Home / Romansa / Fake Girlfriend / Bab 7: Dasar Lelaki Gila

Share

Bab 7: Dasar Lelaki Gila

Author: Anquin Dienna
last update Last Updated: 2021-10-26 08:50:28

Kim Na Ra POV

Sepulang sekolah aku langsung mandi dan ganti baju. Aku bersiap untuk kerja paruh waktu di sebuah coffeshop terkenal di daerah Namdaemun-ro, Myeong-dong. Untuk sampai ke sana, hanya perlu waktu sekita 15-20 menit saja mengingat lokasi runah atapku yang berada di Insadong.

Aku mengenakan seragam kerja dan memoles wajah dengan make up. Kucepol rambut panjangku dengan jepit hitam. Kuambil tas kecil dan berjalan menuju gang depan rumah atapku. Aku berjalan beberapa meter ke halte bus. Tak berapa lama bus tujuanku tiba dan aku langsung menaikinya.

Sesampainya di tempat kerja, aku langsung membereskan cangkir-cangkir kopi yang sudah tidak dipakai oleh pelanggan, mengambilkan pesanan, dan melayani tamu. Badanku terasa pegal. Jam di lenganku menunjukkan pukul sembilan malam. Aku beristirahat sejenak di tempat kasir menggantikan temanku yang ingin ke toilet.

Seorang pelanggan mengantre di depan meja kasir memesan tiga gelas sexagintuple vanilla bean mocha frappuccino. Daebak! Pelanggan di depanku ini pasti orang kaya. Jarang-jarang ada pelanggan yang memesan menu ini karena harganya yang super fantastis. Harga satu gelas kopi ini setara dengan seperenam gajiku dalam sebulan. Amazing-kan?

“Ada pesanan lainnya, Tuan?” tanyaku. Pelanggan itu menggeleng. “Saya ulang kembali pesanan Anda, tiga gelas large sexagintuple vanilla bean mocha frappuccino, satu rustica chiken cranberry sandwich, dan dua smoked chicken croissant sandwich. Total 1.710.139 won.”

“Saya bayar dengan kartu debit ya?” ucap pelanggan itu. Aku mengangguk.

“Silakan, Tuan,” ucapku. “Terima kasih, silakan duduk nanti saya antarkan pesanannya.”

Aku langsung meminta barista membuatkan pesanan yang diminta pelanggan tadi. Setelah pesanan selesai aku langsung berjalan ke arah pengunjung yang akan menerima makanan dan minuman ini. Entah aku yang kurang fokus atau memang laki-laki di depanku yang tidak hati-hati karena ia sukses menabrakku dan membuat minuman yang kubawa tumpah ruah di kemejanya.

“Maaf, Tuan saya tidak sengaja,” ucapku seraya berlari mengambil tissue di meja kasir. Aku langsung membersihkan baju pelanggan itu.

“Minggir! Pakaianku bisa kotor karenamu!” ucapnya. “Kau?” ucapnya penuh penekanan.

Aku yang awalnya tertunduk sontak menatap laki-laki di depanku. Oh God! Kalian tahu siapa laki-laki itu? Dia adalah si laki-laki aneh yang beberapa kali kutemui di sekolah.

“KAU?” Aku pun memelotot ke arah si cowok aneh. “Kenapa aku harus bertemu denganmu lagi? Bisa tidak sehari saja kau menghilang dari hadapanku?” bentakku.

“Ya~~! Kau yang bersalah, kau yang memarahiku? Ada yang salah dengan kinerja otakmu ya? Lihat seberapa salahnya kau padaku?” bentaknya sarkastik. Demi Tuhan laki-laki ini sangat menyebalkan! Kenapa dia harus menjadi pelangganku hari ini? Ergh!

“Baiklah Tuan, saya mohon maaf.” Kuhentakkan kaki pertanda emosi. Lalu pergi menghampiri meja pelanggan yang sudah menunggu pesanan yang tumpah ini.

Sial! Hari ini benar-benar hari tersial sepanjang hidupku. Kenapa di mana-mana pasti bertemu dengan iblis itu? Semenjak bertemu dengannya hidupku selalu sial! Hari ini dia membuat setengah gajiku hilang. Hilang hanya karena minuman sialan bernama sexagintuple vanilla bean mocha frappuccino! Hiks! bagaimana nasibku sebulan ke depan? Sewa rumah atap belum dibayar, biaya makan, biaya sekolah, Aargh sialan!

“Permisi Tuan, Nyonya, mohon maaf saya tidak sengaja menumpahkan minumannya. Sebentar akan saya ganti. Sekali lagi mohon maaf,” ucapku pada pelanggan yang memesan minuman itu. Aku mendelik tajam ke arah laki-laki itu. Rasanya aku ingin menangis saja! Dasar iblis!

Aku segera masuk pantry dan menjelaskan semua kejadian pada manajerku. Dia sempat marah dan aku berjanji akan membayarnya dengan gajiku. Setelah perdebatan selama lima belas menit, aku kembali keluar dengan tiga minuman baru berlabel sama. Rasanya masih tidak rela harus mengganti minuman yang tumpah itu meskipun aku juga salah. Andai saja dia tidak muncul tiba-tiba seperti tadi pasti aku tidak akan kehilangan gajiku sekarang. Aku menghampiri meja pelanggan tadi dan ternyata laki-laki tadi duduk di sana. Apa mungkin ini pesanan dia?

“Ini pesanannya Tuan, Nyonya, mohon maaf telah menunggu lama,” ucapku berusaha ramah. Meski sebenarnya, aku ingin sekali memaki laki-laki itu. Dia sama sekali tidak memiliki rasa tanggungjawab! Semua ini juga salahnya!

“Terima kasih,” ucap pelanggan itu. Bisa kutebak sepertinya Tuan dan Nyonya ini adalah orang tua dari laki-laki berengsek ini.

“Kau tidak berniat untuk meminta maaf padaku?” tanya si laki-laki seraya menaikan satu alisnya.

“Untuk?”

“Kau sudah menumpahkan minuman itu di pakaianku. Untung saja aku selalu membawa pakaian cadangan di mobilku. Kalau tidak aku pasti sudah dikerubuti semut karena ulahmu!”

“Baiklah saya minta maaf Tuan, mohon maaf atas ketidaknyamanannya.” Demi Tuhan dia sangat-sangat menyebalkan! Dasar siluman! Andai saja tidak ada Ayah dan Ibunya sudah kucakar wajahnya yang arogan!

“Mike, kau tidak boleh bersikap seperti itu! Gadis ini tidak sengaja melakukannya padamu,” ucap Nyonya pelanggan pada laki-laki itu. Sekarang aku tahu namanya Mike.

“Tidak apa-apa Nyonya, saya yang salah. Permisi.”

…,

Jam di lenganku menunjukkan pukul sebelas malam. Aku segera membersihkan sisa make up di wajahku dan membuka cepolan rambutku. Kuganti pakaian kerjaku menjadi kaos, memakai celana jeans, dan menenteng tas slempang kecil. Kukenakan jaket hitamku dengan sepatu boots coklatku. Aku keluar dari Coffe Shop menuju jalan raya. Kusentuh layar ponselku dan menelpon Ji Hyun.

“Ji Hyun ah~~!” rengekku.

“Wae? Neon gwaenchanh-a[1]?” terdengar suara Ji Hyun di ponselku.

“Ji Hyun ah~~ aku benar-benar sangat kesal! Kenapa di tempat kerja aku harus bertemu dengan iblis itu lagi!” rengekku.

“Iblis? Siapa maksudmu? Apa iblis itu laki-laki yang kau anggap aneh?” tanya Ji Hyun.

“Iya! Karena dia aku jadi kehilangan setengah gajiku bulan ini.” Aku kembali merengek. Kali ini aku menangis. Aku tidak peduli jika orang-orang di sekitarku menganggap aku gila karena menangis sambil berjalan. Mereka pun akan seperti ini jika berada di posisiku saat ini. Aku benar-benar bingung membayangkan hidupku sebulan ke depan tanpa uang? Oh GOD! Please help me!

“Jinjja? Kenapa bisa begitu?” Terdengar nada khawatir dari ucapan Ji Hyun.

Aku menceritakan kejadian tadi pada Ji Hyun. Ji Hyun justru menawarkan pinjaman untukku dan memintaku berhenti bekerja. Dia mengatakan lebih baik aku terima tawaran Ayah dan Ibunya untuk tinggal di rumahnya supaya aku tidak perlu bekerja lagi. Kutolak tawaran Ji Hyun, karena keluarga Ji Hyun sudah terlalu banyak menolongku sejak Eomma meninggal. 

Rasanya aku tidak tahu diri kalau terus menerus berpangkutangan pada Ji Hyun dan keluarganya. Aku tidak mau terus menyusahkan Ji Hyun.  Aku tahu kalian pasti berpikir aku bodoh dan tolol karena menolak pertolongan Ji Hyun yang mungkin adalah utusan Tuhan yang mendengar doaku tadi. Namun sayangnya, aku terlalu malu pada Ji Hyun. 

Ji Hyun dan keluarganya terlalu baik, mulai dari membiayai rumah sakit Eomma, membiayai sekolahku ketika aku di junior high school, membayar uang sewa rumah atap. Ah, pokoknya mereka terlalu banyak menolongku. Sekarang aku tidak mau terus menerus menjadi benalu untuk Ji Hyun. Aku yakin aku mampu bertahan dengan caraku sendiri. Aku bertekad setelah lulus sekolah aku harus mendapatkan beasiswa kuliah dan setelah lulus aku tidak perlu lagi khawatir tentang masalah keuanganku. Bahkan mungkin aku bisa membantu Imo mengurus Halmeoni.

Ji Hyun adalah sahabat paling baik. Dia selalu ada untukku. Aku sangat bersyukur bisa mengenal Ji Hyun. Ji Hyun termasuk perempuan popular di sekolah dulu, mungkin juga sekarang. Aku tidak tahu karena kami tidak satu sekolah. Ji Hyun cantik. Wajahnya putih, tinggi, bermata sipit, hidung mancung, tubuhnya jenjang dan mulus, SEMPURNA! Itulah deskripsi yang tepat dalam menggambarkan fisik Ji Hyun.

Aku masih berjalan di sepanjang trotoar. Aku tersentak karena tiba-tiba ada seseorang yang memegang lenganku.

“K A U?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Fake Girlfriend   Bab 30 : Persaingan

    Cha Seung Jo POV“Aku pilih Seung Jo Oppa.”“HAH?” Aku dan Mike sontak terkejut mendengar jawaban Kim Na Ra. Tak dapat kusembunyikan senyuman yang tersungging di bibirku.“Kau benar-benar serius memilihku?” tanyaku lagi. Gadis pujaanku hanya mengangguk. “Sudah kukatakan Mike, Na Ra tidak mungkin dengan mudah melupakanku. Ikhlaskan dia untukku! Tidak ada persaingan lagi di antara kita. Kul!” ucapku pada Mike disertai senyuman penuh kemenangan.“Kim Na Ra, kau masih memiliki utang padaku,” ucap Mike membuat aku dan Na Ra mengerutkan kening secara bersamaan.“Utang?” tanya gadisku bingung. Jujur saja, aku juga tak paham dengan perkataan Mike tadi. Sepertinya adikku ingin mencari kesempatan untuk tetap berdekatan dengan kekasihku. Tidak akan kubiarkan!“Kontrak kita belum berakhir dan sesuai perjanjian kau harus tetap menjadi pacar gadunganku selama di sekolah sampai kontrak ini selesai. Lalu kau harus tetap menjadi model fotoku terlepas kau masih pacarku atau pun bukan.” “Ya~ kau tak b

  • Fake Girlfriend   Bab 29 : Aku Pilih DIA

    Kim Na Ra POVPikiranku melayang tak karuan saat ini. Aku mulai memikirkan usul konyol Ji Hyun tentang berpura-pura kencan dengan Lee Ki atau menerima Seung Jo Oppa dan Mike menjadi pacar.“Pura-pura berkencan dengan Lee Ki? Tidak! Tidak! Aku tidak mungkin tega menyakiti dan memanfaatkan Lee Ki seperti itu. Menerima Seung Jo oppa dan Mike? Apa memang sebaiknya seperti itu saja? Toh selama beberapa hari ini kedua laki-laki itu aktif dan gencar mendekatiku dengan berbagai cara kan? Mereka selalu saja berlomba-lomba mengantar jemputku sekolah, mengajakku jalan-jalan, bahkan tak jarang mereka bertengkar hanya karena siapa yang pantas untuk mendapatkan perhatian dariku. Sepertinya lebih baik aku menyelesaikan masalah ini secepatnya daripada kedua kakak beradik itu terus menerus bertengkar hanya karena memperebutkan hatiku. Apalagi mereka sendiri yang pernah menawarkanku untuk menerima cinta mereka, jadi keputusan ini sepertinya tidak salah.”Aku bergidik ngeri membayangkan ide gilaku saat

  • Fake Girlfriend   Bab 28 : Cemburu

    Cha Jung Won POV“Argh! Dave kau benar-benar keterlaluan! Bisa-bisanya kau berbuat curang dengan menjadi guru les musik di SNHS!” gerutuku di dalam kelas.Kuacak rambut frustrasi. Rasanya hati ini tak rela jika Dave akan lebih sering bertemu dengan Kim Na Ra. Itu artinya kesempatanku untuk memenangkan hati gadis itu mulai menipis. Apalagi aku tahu pasti, Kim Na Ra memang pernah menyukai Dave.Gadis mana yang tidak senang jika didekati oleh laki-laki yang ia sukai? Aku takut hati Kim Na Ra akan mulai berpaling dariku. Berpaling? Kuralat ucapanku sendiri. Sebenarnya Kim Na Ra memang tidak pernah terang-terangan membuka atau menutup hatinya untukku. Apa ia pernah menyukaiku? Aku juga tidak tahu. Miris rasanya ketika aku mulai merasakan jatuh cinta. Namun, ternyata rivalku adalah kakakku sendiri. Haruskah kami bertengkar hanya karena seorang gadis?“Jung Won kau kenapa? Sepertinya wajahmu terus menerus ditekuk sejak pagi?” tanya Nam Gil menggodaku.“Nam Gil berhentilah menggodaku! Aku sed

  • Fake Girlfriend   Bab 27 : Kim Na Ra Berkencanlah dengan Kami!

    Kim Na Ra POV “Duduklah! Makan bersamaku,” ajak Mike. “Tidak perlu! Aku akan makan bersama Ji Hyun,” tolakku. “Statusmu masih pacarku Kim Na Ra. Semua orang di sekolah ini tahu kalau kau pacarku. Duduk! Temani aku makan,” perintahnya. Dengan terpaksa aku pun ikut duduk di samping Mike. Ia memesankan jjajangmyeon untukku. Akhirnya, kami pun makan bersama di kantin. Tak ada pembicaraan khusus antara kami. Aku lebih banyak diam dan terkesan tak peduli dengan kehadiran Mike. Aku masih bingung harus bersikap seperti apa kepada Mike sekarang. “Kalian sedang apa di sini?” sebuah suara laki-laki mengagetkan aku dan Mike. Refleks kami pun menoleh ke sumber suara, Seung Jo oppa. Ia langsung duduk di sebelah kami tanpa meminta persetujuan apa pun. “Untuk apa kau datang ke sini?” kedua alis Mike bertaut tanda tak suka jika Seung Jo oppa ikut bergabung dengan kami. “Mulai hari ini aku akan mengajar ekskul musik di SNHS. Sekalian mengisi kekosongan selama aku cuti kuliah. Baguskan? Aku dan ka

  • Fake Girlfriend   Bab 26: Sibling Rivalry

    Cha Seung Jo POV “Dave, aku perlu berbicara denganmu,” panggil Mike padaku. Aku berusaha bersikap tenang meski sebenarnya tangan ini ingin sekali memukul wajahnya sekarang. Emosiku memuncak setiap kali mengingat Mike seenaknya mencium Kim Na Ra. Bahkan, berkali-kali menciumnya! Aargh! Sialan! “Kalau kau ingin memintaku menyerah tentang Kim Na Ra, jawabanku tetap sama. Aku tidak akan pernah melepaskannya untukmu!” Udara yang kuhirup saat ini tidak terasa menyegarkan tetapi menyesakkan. Beberapa kali kukepalkan lenganku berusaha untuk tak bertindak kasar pada adikku. “Aku juga akan melakukan hal yang sama. Aku tidak akan pernah melepaskan Kim Na Ra untukmu!” ucapnya penuh penekanan. “Mike, pergilah sebelum aku naik pitam,” pintaku. “Kenapa kau harus emosi padaku hah? Aku tidak pernah tahu kalau gadis yang kukencani adalah gadis yang kau sukai!” bentaknya. “Kalau aku tahu, aku tidak mungkin menyukai Kim Na Ra!” tambahnya lagi. “Bajingan! Dia bukan kekasihmu! Sejak kapan dia setuju

  • Fake Girlfriend   Bab 25 : O, Ow Mike? Seung Jo Oppa?

    Kim Na Ra POV Aku berusaha sekuat tenaga untuk menghindari perasaanku pada Mike. Tidak mungkin aku jatuh cinta padanya bukan? Aku yakin hatiku sepenuhnya masih milik Seung Jo Oppa. Apalagi kemarin Seung Jo Oppa juga sudah menyatakan perasaannya padaku meski tidak secara langsung dan pernyataan itu benar-benar membuatku terbang bak mengawan di langit ke tujuh. Rasanya seperti mimpi dapat kembali bertemu dengannya. Apalagi ternyata lelaki itu juga pernah menyukaiku. Rasanya semesta memang baik padaku. “Yeobseo oppa, aku sudah sampai! Aku tunggu di pojok kanan dekat pintu masuk bioskop ya!” ucapku pada Seung Jo oppa. “Oke. Oppa sedang berjalan ke arah sana.” Kudengar suara khas Seung Jo Oppa di ponselku. Mike tiba-tiba menggenggam tanganku secara posesif. Astaga! Apa maksudnya? Padahal jelas-jelas Seung Jo Oppa akan segera tiba. Argh! Menyebalkan! “Mike jangan pegang-pegang tanganku!” Aku berusaha melepaskan tanganku dari cengkraman Mike. “Shut up, aku akan memperkenalkanmu kepada hy

  • Fake Girlfriend   Bab 24: Inikah Rasanya Cemburu

    Cha Jung Won POV “Argh! Dave kau benar-benar keterlaluan! Bisa-bisanya kau berbuat curang dengan menjadi guru les musik di SNHS!” gerutuku di dalam kelas. Kuacak rambut frustrasi. Rasanya hati ini tak rela jika Dave akan lebih sering bertemu dengan Kim Na Ra. Itu artinya kesempatanku untuk memenangkan hati gadis itu mulai menipis. Apalagi aku tahu pasti, Kim Na Ra memang pernah menyukai Dave. Gadis mana yang tidak senang jika didekati oleh laki-laki yang ia sukai? Aku takut hati Kim Na Ra akan mulai berpaling dariku. Berpaling? Kuralat ucapanku sendiri. Sebenarnya Kim Na Ra memang tidak pernah terang-terangan membuka atau menutup hatinya untukku. Apa ia pernah menyukaiku? Aku juga tidak tahu. Miris rasanya ketika aku mulai merasakan jatuh cinta. Namun, ternyata rivalku adalah kakakku sendiri. Haruskah kami bertengkar hanya karena seorang gadis? “Jung Won kau kenapa? Sepertinya wajahmu terus menerus ditekuk sejak pagi?” tanya Nam Gil menggodaku. “Nam Gil berhentilah menggodaku! Aku

  • Fake Girlfriend   Bab 23: Akhirnya Dia Membalas Perasaanku

    Kim Na Ra POV Setelah Seung Jo Seonbae keluar, Ji Hyun langsung mengomeliku. “Na Ra apa yang kau lakukan? Kenapa kau bersikap genit seperti itu di hadapan Seung Jo Seonbae? Ingat Na Ra, kau sekarang tidak sendirian. Dua bulan lalu kau sudah resmi berkencan dengan Jung Won!” tegas Ji Hyun seraya meminum latte kesukaannya. Aku tahu dari ekspresinya Ji Hyun sedang marah padaku. “Ji Hyun ah~ apa sekarang kau sedang cemburu? Apa mungkin kau masih menyukai Mike?” tanyaku. Aku menggigit bibir bawahku. “Astaga! Kim Na Ra pikiranmu sungguh dangkal! Mana mungkin aku masih menyukai Jung Won? Aku hanya tidak suka jika kau menyakitinya hanya karena kau jatuh cinta lagi pada Seung Jo Seonbae. Aku tahu sekali bagaimana kau tergila-gila padanya,” cerocos Ji Hyun seraya menoyor kepalaku. “Kau tenang saja. aku hanya akan berteman dengan Seung Jo Seonbae,” pungkasku yakin. Tak lama setelah percakapan ini selesai. Aku dan Ji Hyun pun memutuskan pulang. Namun, Mike sudah ada di depan café untuk menje

  • Fake Girlfriend   Bab 22 : DIA Kembali

    Kim Na Ra POV Saat ini aku sedang berada di sebuah café tempat nongkrong anak muda bersama dengan Ji Hyun. Ji Hyun memintaku untuk menemaninya pergi ke Mall untuk sekadar refreshing dan belanja. Seperti biasa, gadis itu kumat lagi penyakit shopaholicnya. Jika sudah berbelanja, gadis berambut pendek setengkuk itu bisa kalap luar biasa. Segala macam barang yang dia suka akan dibeli tanpa berpikir apakah barang itu penting atau tidak. “Na Ra kulihat kau semakin dekat dengan Jung Won. Aku tidak mengira kau bisa dekat dengannya padahal awalnya kalian saling membenci satu sama lain. Bahkan, sekarang kalian berkencan,” celetuk Ji Hyun. “HAHA dekat? Kau jangan bercanda Ji Hyun, Mike memang raja drama. Cocok sekali jika ia menjadi pemeran opera sabun di televisi. Ji Hyun ah~, kemarin Mike mengajakku ….” Oops! Hampir saja aku buka rahasia mengenai Mike yang menyatakan cinta padaku kemarin. Aku langsung menghentikan ucapanku. TAk perlu lah mengatakan apa-apa karena Ji Hyun mengira aku dan Mike

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status