Share

Tidak Terjadi

Author: Joane
last update Last Updated: 2022-10-12 16:17:47

Devan menepati janjinya untuk membawa Aisha ke perusahaan. Dia tidak mau kalau sampai wanita itu melakukan kesalahan apa pun nantinya. Jadi, segala upaya telah dilakukan oleh Devan memenuhi kebutuhan Aisha.

Di perusahaan Aisha ada di bagian data entry.

Tidak mungkin juga dia biarkan Aisha bekerja pada perusahaan lain kalau masih bisa dibantu.

Berkas di atas meja kerjanya telah selesai. Tapi Devan sedang menunggu orangtuanya yang katanya siang ini akan datang. Sedangkan Aisha pasti akan masuk ke dalam ruangan untuk membawakan makan siang itu. Berangkat bareng, makan siang bareng, pulang bareng dilakukan oleh Devan dan juga Aisha.

Terdengar suara pintu diketuk kemudian Devan mengalihkan pandangannya dan melihat kalau orangtuanya datang juga. Beranjak dari kursi kerjanya menyambut kedua orang itu lalu meminta untuk duduk.

Begitu orangtuanya duduk. Devan meminta untuk dibuatkan minuman pada anak buahnya. “Mama ke rumah kamu tadinya. Tapi kok sepi, ya?”

“Aisha kan kerja, Ma.”

“Dia berhenti di sana?”

“Nggak, dia di sini. Dia minta izin kerja. Waktu dia bilang mau cari pengalaman, aku masukin di sini. Dia nggak ada pengalaman apa-apa di luar sana. Jadi, aku masukin aja dia di sini. Sekalian bisa aku awasi.”

Devan mengatakan dengan jujur. Aisha begitu disayangi oleh orangtuanya Devan juga karena mereka kecil dan tumbuh bersama. Hanya saja ada terpaut usia.

“Kamu sudah kunjungi, Nita?”

“Sudah baikan, Ma. Aisha juga udah carikan tempat baru. Makanya sekarang dia kerja keras banget karena kredit rumah.”

Orangtuanya tersenyum karena sudah pasti akan membela Aisha. Dari dulu sikap orangtuanya Devan juga sangat baik sekali. “Baik sekali dia, ya.”

“Mama sendiri tau Aisha bagaimana.”

“Terus, Devan. Soal pernikahan, kami rencana jodohin kamu.”

Devan memutar bola matanya mendengar perkataan tentang perjodohan itu. Sebenarnya Devan tidak butuh apa-apa lagi. Kalau sekadar pemuas nafsu, dia punya Aisha.

Pria itu menatap ke arah sang papa. “Papa nggak akan jodohkan kamu kalau kamu punya pengganti, Devan. Tapi ini demi kamu sembuh aja dari luka kamu.”

“Mungkin bentar lagi, Pa. Tunggu saja, ya.”

Meski tidak berjanji akan buka hati lagi. Tapi Devan memang tidak ada rencana ke depannya untuk menikah. Teman tidurnya sudah ada Aisha, toh juga menikah untuk memuaskan diri. “Memangnya sampai kapan burung kamu nggak dipakai?”

Dia terkekeh mendengar ucapan papanya. “Jangan khawatir. Papa urus saja perusahaan Papa. Tunggu aku beberapa bulan lagi pasti kenalin calon. Nggak usah dijodohin, tapi harus janji nggak dari kalangan pengusaha.”

“Nggak akan, Devan. Yang penting bisa sembuhkan kamu.”

“Aisha gimana, Devan?” tanya mamanya langsung nyeletuk. “Dia cantik, masih gadis juga pastinya, kan? Dia nggak pernah pacaran. Kamu nggak tertarik sama dia?”

Lirikan matanya Devan kepada mamanya cukup dingin ketika sang mama menawarkan Aisha untuk Devan. “Jangan, Ma! Devan anggap Aisha itu udah kayak adiknya sendiri.”

Devan mengiyakan ucapan orangtuanya. “Yang dibilang Papa benar kok. Nggak usah sama dia, Ma.”

“Tapi dia cantik.”

“Tapi nggak Aisha juga, Ma.”

“Dia pembantu, tapi berpendidikan kok.”

Sementara Devan melirik ke arah papanya ketika mamanya terus berusaha meyakinkan kalau Devan bersama dengan Aisha. “Aku cari sendiri nanti, Ma. Jangan Aisha.”

“Kenapa sih? Kan dia cantik, pintar, dia juga baik. Dari kecil udah sama kita.”

“Bukan soal itu, Ma. Tapi Aisha punya tanggung jawab ke Hendra sama Bu Nita.”

Tapi kalau Devan ingat kembali jika dia takut Aisha hamil soal hubungan mereka. Membuat pikirannya menjadi kalut untuk sekarang.

Aisha itu tidak boleh hamil, karena Devan memikirkan masa depannya juga. Tidak mungkin ada anak yang menghalangi masa depannya.

Aisha masuk membawakan minuman untuk mereka, padahal yang diminta bukan Aisha. “Aisha.” Panggil mamanya Devan.

“Ibu kapan pulang?”

“Udah beberapa hari, tadi sempat ke rumah. Tapi sepi banget.”

“Hehehe iya, sekarang Aisha di sini. Kerja sama Mas Devan.”

“Berapa lama di sini?”

“Ada sebulan deh kayaknya. Tapi nanti mau pulang dulu, soalnya Ibu pulang dari rumah sakit.”

Mamanya Devan mengangguk. “Ya udah, jangan keluar dari rumah itu, ya. Nggak ada yang bisa Ibu percaya selain kamu. Nanti kita ke rumah sakit bareng. Biar bisa jemput Ibu kamu sekalian.”

Aisha menganggukkan kepalanya. Kemudian melirik pada Devan. “Nanti balik lagi ke rumah?”

“Balik, Mas. Mau antar Ibu sama Hendra ke rumah baru. Pindahan juga nanti diurus sama Hendra.”

Devan mengiyakan, padahal dia tidak mau sendirian di rumah. Takut kesepian karena sudah terbiasa tinggal berdua dengan Aisha.

Malam harinya terdengar suara pintu dibuka. Devan menolehkan kepala ketika melihat Aisha pulang membawa kantong plastik belanjaan. Tadi sempat mengantarkan ibunya Aisha pulang juga. Tapi karena dia butuh waktu dengan keluarganya. Jadi harus tetap ada di sana, Devan beserta keluarga memilih pulang lebih awal.

“Sudah makan?”

“Sudah, Mas.” Aisha menghampiri dan meletakkan kantong belanjanya di atas meja. “Mas sudah makan?”

“Sudah, tadi beli.” Devan melihat kantong plastik itu yang terdapat minuman. “Kamu beli apa?”

“Pelancar datang bulan, Mas. Aku datang bulan.”

Devan melirik dan menghela napasnya baru tadi siang dia bahas tentang itu pada diri sendiri tentang kehamilannya Aisha tidak terjadi.

“Kamu datang bulan?”

“Ya, udah dua hari. Tapi ini yang sakit.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dulu Pembantu Sekarang Menantu   Tak Dilirik Lagi

    Devan seperti kehilangan arah ketika mendapati Aisha pergi meninggalkannya karena tidak bisa bertahan di sisinya. Sudah empat bulan ini Aisha pergi setelah pengakuannya Devan kalau dia lebih jatuh cinta kepada wanita itu dibandingkan dengan istrinya. Kalau sekarang, Aisha memang belum ada di hatinya. Tapi Devan memasukkan Bianca ke dalam rumah tangganya. Menganggap kalau ini akan baik-baik saja. Tapi semua itu justru menjebak dia untuk masuk ke dalam kubangan bencana besar di dalam rumah tangganya.Terdapat beberapa hal yang juga membuat Devan merasa kesepian sekali pada kehidupannya. Tidak ada tangisan Thania di rumah ini. Tidak ada yang merangkak ketika Devan sedang menonton televisi. Tidak ada yang tidur di lengannya setiap malam.Baru dia menyadari semua itu saat Thania menjadi alasannya untuk bertahan.Di kantor tempatnya bekerja. Tidak ada gairah sama sekali untuk mengerjakan semuanya. Rasa kosong itu terasa sekali. menurut informasi yang Devan dapatkan juga kalau istrinya sekar

  • Dulu Pembantu Sekarang Menantu   Tertangkap Basah Perselingkuhan

    “Aisha, Mama mertua kamu mau jemput ke sini. Katanya mau ajak kamu jalan-jalan sama Thania.” Aisha juga sudah siap-siap. Mendapatkan telepon dari mama mertuanya cukup menyenangkan. Hari ini mertuanya menyempatkan waktu untuk jalan-jalan. Kebetulan juga besok Devan akan menjemputnya bersama dengan Thania di rumah ini. Besok juga dia akan pulang bersama anaknya. Aisha sudah memasang gendongan untuk anaknya. “Aku mau berangkat sebentar lagi, Bu.” Ujarnya ketika disapa oleh Nita. “Kalau begitu Ibu pergi bentar ke supermarket, ya. Takut Ayah kamu pulang nanti marah-marah kalau nggak ada makanan.”Kemudian tidak lama mertuanya datang waktu Aisha menunggu di luar. Linda keluar dari mobil dan mengedarkan pandangannya. “Ya ampun, sekarang rumah kamu bagus banget.” “Iya, Ma. Ayah aku ada rezeki, jadi di renovasi.” “Ini bukan biaya sedikit, Aisha. Ayah kamu keren juga.” Aisha menganggukkan kepalanya dan kemudian dia tersenyum. “Kalau begitu, Mama mau masuk dulu atau gimana?” “Ibu kamu ada

  • Dulu Pembantu Sekarang Menantu   Takut Karma Berulang

    Selama berada di rumahnya Juan, kehidupan Aisha memang terpenuhi oleh orangtuanya. Tidak ada kekurangan apa pun selama ada di sana. Ayahnya yang sudah punya segalanya. Ibunya juga beberapa kali dia dengar diminta untuk berhenti bekerja di rumah orangtuanya Devan. Memang kalau untuk urusan itu Juan agak keras.Juan juga memberikan pengertian kepada Aisha untuk masalah rumah tangga. Memang benar kalau Aisha sendiri tidak bisa membayangkan dirinya kalau menjadi janda nanti. Karena Devan yang berubah-ubah sikap.Selama ini Aisha menganggap kalau rumah tangganya dengan pria itu tidak ada masalah sama sekali. Tapi justru membuat Aisha bisa sadar kalau konflik waktu itu masih membekas di kepalanya Aisha.Juan juga memberikan pandangan yang baik untuk Aisha. Bahwa tidak semua pernikahan itu berjalan dengan mulus. Aisha juga tidak pernah cerita kepada ayahnya jika masalahnya dengan suaminya sampai sekarang tidak ada titik terangnya. Tapi sikapnya Devan yang kadang membuat luluh, tapi juga memb

  • Dulu Pembantu Sekarang Menantu   Mulai Khawatir Dengan Rumah Tangga

    “Kamu kenapa?” Aisha hendak diantar ke rumah orangtuanya karena Devan hari ini akan pergi ke Bali. “Nggak apa-apa, Mas.” Pria itu sudah selesai packing barangnya sebelum berangkat ke bandara hari ini. Sedangkan Aisha akan menginap di rumah orangtuanya bersama dengan Thania. Anaknya sudah berusia tujuh bulan. Apa saja yang dibutuhkan Aisha untuk kebutuhan si kecil tidak pernah dibatasi oleh Devan. Pria itu juga menambah uang kebutuhannya Aisha selama di rumah. Aisha juga sudah selesai siapkan barangnya untuk pergi ke rumah orangtuanya. Tapi dia menatap Devan dengan intens. Tidak lama setelah itu Devan mengambil Thania dari gendongannya Aisha. “Baik-baik di rumah, ya. Papa mau kerja.” Kata pria itu sambil mencium anaknya. Hanya bisa tersenyum melihat kedekatan keduanya. Thania juga begitu bahagia dihampiri oleh Devan. Apalagi sampai digendong seperti itu. Dia bisa tersenyum melihat anaknya yang mencium Devan. “Aisha, kamu kenapa melihatku seperti itu?” dengan buru-buru Aisha menga

  • Dulu Pembantu Sekarang Menantu   Membangun Kepercayaan Kembali

    Suara gelak tawa Thania pagi-pagi ketika Aisha keluar dari kamar mandi. Anaknya asyik bersama dengan Devan. Memang kalau soal menemani Thania, dia sendiri akui kalau Devan itu sangat bisa menjadi ayah untuk anaknya. tapi masih gagal menjadi suami untuk Aisha.Suara anaknya yang tertawa seketika membuat Aisha tertawa dengan perlakuan Devan yang mencium anaknya tapi justru dibalas dengan tawa. Hari ini Devan menyempatkan lagi untuk pergi jalan-jalan. Suaminya sering di rumah beberapa waktu belakangan ini dan menjaga bayinya.Menurut Aisha, itu memang sangat disukai oleh Devan. Seharian penuh Devan bisa menjaga anaknya. istirahat hanya saat si kecil disusui saja. Devan mencium telapak tangan anaknya yang membuat si kecil tertawa terbahak lagi.Aisha pergi dari sana untuk memakai bajunya sebelum mereka berangkat. Devan hanya menolehkan kepalanya tadi.Aisha mengambil gendongan bayi setelah bersiap-siap. Anaknya digendong oleh Devan. Dia yang memasang gendongan itu kemudian Devan menaruh

  • Dulu Pembantu Sekarang Menantu   Membingungkan

    Aisha hanya berdua dengan Thania di rumah. Dia menyusui anaknya sambil menggendong anak perempuannya. Devan pulang atau tidak sudah bukan lagi urusannya Aisha. Yang penting anaknya bisa tumbuh dengan baik. Sejak pria itu mengatakan cintanya tidak ada di Aisha dua bulan lalu. Aisha juga hanya bisa fokus mengurus bayinya. Cinta pria itu tidak ada sama sekali untuknya. Hanya berlandaskan nafsu semata. Thania sedang dia pangku setelah anaknya menyusu. “Papa nggak pulang malam ini.” Kata Aisha mencoba menghibur dirinya sendiri dan bicara pada Thania. Anak itu pun terdiam dengan ucapan sederhana Aisha. Meskipun suaminya tidak pulang, Aisha tetap bertahan di rumah ini. Karena meskipun Devan selingkuh, anaknya tetap diurus dengan baik. Jadi, ini yang dirasakan oleh ibunya dulu ketika Juan selingkuh. Ini yang membuat Nita bertahan demi anak. Aisha bisa tersenyum meratapi masa mudanya hanya untuk mengurus anak.“Mama akan bertahan sampai kamu berusia satu tahun, Thania. Kalau Papa nggak be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status