Share

Yang Dulu

Penulis: Joane
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-14 07:16:22

Devan baru saja pulang dari kantornya yang agak sedikit terlambat dari Aisha, sampai rumah bukannya istirahat. Tapi menyaksikan Aisha bertengkar dengan Juan.

Pemandangan ini sudah biasa.

Devan hafal sekali kedatangan pria itu hanya untuk uang. Sementara Aisha sampai berteriak mengatakan tidak ada uang. Devan malas berurusan dengan pria ini. Begitu turun dari mobil, ia langsung melangkah menuju pintu.

“Jangan kalung itu, Ayah!!”

Devan menoleh ketika Juan pergi. Sedangkan Aisha berusaha mengejar. Karena kalung itu merupakan hadiah dari mamanya Devan untuk Aisha beberapa tahun lalu.

Aisha pulang lebih dulu untuk hari ini karena harus siapkan makanan untuk Devan.

Tapi Devan berusaha tidak peduli ketika Aisha menangis. Kalung itu berharga, bagi Devan juga. Karena apa pun pemberian mamanya selalu dia hargai. Justru direbut oleh Juan.

Aisha masuk ke dalam rumah waktu Devan membuka sepatunya.

Waktu itu Aisha berusaha menyeka air matanya. “Mau sampai kapan dia ngerusuh seperti ini?”

Aisha buru-buru mengusap air matanya usai Devan berkata demikian. Muak melihat kelakuan dari pria itu yang banyak mau. Muak melihat Juan datang karena uang.

“Aku bingung harus bereaksi apa sama Ayahmu, Aisha,” Devan berujar dengan serius mengenai pria yang tidak pernah melakukan kebaikan kepada semua anaknya “Hendra butuh perhatian. Tapi selalu seperti ini.”

Juan memang sudah melanggar ketentuan di rumah ini juga. “Maaf, Mas.”

“Lain kali kalau dia ke sini. Kamu jangan buka gerbang. Karena nggak tahu kalau dia bisa lakukan tindakan kejahatan nanti.”

Aisha menganggukkan kepalanya.

Devan pamit untuk membersihkan tubuhnya karena pulang terlambat. “Oh ya, kamu udah masak?”

“Sudah, Mas.”

“Aku mandi bentar.”

Aisha mengiyakan. Tapi di kamar justru teringat dengan chat yang tadi diterimanya ketika berada di kantor. Mamanya meminta Devan menikah, tapi dengan Aisha. Karena jarangnya pertemuan antara Devan dengan orangtua. Sehingga Aisha dipercaya bisa mengurus Devan.

Tapi mana mungkin. Devan tidak percaya pada komitmen. Memang wanita yang hanya bisa dipercayainya hanyalah Aisha untuk sekarang.

Begitu usai mandi. Devan turun dari kamarnya. Melihat Aisha sedang ada di sofa ruang tengah. Wanita itu meskipun pembantu, tapi Devan memberikan leluasa kepada wanita ini. “Aisha."

Dia menghampiri wanita itu dan duduk di sebelah Aisha. Sementara wanita itu menoleh sesaat. “Ada apa, Mas?”

“Kerjaan kamu di kantor berat nggak?” Devan mengalihkan pembicaraan. Tidak mungkin menanyakan soal kesiapan Aisha untuk menikah.

Aisha tersenyum. “Nggak, Mas. Malah suka banget kok. Jadi bisa kasih Ibu lebih banyak lagi.”

“Hendra nggak usah kamu biayai, Aisha. Biar aku yang urus pendidikan dia. Fokus saja setor rumah kamu.”

Devan memberikan tawaran untuk menyekolahkan Hendra. “Dia sebentar lagi mau kuliah, Mas.”

“Maka dari itu. Kamu minta dia untuk kuliah. Tapi jangan sampai kos. Dia harus tetap nemenin Ibu kamu. Dia kuliah, terus beli apa aja nanti.”

“Hendra mau kuliah sambil kerja, Mas.”

“Jangan sambilan. Nanti pusing, kuliah aja belum tentu benar. Kamu jangan biarkan dia lakukan itu. Biaya kuliah itu nggak banyak.”

“Tapi tetap, Mas.”

“Tetap apanya?”

“Mahal.”

“Jangan pikirkan biaya. Asal kamu nggak keluar dari rumah ini. Aku tanggung.”

Devan serius untuk biayai Hendra kuliah. Apalagi di sini Aisha selalu diporotin oleh Juan. “Oh ya, soal kalung. Bagaimana?”

“Aku sudah bilang ke Ibunya Mas Devan barusan. Beliau bilang tidak apa-apa. Asalkan aku selamat.”

Baru kali ini ibunya tidak keberatan. “Oh ya, tadi Ibu juga bahas soal pernikahan buat Mas Devan.”

“Menikah, tapi nanti. Nggak tahu kapan. Belum kepikiran.”

“Biar bagaimanapun juga usia Mas Devan udah dewasa. Mapan, rumahnya besar, penghasilan tetap. Ibunya Mas Devan bahas anak juga.”

Devan menginginkan anak, tapi tidak percaya pada wanita lain. Setelah dikhianati, rasanya dunia Devan berhenti begitu saja. “Nanti, Aisha. Kalau aku sudah siap jadi seorang ayah.”

Devan mengambil makanan yang ada di tangan kiri Aisha tanpa izin.

Ucapan Aisha menganggung ketika dia ingin protes. “Aku masih belum siap menikah. Mungkin kalau sudah waktunya. Aku pasti punya istri dan anak.”

“Mas Devan padahal masih ganteng.”

Mereka terbiasa bicara santai. Tapi kata ‘saya’ yang biasa diucapkan oleh Aisha itu perlahan memudar.

“Aku ganteng, tapi dikhianati.”

“Kan emang ceweknya aja yang nggak bersyukur sama Mas Devan.”

Yakin memang kalau masih ada wanita baik di dunia ini. pasti ada yang lebih baik dari mantan kekasihnya. “Mas Devan dulu nggak kayak sekarang.”

“Maksud kamu?”

“Ya, Mas Devan kan dulu sibuk banget. Jadi mungkin emang cewek itu nggak mau sama cowok sibuk.”

“Aku sibuk karena masa depan kami. Tapi kalau emang dia nggak bisa sabar sama kesibukan aku. Terserah dia.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dulu Pembantu Sekarang Menantu   Tak Dilirik Lagi

    Devan seperti kehilangan arah ketika mendapati Aisha pergi meninggalkannya karena tidak bisa bertahan di sisinya. Sudah empat bulan ini Aisha pergi setelah pengakuannya Devan kalau dia lebih jatuh cinta kepada wanita itu dibandingkan dengan istrinya. Kalau sekarang, Aisha memang belum ada di hatinya. Tapi Devan memasukkan Bianca ke dalam rumah tangganya. Menganggap kalau ini akan baik-baik saja. Tapi semua itu justru menjebak dia untuk masuk ke dalam kubangan bencana besar di dalam rumah tangganya.Terdapat beberapa hal yang juga membuat Devan merasa kesepian sekali pada kehidupannya. Tidak ada tangisan Thania di rumah ini. Tidak ada yang merangkak ketika Devan sedang menonton televisi. Tidak ada yang tidur di lengannya setiap malam.Baru dia menyadari semua itu saat Thania menjadi alasannya untuk bertahan.Di kantor tempatnya bekerja. Tidak ada gairah sama sekali untuk mengerjakan semuanya. Rasa kosong itu terasa sekali. menurut informasi yang Devan dapatkan juga kalau istrinya sekar

  • Dulu Pembantu Sekarang Menantu   Tertangkap Basah Perselingkuhan

    “Aisha, Mama mertua kamu mau jemput ke sini. Katanya mau ajak kamu jalan-jalan sama Thania.” Aisha juga sudah siap-siap. Mendapatkan telepon dari mama mertuanya cukup menyenangkan. Hari ini mertuanya menyempatkan waktu untuk jalan-jalan. Kebetulan juga besok Devan akan menjemputnya bersama dengan Thania di rumah ini. Besok juga dia akan pulang bersama anaknya. Aisha sudah memasang gendongan untuk anaknya. “Aku mau berangkat sebentar lagi, Bu.” Ujarnya ketika disapa oleh Nita. “Kalau begitu Ibu pergi bentar ke supermarket, ya. Takut Ayah kamu pulang nanti marah-marah kalau nggak ada makanan.”Kemudian tidak lama mertuanya datang waktu Aisha menunggu di luar. Linda keluar dari mobil dan mengedarkan pandangannya. “Ya ampun, sekarang rumah kamu bagus banget.” “Iya, Ma. Ayah aku ada rezeki, jadi di renovasi.” “Ini bukan biaya sedikit, Aisha. Ayah kamu keren juga.” Aisha menganggukkan kepalanya dan kemudian dia tersenyum. “Kalau begitu, Mama mau masuk dulu atau gimana?” “Ibu kamu ada

  • Dulu Pembantu Sekarang Menantu   Takut Karma Berulang

    Selama berada di rumahnya Juan, kehidupan Aisha memang terpenuhi oleh orangtuanya. Tidak ada kekurangan apa pun selama ada di sana. Ayahnya yang sudah punya segalanya. Ibunya juga beberapa kali dia dengar diminta untuk berhenti bekerja di rumah orangtuanya Devan. Memang kalau untuk urusan itu Juan agak keras.Juan juga memberikan pengertian kepada Aisha untuk masalah rumah tangga. Memang benar kalau Aisha sendiri tidak bisa membayangkan dirinya kalau menjadi janda nanti. Karena Devan yang berubah-ubah sikap.Selama ini Aisha menganggap kalau rumah tangganya dengan pria itu tidak ada masalah sama sekali. Tapi justru membuat Aisha bisa sadar kalau konflik waktu itu masih membekas di kepalanya Aisha.Juan juga memberikan pandangan yang baik untuk Aisha. Bahwa tidak semua pernikahan itu berjalan dengan mulus. Aisha juga tidak pernah cerita kepada ayahnya jika masalahnya dengan suaminya sampai sekarang tidak ada titik terangnya. Tapi sikapnya Devan yang kadang membuat luluh, tapi juga memb

  • Dulu Pembantu Sekarang Menantu   Mulai Khawatir Dengan Rumah Tangga

    “Kamu kenapa?” Aisha hendak diantar ke rumah orangtuanya karena Devan hari ini akan pergi ke Bali. “Nggak apa-apa, Mas.” Pria itu sudah selesai packing barangnya sebelum berangkat ke bandara hari ini. Sedangkan Aisha akan menginap di rumah orangtuanya bersama dengan Thania. Anaknya sudah berusia tujuh bulan. Apa saja yang dibutuhkan Aisha untuk kebutuhan si kecil tidak pernah dibatasi oleh Devan. Pria itu juga menambah uang kebutuhannya Aisha selama di rumah. Aisha juga sudah selesai siapkan barangnya untuk pergi ke rumah orangtuanya. Tapi dia menatap Devan dengan intens. Tidak lama setelah itu Devan mengambil Thania dari gendongannya Aisha. “Baik-baik di rumah, ya. Papa mau kerja.” Kata pria itu sambil mencium anaknya. Hanya bisa tersenyum melihat kedekatan keduanya. Thania juga begitu bahagia dihampiri oleh Devan. Apalagi sampai digendong seperti itu. Dia bisa tersenyum melihat anaknya yang mencium Devan. “Aisha, kamu kenapa melihatku seperti itu?” dengan buru-buru Aisha menga

  • Dulu Pembantu Sekarang Menantu   Membangun Kepercayaan Kembali

    Suara gelak tawa Thania pagi-pagi ketika Aisha keluar dari kamar mandi. Anaknya asyik bersama dengan Devan. Memang kalau soal menemani Thania, dia sendiri akui kalau Devan itu sangat bisa menjadi ayah untuk anaknya. tapi masih gagal menjadi suami untuk Aisha.Suara anaknya yang tertawa seketika membuat Aisha tertawa dengan perlakuan Devan yang mencium anaknya tapi justru dibalas dengan tawa. Hari ini Devan menyempatkan lagi untuk pergi jalan-jalan. Suaminya sering di rumah beberapa waktu belakangan ini dan menjaga bayinya.Menurut Aisha, itu memang sangat disukai oleh Devan. Seharian penuh Devan bisa menjaga anaknya. istirahat hanya saat si kecil disusui saja. Devan mencium telapak tangan anaknya yang membuat si kecil tertawa terbahak lagi.Aisha pergi dari sana untuk memakai bajunya sebelum mereka berangkat. Devan hanya menolehkan kepalanya tadi.Aisha mengambil gendongan bayi setelah bersiap-siap. Anaknya digendong oleh Devan. Dia yang memasang gendongan itu kemudian Devan menaruh

  • Dulu Pembantu Sekarang Menantu   Membingungkan

    Aisha hanya berdua dengan Thania di rumah. Dia menyusui anaknya sambil menggendong anak perempuannya. Devan pulang atau tidak sudah bukan lagi urusannya Aisha. Yang penting anaknya bisa tumbuh dengan baik. Sejak pria itu mengatakan cintanya tidak ada di Aisha dua bulan lalu. Aisha juga hanya bisa fokus mengurus bayinya. Cinta pria itu tidak ada sama sekali untuknya. Hanya berlandaskan nafsu semata. Thania sedang dia pangku setelah anaknya menyusu. “Papa nggak pulang malam ini.” Kata Aisha mencoba menghibur dirinya sendiri dan bicara pada Thania. Anak itu pun terdiam dengan ucapan sederhana Aisha. Meskipun suaminya tidak pulang, Aisha tetap bertahan di rumah ini. Karena meskipun Devan selingkuh, anaknya tetap diurus dengan baik. Jadi, ini yang dirasakan oleh ibunya dulu ketika Juan selingkuh. Ini yang membuat Nita bertahan demi anak. Aisha bisa tersenyum meratapi masa mudanya hanya untuk mengurus anak.“Mama akan bertahan sampai kamu berusia satu tahun, Thania. Kalau Papa nggak be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status