Selina menatap Mansion yang begitu megah dan mewah dihadapannya dengan pandangan datar, di dunianya. Dia juga memiliki sebuah rumah yang lebih megah dan mewah dari ini, jadi ketika melihat rumah keluarga Gillbert saat ini, dia tidak memiliki ekspresi apapun di wajahnya.
"Ini sekarang menjadi rumahmu, bagaimana? Kau menyukainya?" tanya Rachell lembut, matanya menatap Selina dengan senyum keibuan."Ya, aku menyukainya," jawab Selina dengan senyum tipis yang terukir di wajahnya yang cantik.Rachell menghembuskan nafas lega, disebelahnya ada Arthur yang sudah membawa sebuah barang-barang milik Selina.Mereka bertiga masuk ke dalam Mansion mewah dengan gaya Eropa itu. Saat masuk, para pelayan sudah berjejer rapih memberikan hormat pada mereka.Lalu tak lama, salah satu dari pelayan tersebut datang dan mengambil barang bawaan milik Selina.Melihat ke sekeliling Selina harus mengakui bahwa Mansion ini mewah dan megah."Ah ya Selina, A-ayah lupa memberitaumu, bahwa kini namamu sudah berganti menjadi Selina Victoria Gillbert, dan kini kamu sudah menjadi nona muda keluarga Gillbert," ucap Arthur ragu kala menyebut kata 'Ayah' pada Selina.Gadis itu mengangguk. "Ya terima kasih," balasnya singkat seraya tersenyum tipis."Apakah saudariku sudah datang?" ucap seorang gadis cantik yang berlari menuruni tangga. Dia menggunakan rok berwarna merah muda sedikit diatas lutut sehingga memperlihatkan sepasang kaki yang lurus dan panjang.Suaranya begitu lembut, mempercepat langkahnya. Dia menghampiri Rachell dan Arthur.Lalu tanpa aba-aba dia langsung memeluk Rachell dan bergelayut manja padanya. Mata gadis itu melirik kearah Selina, seakan ingin menunjukkan bahwa dirinya lah yang lebih dekat dengan Rachell daripada Selina.Gadis itu, Jesslyn si putri palsu keluarga Gillbert sekaligus pahlawan wanita kedua dalam buku.Sesuai deskripsi dalam buku. Jesslyn sangat cantik, matanya bulat, hidungnya mancung, dan bibirnya tipis. Akan tetapi kecantikannya akan langsung sirna bila disandingkan dengan Selina.Jika kalian bertanya mengapa Jesslyn tetap berada di sini meskipun pasangan Gillbert tau bahwa dia bukanlah putri kandung mereka. Itu karena mereka merasa tak rela bahwa putri yang sudah mereka besarkan selama belasan tahun harus berpisah dari mereka.Maka dari itu Rachell dan Arthur memutuskan untuk merawat Selina dan Jesslyn sekaligus. Keluarga Gillbert tidak pernah kekurangan uang. Maka dari itu mereka memutuskan untuk merawat kefua gadis itu."Bu, apakah ini saudariku?" tanya Jesslyn pada Rachell. Dia menatap Selina dengan kegembiraan di wajahnya."Ya dia akan menjadi saudarimu mulai hari ini, jadi kalian harus akur," ucap Rachell lembut. Lengannya dia gunakan untuk mengelus puncak kepala Jesslyn sayang.Jesslyn menghampiri Selina lalu dengan tiba-tibanya dia langsung menggenggam tangan Selina. "Saudari tau kah kau? Aku sudah lama menunggumu," ucap Jesslyn lengkap dengan senyum manisnya."Ya." Selina hanya menjawab singkat, seraya tersenyum tipis, lalu dia melepaskan tangan Jesslyn yang menggenggam tangannya.Tak mau pusing-pusing Selina segera duduk di tempat yang sudah disediakan.Dan Lucas hanya tersenyum tipis, dia merasa bahwa adiknya itu unik dan sederhana."Ah ya Selina mungkin hari ini kamu hanya bertemu dengan Lucas, kakak lelaki pertama dan ketigamu merupakan orang yang sibuk sekali. Kakak pertamamu saat ini sedang sibuk mengurus perusahaan dan sedang melakukan perjalanan bisnis keluar negeri, sedangkan kakak lelaki ketigamu saat ini sedang melakukan olimpiade fisika di luar kota," jelas Rachell seraya menyiapkan lauk untuk Arthur.Selina tidak menjawab dia hanya mengangguk tanda mengerti.Dalam novel diceritakan bahwa ketiga kakak lelaki pemilik asli ini sangatlah hebat, di masa depan kakak lelaki pertama akan menjadi seorang pembisnis yang sangat hebat dan ditakuti oleh musuh-musuhnya.Kakak lelaki kedua akan menjadi seorang pengacara ternama dan ditakuti
Selina duduk dengan tenang di tempat tidurnya, menatap kesekitar. Akhirnya perlahan dia berjalan mendekati komputer yang ada di meja belajar. Menyalakan komputer tersebut, lalu kemudian dia mengunjungi sebuah forum tertentu dan mendaftarkan akunnya di sana.Melihat-lihat sebentar dia tersenyum miring, dengan senang hati dia akan mengambil tugas ini. Tugas di mana dia harus meretas sistem perusahaan dan hadiah yang diterima sangatlah menarik setelah tugas selesai dilakukan maka uang senilai 500 juta akan segera dikirimkan. Hal ini bukanlah masalah yang sulit baginya, dia sudah begitu ahli. Bahkan di dunianya pun begitu dia sudah terlalu sering meretas sistem perusahaan yang ada.Sejak kecil, kehidupan Selina hanya didedikasikan untuk belajar. Selina kecil sangat menyukai mempelajari hal-hal yang baru, maka jangan heran apabila Selina hampir bisa melakukan segalanya karena Selina telah belajar mati-matian sedari kecil.
Arthur dan Rachell hanya diam, mereka memaklumi kepribadian Selina yang seperti itu, karena mereka tau tidak mungkin mudah bagi Selina untuk cepat-cepat beradaptasi dengan lingkungan baru.Sementara Jesslyn menyumpah serapahi Selina dalam hatinya. Bagaimana mungkin seorang anak yang dibesarkan di pedesaan bisa dibandingkan dengannya? Seharusnya Selina itu tau diri, dia hanyalah sebutir debu jika dibandingkan dengan dirinya. Jesslyn melihat wajah Selina yang sangat cantik, sedetik kemudian dia berdicih sinis dalam hati. Untuk apa memiliki wajah cantik apabila memiliki otak bodoh? Jesslyn sangat yakin, bahwa Selina begitu mudah ditipu. Lagipula menurut informasi yang diberikan oleh ibu kandungnya— Martha. Selina sangatlah bodoh dalam pelajaran, dia memiliki mental pengecut dan keterbelakangan mental. Mengingat Selina memiliki gangguan mental, Jesslyn tidak bisa menahan senyumnya. Dalam hati dia memaki-maki Selina, akan tetapi diperm
Selina menatap Mansion yang begitu megah dan mewah dihadapannya dengan pandangan datar, di dunianya. Dia juga memiliki sebuah rumah yang lebih megah dan mewah dari ini, jadi ketika melihat rumah keluarga Gillbert saat ini, dia tidak memiliki ekspresi apapun di wajahnya. "Ini sekarang menjadi rumahmu, bagaimana? Kau menyukainya?" tanya Rachell lembut, matanya menatap Selina dengan senyum keibuan. "Ya, aku menyukainya," jawab Selina dengan senyum tipis yang terukir di wajahnya yang cantik. Rachell menghembuskan nafas lega, disebelahnya ada Arthur yang sudah membawa sebuah barang-barang milik Selina.Mereka bertiga masuk ke dalam Mansion mewah dengan gaya Eropa itu. Saat masuk, para pelayan sudah berjejer rapih memberikan hormat pada mereka. Lalu tak lama, salah satu dari pelayan tersebut datang dan mengambil barang bawaan milik Selina. Melihat ke sekeliling Selina harus mengakui bahwa Mansion ini mewah dan megah.
Perilaku Martha dan Selina ini mungkin dilihat orang lain seperti kasih sayang antara anak dan ibu. Akan tetapi kenyataannya yang sebenarnya mereka berdua saling melemparkan ancaman untuk menghancurkan satu sama lain.Selina menjauh dari Martha, dia menatap Martha menantang, lengkap dengan senyuman Provokasi yang terukir cantik di bibir tipisnya.Sementara Martha yang melihat tingkah Selina saat ini hampir terpancing emosi, jika saja tidak ada Rachell dan Arthur kemungkinan besar dia sudah memukuli Selina saat ini juga.Dan leyla? Rasa kebencian gadis itu kepada Selina semakin bertambah. Dia merasa kalau Selina sangatlah beruntung. Kenapa juga harus Selina yang merupakan anak asli keluarga kaya? Kenapa bukan dirinya saja? Rasa iri dan benci Leyla terhadap Selina telah mencapai tahap ekstream.Leyla menatap Rachell dan Arthur bergantian lalu kemudian dia berkata, "Paman, Bibi. Saya harap kalian bisa menjaga Selina dengan baik, meskipun terkadang Se
"Berhenti di sini," ucap Selina pada Ernest yang masih mengendarai mobilnya.Ernest menuruti permintaan Selina, pria itu menghentikan mobilnya tepat di gang sempit yang sangat tidak mungkin untuk bisa dilewati oleh mobil."Apakah ini jalan menuju rumahmu?" tanyanya pada Selina yang kini tengah berusaha membuka sabuk pengaman. "Ya." Selina menjawab singkat, lalu tanpa aba-aba dia membuka pintu mobil dan keluar dari sana."Terima kasih," lanjutnya sekali lagi.Belum sempat Ernest menjawab, akan tetapi Selina telah lebih dulu pergi meninggalkan Ernest begitu saja. Lelaki itu sendiri merasa heran dengan Selina, mengapa juga gadis itu suka sekali pergi tiba-tiba begitu saja. Namun Ernest tak mau ambil pusing, dia melihat punggung mungil milik gadis cantik itu yang mulai menjauh, menggelengkan kepalanya pelan. Lalu kemudian terbesit sebuah senyuman tipis di wajahnya yang sangat tampan.***Selina masuk ke dalam ruma