Share

2. Awal Dari Perubahan

Bingung dengan apa yang sedang terjadi, aku menangis. Hatiku terasa perih melihat kepergiannya

“Apa yang terjadi denganku?” tanyaku dalam hati sambil menggenggam bagian baju di depan dadaku

Tidak lama setelah itu, rasa kantuk yang tadi sempat hilang kembali lagi. Itu mataku terasa sangat berat dan aku kehilangan keseimbangan. Tanpa aku sadari, kesadaranku telah pudar.

***

“Hiiyyaaaa!!!!!!”

Sebuah jeritan membuatku terbangun. Begitu aku membuka mata, hal pertama yang ada dihadapanku adalah langit yang telah berubah menjadi gelap. Di bawah cahaya bulan, aku tergeletak di atas tanah, di tengah lapangan.

Merasakan sensasi aneh pada pipiku, aku menyentuhnya. Bekas tetesan air mata masih tertinggal disana. Dengan cepat aku mengelapnya menggunakan pergelangan tanganku. Karena tidak ingin terus terbaring di tanah, aku mencoba untuk duduk. Kepalaku yang terasa sakit disertai pusing membuatku sedikit kesulitan untuk duduk.

Ketika mengamati keadaan sekitar. Aku melihat pada beberapa murid yang berlarian menuju suatu arah. Di sana terlihat beberapa orang sedang berkumpul. Melihat hal itu membuatku sedikit penasaran. Kalau pendengaranku tidak salah, seharusnya jeritan yang tadi membangunkanku berasal dari sana. Penasaran dengan apa yang terjadi, aku memutuskan untuk ke sana dan melihatnya sendiri.

Langkah demi langkah aku ambil dengan perlahan karena kepalaku yang masih terasa nyeri. ketika melihat ke sekeliling, masih banyak murid dan guru dalam keadaan tak sadarkan diri dan terbaring di tempat. Sesampainya di bagian paling belakang kerumunan itu, tiba-tiba aku teringat apa yang terjadi ketika aku tidak sadarkan diri. Itu seakan ingatan itu masuk ke dalam otakku.

Dari saat aku dipukul oleh guru olahraga saat pemanasan, hingga bertemu dengan apa itu namanya. Double danger? Double banger? Aku tidak ingat namanya, yang jelas aku mengingat bahwa aku bertemu dengan sosok yang mirip denganku, dan sebuah bola-bola aneh yang bercahaya.

Tetapi, aku tidak dapat mengingat apa yang dia katakan. Hal yang aku ingat dari perkataannya adalah, “Duniamu telah berubah, dan tentu saja hidupmu juga akan berubah. Tetapi itu tergantung kepada dirimu sendiri” beserta janji untuk terus hidup. Ketika aku hendak mengingatnya lebih jauh, rasa pusing di kepalaku semakin terasa, membuat kepalaku tidak karuan. Itu membuatku berhenti untuk memikirkannya lebih jauh dan fokus dengan hal yang ada di depanku.

Pada posisiku sekarang, aku tidak dapat melihat apa yang sedang terjadi di ujung kerumunan. Karena hal itu, aku memutuskan untuk mencoba menunduk, dan menyelipkan badanku ke dalam kerumunan. Tapi disaat aku melakukannya,

“Uhuuk!!”

“Maaf, apa kau tidak... Tch, kau rupanya minggir sana!”

Di saat aku berpikir dia akan meminta maaf, dia malah menendangku, tentu saja kali ini dengan sengaja. Tendangan itu cukup keras hingga membuatku terjungkal ke belakang. Menahan sakit yang ditimbulkan aku menjauh memutari kerumunan. Aku melakukan hal tersebut dengan tujuan mencari posisi dengan barisan paling sedikit pada kerumunan itu, lalu memasang telinga untuk mendengarkan suara dari balik kerumunan.

“Wah, luar biasa”

“Iya, kau benar sekali”

“Tapi jika dipikir-pikir, bukankah itu cukup menakutkan”

“Benar, itu dapat membakarmu”

“Hei, bagaimana kau bisa melakukannya?

Satu per satu murid berkomentar terhadap apa yang mereka lihat. Meskipun aku tidak dapat melihatnya. Aku yakin di dalam kerumunan sedang terjadi sesuatu yang menarik

“MINGGIR!!” Teriak seseorang dari arah lain

Aku memutari kerumunan, mencari asal dari suara itu. Ternyata yang berteriak itu adalah anak buah Dicky.

Berkat teriakan itu, mereka membukakan jalan. Membuatku dapat mengintip apa yang terjadi di dalam kerumunan

“Minggir, bo... Ketua OSIS mau lewat”

“?”

Ketua OSIS dia bilang? Apakah pelantikan sudah selesai tanpa aku sadari?

Aku berpikir sebentar mengenai pelantikan ketua OSIS. Kalau tidak salah, itu diadakan sekitar pertengahan bulan September. Sedangkan ini bulan.... Oktober. Pantas saja dia bilang ketua OSIS.

Membuang jauh yang saat ini kupikirkan. Aku melihat ke dalam kerumunan, di sana aku melihat sesuatu yang sungguh mengejutkan, terdapat sebuah api yang melayang di atas telapak tangan seorang murid perempuan. Sambil memperhatikan, Dicky yang sudah berdiri di depan gadis tersebut

“Kau murid kelas satu bukan?” tanya Dicky pada perempuan itu.

“Ada yang bisa kubantu? Ketua?"

Selama beberapa detik, mereka saling bertatapan, kemudian Dicky mengalihkan pandangannya ke arah api yang ada di tangannya itu. ekspresinya terlihat serius melihat keajaiban itu. Tetapi dengan cepat berubah,

“Wah, luar biasa. Bagaimana kau dapat melakukannya” tanya Dicky dengan nada ceria dan sedikit terkesan

Begitulah sekiranya ekspresi yang dikeluarkannya untuk menggoda perempuan, sekaligus untuk menyembunyikan sifat sebenarnya. Dicky termasuk pria yang tampan di sekolah ini. Dengan ekspresi seperti itu, dapat dipastikan membuat perempuan gugup.

“E-eh..ah~"

Benarkan. Karena perubahan ekspresi Dicky yang tiba-tiba membuatnya terkejut menyebabkan api yang ada di tangannya menghilang begitu saja

“Yah, menghilang... Lakukan lagi dong” teriak seseorang dari kerumunan di sekelilingnya.

“Benar apa yang dia katakan. Bisa tolong munculkan kembali api itu, please~”

Permintaan tolong Dicky yang diikuti senyuman membuat perempuan itu tidak bisa menolaknya. Apalagi di tengah kerumunan seperti ini

“A-ah baik, biarkan aku konsentrasi sejenak… ”

Beberapa saat kemudian. Api kembali muncul dari tangannya

“Wow indah sekali, bisa kau mengajariku” tanya dia sekali lagi tetapi kali ini sambil menggenggam tangan perempuan itu

Karena hal tersebut api di tangan perempuan itu kembali menghilang

“M-mudah kok. hanya perlu membayangkannya dan... Mmm~ bagaimana ya, aku juga belum terlalu mengerti. Tapi karena ketua lebih pintar dariku, aku rasa ketua akan lebih mahir”

“Tentu saja itu hal mudah, Jika kau saja bisa tidak mungkin bo- maksudku ketua tidak bisa”

“Diamlah! Hmm~ membayangkannya, ya. Biar kucoba”

Ketua menutup mata sejenak, sembari membuka telapak tangannya. Sedangkan murid-murid lain hanya memandanginya dengan serius. Setelah cukup lama, ketua membuka matanya. Tapi tidak ada apa pun yang terjadi.

“Sepertinya gagal, apa tidak ada petunjuk lain… Tunggu, aku terpikirkan sesuatu”

Ketua kembali menutup matanya, beberapa detik setelah dia menutup mata. Sebuah partikel air muncul pada telapak tangannya. Itu perlahan berkumpul membentuk sebuah gumpalan air berbentuk bola

“Wow, luar biasa”

“Seperti yang diharapkan dari ketua” Suara pujian dan tepuk tangan dilontarkan kepada Dicky

“Sepertinya sama dengan yang kupikirkan” gumam Dicky

“Dan.... Apa itu?” tanya perempuan itu

“Sama seperti dalam game maupun film. Tidak semua orang memiliki atribut elemen yang sama. Biar kuberitahu. Contohnya aku. Aku tidak dapat menggunakan sihir elemen api, tetapi dapat menggunakan sihir elemen api. Begitu pula dengan elemen lainnya. Sihir elemen terbagi menjadi 5 macam. Api, air, angin, tanah, dan petir. Masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan. Jadi, ada kemungkinan jika kita tidak cocok dengan suatu elemen, mungkin kita cocok dengan elemen lainnya”

Mendengar penjelasannya kami semua memasang ekspresi yang hampir sama yaitu kebingungan. Tetapi kami tetap mendengarkannya

“Walaupun begitu, luar biasa jika dunia ini... Tunggu sebentar, apa ini… Pandanganku....”

Seakan melihat sesuatu, Dicky terkejut. Bukan hanya dia, Satu per satu murid lain yang awalnya kebingungan juga memasang ekspresi terkejut yang sama dengan Dicky, tidak terkecuali diriku. Kami dikejutkan dengan sesuatu yang mirip layar dengan tulisan dan angka yang melayang. Jika dilihat baik-baik ini tampak seperti,

“Layar status karakter game RPG"

Meskipun aku sebut begitu, Nyatanya itu lebih mirip seperti sebuah data diri, hanya saja itu juga menampilkan data yang mirip dengan game RPG seperti Level, EXP, lalu beberapa atribut seperti, Strength, Agility, Vitality, intelligence, dan Dexterity yang mengacu pada diri sendiri. Lalu beberapa hal-hal yang berkaitan dengan RPG lainnya

Ketika melihat ke sebelah pojok kanan atas layar status milikku, sebuah simbol pesan dengan angka 1 terlihat di sana. Karena masih kebingungan dengan apa yang terjadi, aku memperhatikan sekitar. Terlihat murid-murid lain mengarahkan jarinya ke depan wajah mereka seakan mereka ingin menyentuh sesuatu, tetapi aku tidak dapat melihat apa yang mereka lihat. Sepertinya aku tidak dapat melihat layar status milik mereka, dan tampaknya mereka juga tidak dapat melihat milikku. Berarti memang layar status hanya dapat dilihat oleh diri sendiri.

Aku kembali fokus pada layar statusku. Jika diperhatikan baik-baik, cara mengontrol layar status ini cukup mudah. Ketika aku hendak mengalihkan pandangan darinya, itu langsung menghilang entah ke mana, lalu ketika aku berniat melihatnya itu langsung muncul di depan pandanganku. Selain itu, layar status ini transparan, jadi itu tidak terlalu mengganggu penglihatan.

Setelah mencoba-coba membiasakan diri dengan layar status tersebut, aku kembali mengalihkan pandanganku pada simbol pesan yang ada di pojok kanan atas. Aku mencoba menyentuhnya tetapi tidak ada yang terjadi. Malahan, membayangkan apa yang dilihat orang lain, mungkin ini terlihat gila. Karena dari pandangan orang lain aku tampak meraba-raba udara.

Karena tidak ada yang terjadi aku mencoba beberapa cara lain, hingga akhirnya dapat membukanya dengan menatapnya lalu mengatakan kata “Buka” di dalam hati. Pada saat itu juga, sebuah tulisan panjang muncul. Tulisan itu berisi;

“Kepada semua penduduk, semua makhluk di mana pun kalian berada. Dunia ini sudah sangat lama berjalan. Akan tetapi dunia ini sangat membosankan. Maka dari itu, aku sang dewa dunia ini. Atas izin sang kudus, sang Tuhan tunggal, menyatakan bahwa dunia akan segera berubah. Segala yang ada di dunia ini, dengan sedikit sentuhan permainan yang biasa kalian gunakan untuk menghibur diri. Kuubah dunia yang membosankan ini. Saat ini juga, dunia baru terlahir. Hari-hari membosankan kalian berakhir di sini. Nikmatilah dunia baru ini”

Tepat setelah selesai membaca surat tersebut. Aku bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan dunia berubah. Sebelum aku mendapatan jawaban dari pertanyaanku,

Keanehan mulai terjadi. Tanah berguncang, langit mengeluarkan gemuruh yang sangat keras, suara yang luar biasa keras hingga membuat kepala serasa ingin meledak. Menutupi kedua telinga pun percuma, suara itu terasa seperti langsung masuk ke dalam otak.

Sekali lagi, sama seperti sebelumnya, sekumpulan murid mulai kembali kehilangan kesadaran, satu per satu dari mereka kembali pingsan. Tetapi kali ini, sepertinya itu terjadi karena suara yang luar biasa keras ini.

Berusaha untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, aku melihat ke segala arah. Tetapi hasilnya nihil, tidak ada sesuatu yang aneh. Hingga ketika aku melihat ke atas. Betapa terkejutnya aku ketika melihat apa yang terjadi.

Di langit gelap khas malam hari, sebuah retakan muncul di atas langit. Ketakutan memenuhi sekujur tubuhku, aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tubuhku gemetar ketakutan. pikiranku berkata “Mungkinkah ini kiamat?” Perlahan kakiku mulai tidak kuat menopang kedua kakiku yang ketakutanku, disertai suara yang memekakkan telinga, tanpa dapat melihat lebih lama apa yang terjadi, untuk kedua kalinya aku kehilangan kesadaranku.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status