Share

Psalm XXXIII

Walaupun hasratnya terus memburu, pria itu mencoba untuk tetap mengendalikan dirinya. Ia masih membiarkan Nayla, belum waktunya untuk melaksanakan perbuatan kejinya. Ia akan menunggu hingga malam tiba. Sebagaimana biasanya, saat di mana gelap dan keheningan bersenggama.

Sejenak ia menengok keadaan Nayla yang masih terkurung di ruang isolasi. Ruang yang sama yang ia gunakan untuk menyekap dan mencabuli korban-korban sebelumnya. Di dalam ruangan itu, Nayla terikat di sebuah kursi kayu dengan mulut terbungkam lakban. Raut wajah gadis kecil itu datar, tanpa ekspresi. Entah ia sedang tertidur atau tetap terjaga, tak ada yang tahu pasti.

Mengetahui kondisi Nayla masih baik-baik saja, pria itu tersenyum lega. Ia kemudian beranjak kembali ke ruang keluarga, menonton TV dan bersantai ria. Usai menyalakan televisi, ia pergi ke dapur; mengambil kudapan dan sekaleng Pepsi. Setelah semuanya siap sedia, ia menghempaskan tubuhnya ke sofa. Sepasang matanya menatap layar kaca, menikmati sajian informas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status