Share

43. Dilamar

Tepat tujuh belas hari Mas Dirman belum pulang juga ke rumahku. Ponselnya sejak pagi hingga siang hari tidak aktif. Hanya malam saja, itu pun sudah pukul sebelas baru aktif. Sungguh baru kali ini, aku bisa merasakan dan memahami rindu itu sangat berat. Padahal, menjadi suamiku saja belum. Kami baru berencana dan tidak tahu juga kapan akan terealisasinya.

Sudah pukul setengah sebelas malam, itu tandanya masih setengah jam lagi ponselnya baru aktif. Berulang kali aku menatap layar statusnya yang masih sama seperti kemarin, yaitu hanya berupa gambar sphagetti yang nampak sangat menggiurkan. Mataku  pun sudah mengantuk, tapi hati dan isi kepalaku masih tetap semangat dan bertahan sampai bisa mendengar suara lelaki itu walau sebentar.

"Non, udah tidur?"

Pesan singkat yang masuk ke dalam ponselku, langsung terbaca walau belum kubuka.

"Telpon, saya rindu." Sambil menggigit bibir, aku tak sabar menanti telepo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status