kita akan menemui kedua orang tuamu. Aku akan meminta kamu secara resmi pada mereka sebagai istriku. Bila perlu aku akan menikahi kamu lagi di depan mereka!" janji Bayu.Abigail hanya diam dan memilih untuk memejamkan matanya. Tubuhnya masih lelah karena Bayu yang tidak juga mau melepas dirinya sejak siang bahkan sampai langit menjadi gelap. Bayu benar-benar tidak mau melewatkan moment kebersamaan mereka begitu saja. Tampak

  • Duda Meresahkan    Bab 47. Kelakuan Bayu

    "Raka, kamu yakin sudah mencari Abigail kemana-mana?" tanya Abimana saat dia menemui anak angkatnya."Sudah, pah. Saya tidak bisa menemukan dia dimanapun. Saya juga tidak bisa menemukan keberadaan Bayu, yang merupakan suaminya.""Apa mungkin Bayu menculik Abigail?"Abimana terus monda mandir. Dia sangat takut kalau sampai kehilangan anaknya lagi setelah susah payah menemukan dia."Kerahkan semua anak buahmu untuk bisa menemukan putriku!" titah Abimana dengan tegas. Raka bisa melihat kemarahan diwajah ayah angkatnya."Ya, Pah, saya akan berusaha menemukan Abigail. Papa tenang saja!" janji Raka.***Raka menghubungi anak buahnya dan meminta mereka untuk mencari Abigail. "Kemana sebenarnya perempuan itu? Baru ketemu sudah hilang lagi. Menyusahkan saja!" kesal Raka.Raka terlihat begitu pusing memikirkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status