Share

Meninggalkan Pulau Mangkai

“Di sini cukup indah dan sangat tenang,” Feng tersenyum pada Huang.

Lagi pula, wajah sang kekasih yang ditimpa cahaya mentari pagi itu memang terlihat sangat cantik mempesona.

Huang menatap wajah pemuda di sampingnya dan mendesah panjang. “Kakak Feng,” ujarnya, “kita tidak sedang berpelesir. Janganlah terlalu santai.”

Sang pemuda menghela napas dalam-dalam. Dia hanya bermaksud untuk menghibur sang kekasih yang ia tahu suasana hatinya sedang tak keruan sebab mereka yang terdampar di pulau asing ini, sementara mereka tidak tahu di mana kini Hoaren berada.

Dua anak buah He Hwan melangkah di depan mereka, terpaut kira-kira tujuh langkah.

Mereka sudah menemukan dua rumah penduduk yang terbuat dari anyaman bambu dan berbentuk panggung sebelumnya. Sayangnya, mereka tidak bertemu dengan siapa pun di kedua rumah sederhana tersebut.

“Hei, lihat!” ABK yang di kanan menunjuk pada seorang nelayan yang sedang menarik sampannya ke pantai.

ABK yang di kiri mengangguk. Dan keduanya bergegas menghampir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status