Bayu baru saja datang dari kantor setelah ditelepon oleh Lea yang merupakan pengasuh ibunya dan juga kedua anaknya atas permintaan Sulastri yang merupakan ibu dari majikannya yang galak itu. Memang amat berat pekerjaan gadis remaja itu. Tapi demi bisa menghidupi dirinya sendiri Lea rela melakukan pekerjaan yang amat melelahkan dan menguras energi serta mentalnya itu. Lea tidak mau menengadahkan tangan pada orang lain. Dia lebih senang berjuang sendiri demi masa depannya.
Hal itu karena Sulastri yang merupakan ibu dari majikannya merupakan seorang lansia yang berusia 60 tahun yang sudah tidak mampu melakukan apapun lagi. Semua membutuhkan pertolongan darinya sebagai seorang pengasuh. Selain itu Lea juga ditugaskan untuk menjaga kedua anak Bayu yang berusia 10 tahun. Keduanya anak kembar yang amat nakal dan rese. Selalu membuat Lea kelapakan dengan ulah dan tingkah mereka yang absurd dan menyebalkan sekali.
Akan tetapi bukan Lea namanya kalau dia takut dengan semua kelakuan mereka. Dia selalu mempunyai banyak cara untuk menaklukkan keduanya. Lea yang sudah terbiasa mengurus anak-anak Panti Asuhan tempat dia dibesarkan, tak merasa repot sama sekali atau kesal dalam menghadapi tingkah laku mereka berdua.
Hal itu tidak lepas dari pandangan Sulastri yang selalu memperhatikannya. Dia begitu yakin dengan kemampuan Lea dan kesabaran gadis muda itu yang kini sudah berusia 25 tahun itu untuk menjadi istri putranya yang sudah 8 tahun menduda. Tepatnya sejak Bayu bercerai dengan istri pertamanya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Sungguh malang nasib lelaki tampan itu.
"Ada apa si Mah?? Kenapa mendadak menyuruhku untuk pulang? Bayu sedang sibuk sekali di kantor loh. Ini adalah masa sibuk sekali karena sebentar lagi bulan Ramadhan," keluh Bayu yang merasa keberatan dengan tingkah ibunya yang seenaknya saja menyuruh dia pulang pada jam kerja begitu.
Untung saja dirinya bekerja di perusahaan sendiri, jadi tidak masalah jika dia pulang sebentar ke rumahnya demi memenuhi keinginan ibunya untuk pulang secepatnya.
Sulastri melotot pada Bayu yang tampak cemberut padanya, "apakah Mamamu ini begitu merepotkan bagimu? Katakan Bayu!!" tuntut Sulastri dengan air mata yang mulai berderai di pipinya.
Bayu mendekati sang Ibu dan menggenggam telapak tangannya yang sudah mulai renta karena dimakan usia. "Bukan begitu Mah. Tapi, apa tidak bisa menunggu Bayu pulang kerja?" tanya Bayu masih saja protes dengan keinginan ibunya yang suka seenaknya sendiri mengatur dirinya.
Sulastri menghela nafas berat dan menatap putranya dengan sendu. "Sudah 8 tahun kamu menduda. Apakah tidak ada keinginan untuk menikah lagi? Bahkan Nitha sekarang sudah mempunyai anak dari suami barunya. Kasihan Bima dan Sakti yang pastinya merindukan belaian dari seorang ibu. Apalagi Mama juga semakin lemah dan tidak lagi seperti dulu." Sulastri mulai kembali mengutarakan maksud hatinya memanggil sang putra untuk pulang.
Bayu memutar bola matanya dengan malas. Dia sudah bisa membaca arah pembicaraan sang ibu yang selalu saja sama, menyuruhnya untuk menikah kembali. "Apakah mama tidak bosan selalu saja meminta hal yang sama padaku?" Sungut Bayu yang sudah mulai kehabisan kesabaran karena diburu oleh waktu untuk segera kembali ke kantornya.
Sulastri yang jengkel dengan kelakuan putranya langsung menepuk bahu Bayu dengan gemas. "Apakah salah jika Mama ingin kamu bahagia sebelum mama meninggal?" tanya Sulastri dengan butiran bening yang mulai membasahi pipinya.
Hati Sulastri selalu menjadi melo setiap kali memikirkan nasib putranya yang sepertinya masih belum juga bisa move on dari kejadian buruk di masa lalu yang menimpa rumah tangganya bersama Nitha. Dia hanya ingin melihat putranya bahagia sebelum menutup matanya untuk selamanya.
Sementara itu Lea yang sejak tadi hanya diam saja dan menyimak pembicaraan mereka. Mulai di disibukkan dengan mengurus si kembar yang baru saja pulang dari sekolah. Lea begitu telaten dan sabar dalam menghadapi kenakalan mereka yang tidak ada habisnya. Mata tua Sulastri terus saja memperhatikan interaksi antara Lea dengan kedua cucunya. Mau tidak mau Bayu juga mengalihkan pandangannya menuju tempat Lea yang sejak tadi terus diperhatikan ibunya.
"Maksud mama gimana? Langsung saja, Mah. Bayu harus segera kembali ke kantor karena sebentar lagi ada meeting di sana!"
"Menikahlah dengan Lea. Jadikan dia sebagai istri kamu. Maka mama bisa meninggal dengan tenang dengan meninggalkan kalian berada di tangannya," pinta Sulastri dengan penuh harap.
Bayu tentu saja terkejut mendengar permintaan ibunya yang tidak pernah diduga sama sekali. Lea memang sudah bekerja di rumah itu lebih dari 2 tahun. Tetapi selama itu dia tidak pernah memperhatikan gadis itu karena kesibukannya yang luar biasa.
Bayu hanya mengingat tentang Lea yang mampu bertahan untuk mengasuh kedua anaknya yang nakal dan juga ibunya yang sakit keras lebih dari dua tahun. Padahal pengasuh sebelumnya hanya mampu bertahan sebulan dua bulan kemudian minta mengundurkan diri. Mereka rata-rata tidak sanggup untuk melakukan tugas yang diberikan oleh Bayu kepada mereka. Walaupun diiming-imingi dengan gaji besar dan bonus yang melimpah.
"Mama ini ada-ada saja! Dia itu gadis yang masih muda dan cantik. Saya yakin dia pasti memiliki seseorang yang dia cintai di luar sana. Mah, jangan mengekang kehidupan dan masa depan dia untuk menjadi istriku. Aku sudah nyaman dengan kesendirian ini dan tidak berniat untuk menikah lagi!" Tegas Bayu tanpa tedeng aling-aling.
Mendengar perkataan Bayu tentu saja Sulastri sangat kecewa. Dia terus menekan dadanya yang terasa begitu sakit. Bayu menjadi khawatir ketika melihat ibunya yang mulai megap-megap seperti terkena serangan jantung. Lea yang kebetulan sedang melintas di tempat itu langsung mendekati Sulastri dan menolongnya.
"Ya Allah, Nyonya! Tuan ada apa dengan Nyonya? Kenapa penyakitnya kumat lagi?" Tanya Lea dengan wajah penasaran dan panik.
Bayu menatap sinis ke arah Lea yang dianggap sebagai biang masalah di rumahnya.
"Gara-gara kamu ibuku jadi terkena serangan jantung! Dasar gadis pembawa sial!" rutuk Bayu kesal sekali.
Lea mengerutkan keningnya mendengar perkataan Bayu yang menyakiti hatinya. "Apa maksud Tuan? Dari tadi Nyonya berbicara dengan anda. Kenapa saya yang disalahkan dengan penyakitnya yang kumat ini? Aneh!" Protes Lea tidak terima dengan sikap sewenang-wenang seorang Bayu kepadanya.
Bayu mendengus kesal sambil membopong tubuh ibunya untuk dibawa ke rumah sakit. " Kalau ibuku tidak menginginkanmu untuk menjadi istriku, gak mungkin dia kena serangan jantung ini!" Sahut Bayu jengkel.
Lea tentu saja terkejut mendengar pernyataan Bayu. "Hey, memang siapa yang ingin menjadi istri laki-laki sepertimu yang bermulut lemas dan duda lapuk?" sengit Lea tidak mau kalah dengan Bayu yang tadi sudah menghina dirinya seenak jidatnya.
Lea memang hanya lulusan SMA. Tetapi dia tidak rela dirinya dihina dan disalahkan untuk sesuatu yang tidak dia lakukan. Lea akan berjuang mati-matian mempertahankan harga dirinya yang tersisa dalam hidupnya. Karena hanya itu yang dia miliki sekarang. Bukan harta maupun jabatan. Hanya kehormatan dirinya sebagai seorang wanita yang bekerja keras sendiri sejak dirinya bisa mengingat sesuatu.
Bayu melotot sempurna mendengar perkataan Lea. Tetapi dia tidak memiliki banyak waktu untuk melayani gadis itu. Bayu memilih untuk meminta kepada asisten rumah tangganya untuk membereskan pakaian ibunya dan barang-barang yang dibutuhkan mereka selama tinggal di rumah sakit.
"Tolong siapkan barang-barang Mama. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit! Antar nanti ke rumah sakit!" Pesan Bayu sebelum dia meninggalkan rumahnya.
Lea langsung masuk ke dalam mobil, dia tidak peduli dengan tatapan tajam Bayu yang seakan melarangnya untuk ikut ke rumah sakit. Bagaimanapun juga kesehatan Sulastri mencari tanggung jawabnya sebagai pengasuh beliau. Walaupun dia sedang marah kepada Bayu. Tetapi dia tidak mungkin mengabaikan Sulastri yang selama ini selalu baik kepadanya.
Susah hampir satu bulan Abigail dan Bayu memutuskan melakukan LDR. Siang itu Abigail terlihat melamun di balkon kamarnya. Sang ayah melihat keadaan Abigail tentu saja merasa sedih. Dia pun kemudian mendekat pada Abigail dan berniat pulang meminta putrinya untuk menyusul suaminya di Jakarta."Kamu rindu suami kamu?""Papa? Sejak kapan Papa di sini?" Tanya Abigail terlihat gugup karena ketahuan ayahnya sedang melamun sendiri disana."Papa sudah cukup lama di sini dan memperhatikan kamu. Ada apa, nak?" Tanya lelaki tua yang masih terlihat begitu menawan di usia senjanya.Abigail merentangkan kedua tangannya untuk bisa memeluk tubuh ayah yang selalu dia rindukan sejak lama. "Bagaimana kesehatan mama? Sudah membaik?" Tanya Abigail yang lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan daripada membuat hatinya sedih lagi."Papa berencana untuk membawa ibumu ke luar negeri untuk berobat
Brak!!!Raka begitu murka setelah mengetahui Abimana membiarkan Abigail dan Bayu kembali bersama. Dia begitu geram dan marah dengan kenyataan yang tak sesuai harapannya."Lihat, kan? Sekarang kamu baru percaya dengan apa yang Om katakan padamu? Kamu hanya dijadikan sebagai orang asing yang bisa dimanfaatkan sesuka hati mereka. Dia tidak pernah memikirkan perasaanmu dan juga masa depanmu. Apakah kamu yakin akan selamanya menjadikan Abimana sebagai poros hidupmu?"Brak!!Raka kembali menggebrak meja karena merasa begitu marah dengan ucapan laki-laki yang berada di hadapannya. Lelaki yang merupakan adik dari Abimana tapi selalu berlaku bagai musuh dalam selimut. Lelaki yang selalu berusaha menghancurkan bisnis ayah angkatnya yang lebih sukses dan memiliki segalanya dari pada dia.Lelaki itu tersenyum kecut dan bangkit dari kursi. Tampaknya dia mulai putus asa untuk bisa mempengaruhi
Bayu dan Raka akhirnya duduk saling berhadapan. Sementara Abigail saat ini hanya bisa menatap keduanya dengan perasaan campur aduk. Bayu hanya tersenyum saja dengan situasi yang lucu baginya. Bagaimana mungkin dia diperlakukan seperti seorang penjahat di rumah mertuanya sendiri?'Semua Ini gara-gara Raka yang memancing emosiku! Hancur sudah reputasikus sebagai suami yang baik di hadapan mereka!' sesal Bayu dalam hati.Bayu berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang walaupun di dalam hatinya bergemuruh dan merasa takut. Bayu takut melihat tatapan tidak bersahabat dari ayah mertuanya."Apa sebenarnya yang sedang kalian berdua perebutkan, huh!! Kenapa sampai bertarung seperti jagoan kampung begitu?" sentak Abimana yang begitu kesal melihat kelakuan mereka yang membuat keonaran di rumahnya.Bayu dan Raka saling tatap satu sama lain."Pah, laki-laki brengsek ini mengatakan kalau dia su
"Kamu yakin mau melakukan ini sekarang?" tanya Abigail dengan ragu."Tentu saja! Kenapa Memangnya?""Tidak apa-apa. Hmm, hanya saja aku merasa aneh, melihatmu datang ke rumah orang tuaku untuk melamar kembali. Kita kan sudah menikah, bahkan hampir memiliki anak. Apa nanti ga diketawain mereka?" tanya Abigail agak ragu untuk beberapa saat lamanya.Bayu hanya tersenyum, dia paham dengan kekhawatiran yang dirasakan oleh Abigail. Tapi dia sudah mantap untuk menemui kedua orang tua Abigail yang baru saja ditemukan."Dulu aku menikahimu sebagai anak yatim piatu Di panti asuhan. Sekarang setelah kita mengetahui orang tua kandungmu, rasanya tidak berlebihan untuk aku mintamu kepada mereka bukan? Sayang, Aku ingin kita hidup bahagia dan selalu diberkahi dengan restu dari semua orang yang ada di sekitar kita." Jawaban Bayu sebenarnya sangat menyentuh perasaan Abigail, rapi dia masih gengsi mengakuinya.
Abigail menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya. Dia begitu kesal pada Bayu dan dirinya sendiri yang malah menikmati semua sentuhan Bayu atas tubuhnya."Terima kasih, Sayang! Aku sangat puas dan senang karena kita kembali bersama di ranjang panas ini!" bisik Bayu sambil mencium punggung Abigail yang tidak tertutup selimut.Abigail bergidig ngeri mendengar ucapan Bayu. Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun karena tubuhnya sendiri mengkhianati dirinya. "Sayang, tidurlah. Besok pagi-pagi kita akan menemui kedua orang tuamu. Aku akan meminta kamu secara resmi pada mereka sebagai istriku. Bila perlu aku akan menikahi kamu lagi di depan mereka!" janji Bayu.Abigail hanya diam dan memilih untuk memejamkan matanya. Tubuhnya masih lelah karena Bayu yang tidak juga mau melepas dirinya sejak siang bahkan sampai langit menjadi gelap. Bayu benar-benar tidak mau melewatkan moment kebersamaan mereka begitu saja. Tampak
"Raka, kamu yakin sudah mencari Abigail kemana-mana?" tanya Abimana saat dia menemui anak angkatnya."Sudah, pah. Saya tidak bisa menemukan dia dimanapun. Saya juga tidak bisa menemukan keberadaan Bayu, yang merupakan suaminya.""Apa mungkin Bayu menculik Abigail?"Abimana terus monda mandir. Dia sangat takut kalau sampai kehilangan anaknya lagi setelah susah payah menemukan dia."Kerahkan semua anak buahmu untuk bisa menemukan putriku!" titah Abimana dengan tegas. Raka bisa melihat kemarahan diwajah ayah angkatnya."Ya, Pah, saya akan berusaha menemukan Abigail. Papa tenang saja!" janji Raka.***Raka menghubungi anak buahnya dan meminta mereka untuk mencari Abigail. "Kemana sebenarnya perempuan itu? Baru ketemu sudah hilang lagi. Menyusahkan saja!" kesal Raka.Raka terlihat begitu pusing memikirkan