Share

7. Orang rua Selina?

"Berhenti di sini," ucap Selina pada Ernest yang masih mengendarai mobilnya.

Ernest menuruti permintaan Selina, pria itu menghentikan mobilnya tepat di gang sempit yang sangat tidak mungkin untuk bisa dilewati oleh mobil.

"Apakah ini jalan menuju rumahmu?" tanyanya pada Selina yang kini tengah berusaha membuka sabuk pengaman.

"Ya." Selina menjawab singkat, lalu tanpa aba-aba dia membuka pintu mobil dan keluar dari sana.

"Terima kasih," lanjutnya sekali lagi.

Belum sempat Ernest menjawab, akan tetapi Selina telah lebih dulu pergi meninggalkan Ernest begitu saja. Lelaki itu sendiri merasa heran dengan Selina, mengapa juga gadis itu suka sekali pergi tiba-tiba begitu saja.

Namun Ernest tak mau ambil pusing, dia melihat punggung mungil milik gadis cantik itu yang mulai menjauh, menggelengkan kepalanya pelan. Lalu kemudian terbesit sebuah senyuman tipis di wajahnya yang sangat tampan.

***

Selina masuk ke dalam rumahnya, saat masuk ke dalam ruangan, dia dibuat kaget dengan adanya sepasang suami istri berpakaian mewah dan elegan yang kini tengah duduk dan berhadapan dengan Martha.

Saat Selina datang, semua pasang mata yang ada di ruangan itu tertuju kepadanya. Tatapan mata mereka berbeda-beda, Martha dan Leyla yang memandangnya penuh kebencian. Dan pasangan suami istri itu memandangnya terkejut dan tak percaya.

Namun Selina tetap tenang, wajahnya datar. Tidak ada senyum sama sekali di wajah wanita cantik itu.

"Apa ... kamu Selina Victoria?" tanya wanita yang berusia kisaran 45-an yang masih sangat cantik diusianya yang tidak lagi muda.

Selina tak menjawab dia hanya mengangguk sebagai jawaban.

Wanita cantik itu bangkit dari duduknya dia berdiri, menghampiri Selina, di tatapnya lamat-lamat wajah cantik gadis dihadapannya ini, semakin dia melihat, wajah Selina semakin mirip dengan dia dan suaminya.

Tanpa aba-aba lagi, wanita cantik yang belum diketahui namanya itu memeluk Selina kuat seraya menangis.

"Selina kamu Selina, anakku?" ucap wanita cantik itu pelan, suaranya bergetar.

Sementara Selina hanya diam tidak banyak ekspresi yang ditampilkan oleh gadis beriris abu itu.

Wanita cantik yang diketahui bernama Rachell melepaskan pelukannya dari Selina. Dia menatap Selina penuh cinta keibuan.

Lalu tak lama, suami wanita tersebut, Arthur. Bangkit dari duduknya dan menghampiri kedua wanita yang berdiri saling berhadapan.

Mengetahui sang suami mendekat, Rachell buru-buru menggenggam lengan kekar Arthur. "Dia putri kandung kita, bukan?" tanyanya yang dibalas anggukan oleh lelaki itu.

Arthur menatap Selina penuh, dia baru menyadari bahwa matanya dengan mata gadis itu begitu mirip.

"Baik Selina kamu pasti kaget, dengan keadaan kami yang tiba-tiba seperti ini. Perkenalkan saya Arthur dan ini Istri saya, Rachell. Kami berdua merupakan orang tua kandungmu." Arthur memberikan penjelasan pelan, agar Selina tidak terlalu kaget dengan berita yang tiba-tiba.

Tersenyum pelan lalu kemudian dia melanjutkan, "Saya harap kamu tidak kaget mendengar berita ini, berpikir bahwa orang tua yang selama ini merawatmu bukan kedua orang tua kandungmu, pasti rasanya sangat sulit bagimu."

"Ya, aku tau kalau aku bukan anak kandung keluarga ini," jawab Selina santai, tidak memperdulikan ekspresi wajah semua orang yang ada di sana mulai berubah.

Martha buru-buru menghampiri Selina, wanita paruh baya itu menunjukkan senyum lembutnya, akan tetapi ketika menatap Selina matanya penuh ancaman.

"Selina sayang, ini orang tua kandungmu. Ibu harap kamu bisa menghargai mereka sebagaimana kamu menghargai Ibu, selama ini kamu selalu dimanja meskipun keadaan keuangan kita susah bukan?" tanya Martha. Lalu kemudian wanita itu memeluk Selina.

Jika orang lain yang melihat mungkin Martha saat ini seolah tengah memperlakukan Selina penuh kasih sayang. Namun kenyataannya kini wanita itu mencubit kuat lengan Selina dan berbisik tepat di telinga Selina. "Jika kau memberitau mereka yang tidak-tidak maka kau habis saat ini juga," ancamnya dengan nada pelan, sehingga hanya dia dan Selina yang bisa mendengar.

Selina tersenyum miring, dia menghempaskan tangan Martha yang mencubitnya kuat, sorot mata Selina dingin, dia melangkah maju lalu kemudian kembali berbisik di telinga wanita itu. "Jika kau berani lagi menyentuhku sedikit saja, maka bersiap-siaplah menanggung segala konsekuensinya karena berani bermain-main denganku." Selina berkata dengan nada penuh ancaman sehingga membuat Martha terdiam menahan amarah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status