Disaat terakhir Sulastri menghembuskan nafasnya yang terakhir, dia tersenyum setelah melihat ijab qabul antara Lea dan Bayu. Berbeda dengan pasangan baru yang menikah karena keterpaksaan itu, mereka sama-sama cemberut dan kesal. Bayu bahkan menolak untuk mencium kening Lea ketika diminta oleh penghulu setelah Ijab sah selesai.
Lea tidak masalah sama sekali dengan hal itu karena dia juga tidak ingin disentuh oleh Bayu yang tidak dia cintai. Dia juga menikahi Bayu karena keterpaksaan. Dia merasa kasihan dan tidak tega kepada Sulastri yang memohon kepadanya untuk mau menikah dengan anaknya yang sudah menduda 8 tahun lamanya. 'Nasibku memang sial, karena terpaksa menikah dengan duda lapuk yang masih belum move on dari mantan istri dia,' batin Lea dengan lemas saat dia melirik Bayu yang memandangnya dengan sinis.
"Kakak kenapa mau aja disuruh oleh Mama untuk menikahi gadis miskin ini? Kenapa kak?" protes Farida pada Bayu yang terlihat begitu frustasi dengan kelakuan adiknya itu. Bisa-bisanya ngajak ribut padahal ibu mereka baru meningal bahkan belum di makamkan.
Karena baktinya pada sang ibu, Bayu terpaksa mengikuti keinginan ibunya untuk yang terakhir kali. Sejahat-jahatnya Bayu, tidak mungkin dia akan tega mengecewakan ibunya yang sedang sakaratul maut, "kita urus dulu pemakaman mama dengan baik. Setelah itu baru bicarakan kelanjutan masalah pernikahan kami." Ucap Bayu pelan untuk menenangkan Farida yang hampir mengamuk disana dan mengajak gelut Lea yang dia benci.
"Jangan bangga dulu karena sudah menjadi istriku!" pesan Bayu pada Lea saat dia melintas di hadapan Lea yang sedang membereskan barang Sulastri di ruangannya.
Lea membeku mendengar ucapan lelaki dewasa yang baru beberapa jam yang lalu sah menjadi suaminya, "tenang saja! Aku juga tidak bangga kok menjadi istri duda lapuk kayak kamu!" Jawab Lea tidak kalah sengit.
Bayu melotot sempurna mendengar jawaban Lea yang menurutnya sangat kurang ajar. Lea hanya mengedipkan kedua mata nya menatap Bayu yang begitu murka kepadanya. Entah kehidupan seperti apa yang akan dijalani oleh Lea kedepannya melihat Sikap suami dan adik iparnya yang seperti itu. Lea memilih untuk menjalaninya dengan tenang tanpa banyak drama air mata. Dia tidak akan bersedia untuk diinjak-injak oleh mereka walaupun status dia hanya anak panti asuhan tanpa orang tua.
Sementara itu jenazah Sulastri sudah siap untuk dibawa ke kediaman Bayu. Tampak Farida yang sedang menangis dipelukan Bayu. Dia menatap sinis ke arah Lea yang bersiap untuk pulang juga bersama Mbok Darmi.
"Jangan pernah merasa hebat karena sudah menjadi istri kakakku! Dimata kami kamu selamanya hanya seorang pengasuh ibu dan keponakanku! Paham kamu?" Sengit Farida yang tampaknya masih belum bisa menerima pernikahan Bayu dan Lea yang jelas amat dia tentang. Farida tidak akan menerima eksistensi dirinya diragukan di kediaman sang kakak karena kehadiran Lea sebagai istri Bayu.
Pasalnya sampai saat ini Farida masih mengharapkan kakaknya kembali bersama Nitha yang seorang model dan artis terkenal. Apalah daya, Nitha kini hidup di luar negeri bersama suami baru dan anaknya. Entah kapan dia kembali ke Indonesia. Farida memang bodoh dan tak masuk akal karena masih saja berharap sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Hanya karena dulu Nitha selalu memanjakannya dengan kemewahan dan harta melimpahnya.
"Emang saya pikirin pendapat anda gitu? Hello, siapa sampean gitu? Ga penting banget mikirin benalu macam anda!!" Jawab Lea dengan angkuhnya di hadapan Farida. Lea benar-benar sudah bertekad untuk kuat di hadapan kakak beradik itu yang pastinya akan menyulitkan dirinya mulai sekarang.
Mendengar ucapan Lea, Farida murka luar biasa. "Hey, dasar pengasuh kurang ajar kamu!" Sengit Farida yang tampak begitu murka melihat perlawanan Lea kepadanya.
Tentu saja itu tidak sesuai dengan apa yang dia bayangkan. Dia pikir Lea akan menangis dan memohon kepadanya untuk bersikap baik dan memperlakukannya sebagai kakak iparnya. Seperti yang ada di novel-novel online yang sering dibaca olehnya. Tapi Lea tampaknya berbeda dari tokoh-tokoh yang pernah dia baca. 'Kurang ajar! Tampaknya aku harus menyediakan energi yang banyak untuk menghadapi istri baru kakaku yang miskin ini!' umpat Farida dalam hati.
"Hey, Mandiri kan dulu dirimu sendiri sehingga bisa berdiri di atas kakimu. Bukankah selama ini kamu itu hanya jadi benalu di dalam hidup kakakmu, hah? Ingat ya! Sekarang aku yang jadi istri kakakmu. Pastinya aku tidak akan membebaskan lagi suamiku untuk membiayai hidupmu. Anak manja yang kurang ajar!" Balas Lea dengan mata menyorot tajam ke arah Farida yang langsung terkejut mendapat hinaan dan ancaman dari Lea yang selama ini tidak pernah dibayangkan olehnya sama sekali.
"Apa? Berani kamu bilang aku benalu, huh? Kurang ajar kamu!! Siapa kamu itu!!" Farida hampir saja menjambak rambut Lea jika tidak dipisahkan oleh Bayu dan pembantu rumah mereka yang begitu kesal melihat keributan mereka berdua di tengah suasana duka begitu.
Bayu menatap tajam ke arah Lea yang berani mengancam adiknya dengan menggunakan status sebagai istrinya. "Apa kau bilang tadi? Jangan berlebihan! Karena bagiku Kamu tidak akan pernah menjadi istriku! Paham?? Buang jauh-jauh mimpi kamu jadi nyonya di rumahku!" Peringatan Bayu tentu saja amat menyakitkan bagi Lea karena dia tidak mengharapkan hal seperti itu dari Bayu di depan Farida.
Farida seperti mendapatkan angin segar karena dibela oleh Bayu yang selama ini sangat menyayangi dan memanjakannya. Karena hal itu pula yang membuat karakter Farida menjadi bengal dan suka merendahkan orang lain yang tidak dia sukai.
"Hey, aku ini istrimu yang ditunjuk secara langsung oleh ibumu sebelum beliau meninggal. Jadi, aku memiliki hak untuk mengatur rumahmu sebagai nyonya. Hey, Kalau kalian keberatan dengan statusku itu, silahkan kalian protes saja kepada ibumu yang belum masuk ke liang lahat. Puas-puasin aja nangis sana!" Ledek Lea dengan puas saat melihat wajah keduanya yang memerah karena marah pada Lea.
Lea memang sengaja untuk memancing kemarahan keduanya. Dia sampai kapanpun tidak akan membiarkan mereka berhasil untuk menjatuhkan mentalnya. Selama dia tidak di usik, dia tak akan melawan. Bayu mengepalkan kedua tangannya ketika melihat Lea yang amat berani padanya. Ya, Lea memang bukan gadis biasa yang mau ditindas oleh siapapun. Sekarang Bayu paham kenapa Ibunya memilih Lea untuk menjadi istrinya.
Walaupun hatinya merasa kecewa dengan sikap suami dan adik iparnya, tetapi Lea tetap bersikap tegar dan kuat. Dia tidak ingin memperlihatkan kelemahan dirinya di hadapan orang-orang yang pasti akan memberikan kesulitan untuknya di masa depan.
Lea sudah mendapatkan pesan dari Sulastri sebelum beliau meninggal untuk selalu sabar dan kuat dalam menghadapi tingkah laku anak-anaknya yang ajaib. Demi janjinya pada Sulastri, Lea akan bertahan di sana. Walau dia tak tahu sampai kapan dia akan kuat dengan sikap dan sifat jahat keduanya pada dirinya.
"Sabar ya, Lea. Semua ini adalah ujianmu sebagai seorang istri. Kuat ya, Nyonya memilihmu pasti karena Dia percaya dengan kamu untuk bisa merubah sifat mereka. Si mbok akan selalu berada di pihakmu sesuai dengan pesan dari nyonya yang terakhir kali," bisik Mbok Darmi di telinga Lea sebelum mereka meninggalkan rumah sakit.
Pada malam pertama bukannya unboxing, Bayu malah membuat hati Lea sedih dengan ucapan yang menyakitkan.
Susah hampir satu bulan Abigail dan Bayu memutuskan melakukan LDR. Siang itu Abigail terlihat melamun di balkon kamarnya. Sang ayah melihat keadaan Abigail tentu saja merasa sedih. Dia pun kemudian mendekat pada Abigail dan berniat pulang meminta putrinya untuk menyusul suaminya di Jakarta."Kamu rindu suami kamu?""Papa? Sejak kapan Papa di sini?" Tanya Abigail terlihat gugup karena ketahuan ayahnya sedang melamun sendiri disana."Papa sudah cukup lama di sini dan memperhatikan kamu. Ada apa, nak?" Tanya lelaki tua yang masih terlihat begitu menawan di usia senjanya.Abigail merentangkan kedua tangannya untuk bisa memeluk tubuh ayah yang selalu dia rindukan sejak lama. "Bagaimana kesehatan mama? Sudah membaik?" Tanya Abigail yang lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan daripada membuat hatinya sedih lagi."Papa berencana untuk membawa ibumu ke luar negeri untuk berobat
Brak!!!Raka begitu murka setelah mengetahui Abimana membiarkan Abigail dan Bayu kembali bersama. Dia begitu geram dan marah dengan kenyataan yang tak sesuai harapannya."Lihat, kan? Sekarang kamu baru percaya dengan apa yang Om katakan padamu? Kamu hanya dijadikan sebagai orang asing yang bisa dimanfaatkan sesuka hati mereka. Dia tidak pernah memikirkan perasaanmu dan juga masa depanmu. Apakah kamu yakin akan selamanya menjadikan Abimana sebagai poros hidupmu?"Brak!!Raka kembali menggebrak meja karena merasa begitu marah dengan ucapan laki-laki yang berada di hadapannya. Lelaki yang merupakan adik dari Abimana tapi selalu berlaku bagai musuh dalam selimut. Lelaki yang selalu berusaha menghancurkan bisnis ayah angkatnya yang lebih sukses dan memiliki segalanya dari pada dia.Lelaki itu tersenyum kecut dan bangkit dari kursi. Tampaknya dia mulai putus asa untuk bisa mempengaruhi
Bayu dan Raka akhirnya duduk saling berhadapan. Sementara Abigail saat ini hanya bisa menatap keduanya dengan perasaan campur aduk. Bayu hanya tersenyum saja dengan situasi yang lucu baginya. Bagaimana mungkin dia diperlakukan seperti seorang penjahat di rumah mertuanya sendiri?'Semua Ini gara-gara Raka yang memancing emosiku! Hancur sudah reputasikus sebagai suami yang baik di hadapan mereka!' sesal Bayu dalam hati.Bayu berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang walaupun di dalam hatinya bergemuruh dan merasa takut. Bayu takut melihat tatapan tidak bersahabat dari ayah mertuanya."Apa sebenarnya yang sedang kalian berdua perebutkan, huh!! Kenapa sampai bertarung seperti jagoan kampung begitu?" sentak Abimana yang begitu kesal melihat kelakuan mereka yang membuat keonaran di rumahnya.Bayu dan Raka saling tatap satu sama lain."Pah, laki-laki brengsek ini mengatakan kalau dia su
"Kamu yakin mau melakukan ini sekarang?" tanya Abigail dengan ragu."Tentu saja! Kenapa Memangnya?""Tidak apa-apa. Hmm, hanya saja aku merasa aneh, melihatmu datang ke rumah orang tuaku untuk melamar kembali. Kita kan sudah menikah, bahkan hampir memiliki anak. Apa nanti ga diketawain mereka?" tanya Abigail agak ragu untuk beberapa saat lamanya.Bayu hanya tersenyum, dia paham dengan kekhawatiran yang dirasakan oleh Abigail. Tapi dia sudah mantap untuk menemui kedua orang tua Abigail yang baru saja ditemukan."Dulu aku menikahimu sebagai anak yatim piatu Di panti asuhan. Sekarang setelah kita mengetahui orang tua kandungmu, rasanya tidak berlebihan untuk aku mintamu kepada mereka bukan? Sayang, Aku ingin kita hidup bahagia dan selalu diberkahi dengan restu dari semua orang yang ada di sekitar kita." Jawaban Bayu sebenarnya sangat menyentuh perasaan Abigail, rapi dia masih gengsi mengakuinya.
Abigail menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya. Dia begitu kesal pada Bayu dan dirinya sendiri yang malah menikmati semua sentuhan Bayu atas tubuhnya."Terima kasih, Sayang! Aku sangat puas dan senang karena kita kembali bersama di ranjang panas ini!" bisik Bayu sambil mencium punggung Abigail yang tidak tertutup selimut.Abigail bergidig ngeri mendengar ucapan Bayu. Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun karena tubuhnya sendiri mengkhianati dirinya. "Sayang, tidurlah. Besok pagi-pagi kita akan menemui kedua orang tuamu. Aku akan meminta kamu secara resmi pada mereka sebagai istriku. Bila perlu aku akan menikahi kamu lagi di depan mereka!" janji Bayu.Abigail hanya diam dan memilih untuk memejamkan matanya. Tubuhnya masih lelah karena Bayu yang tidak juga mau melepas dirinya sejak siang bahkan sampai langit menjadi gelap. Bayu benar-benar tidak mau melewatkan moment kebersamaan mereka begitu saja. Tampak
"Raka, kamu yakin sudah mencari Abigail kemana-mana?" tanya Abimana saat dia menemui anak angkatnya."Sudah, pah. Saya tidak bisa menemukan dia dimanapun. Saya juga tidak bisa menemukan keberadaan Bayu, yang merupakan suaminya.""Apa mungkin Bayu menculik Abigail?"Abimana terus monda mandir. Dia sangat takut kalau sampai kehilangan anaknya lagi setelah susah payah menemukan dia."Kerahkan semua anak buahmu untuk bisa menemukan putriku!" titah Abimana dengan tegas. Raka bisa melihat kemarahan diwajah ayah angkatnya."Ya, Pah, saya akan berusaha menemukan Abigail. Papa tenang saja!" janji Raka.***Raka menghubungi anak buahnya dan meminta mereka untuk mencari Abigail. "Kemana sebenarnya perempuan itu? Baru ketemu sudah hilang lagi. Menyusahkan saja!" kesal Raka.Raka terlihat begitu pusing memikirkan