Share

Bab 10



POV Duta



Aku mengikuti Nita, masuk ke kamar. Nita terduduk lemas penuh kemarahan. Pintu kamar segera kukunci dari dalam. Rasa marah dan emosi meyulut ke dalam hati hingga aku tak mampu lagi untuk mengontrol diri.



Banyak pertanyaan aku lontarkan. Aku tidak mau tahu, aku harus mendapat jawaban.



"Cepat kamu bicara! Aku tidak punya waktu lama, untuk manusia tidak tahu diri seperti kamu Duta!" bentak Nita membuatku tak percaya. Bahkan dia sudah berani membentakku. Apa mungkin karena dia sudah bekerja dan mampu mendapat segalanya? 



"Apa maksudmu? Hargai aku sebagai suamimu, Nita!" bentakku tak kalah kencang.



"Sudahlah, Duta Mahendra. Tidak usah banyak berkelit, bicarakan apa yang ingin kau bicarakan! Rasanya mual sekali aku melihatmu lama-lama!" 



"Apa yang membuat sikapmu berubah setelah pernikahan aku dengan Vira? Bukankah kamu sendiri yang  mengijinkan?" Aku menunggu jawaban yang keluar dari mulutnya. Kalau dia tidak menjawab, aku bersiap membungkam mulut dia  selamanya.



"Hey, Duta, kau lupa? Apa kau berpura-pura menjadi manusia bodoh? Permasalahan ini bukan hanya tentang pernikahanmu dengan Vira. Coba pikirkan kembali apa yang telah kau berbuat padaku, coba pikirkan kembali perjanjian kau denganku." Aku masih bingung, tetapi  mencoba berpikir, mengingat masa lalu kami. Permasalahan ini bukan hanya tentang poligami. 



"Masih belum mampu mengingat?" Nita kembali bertanya. Aku masih terdiam, raut wajahnya tidak menampakan kesedihan sedikit pun. Aku takut, aku mulai takut. Aku takut kalau dia akan meninggalkanku.



"Tolong beri tahu aku Nita. aku mohon!" pintaku dengan wajah yang bingung tanpa arah, karena memang aku tidak mengingat janji apa pun dengannya.



"Kau lupa Duta? Perjanjian dalam pernikahan kita? Pertama tidak akan ada orang ketiga dalam hubungan rumah tangga kita, kalau ada, maka aku akan melakukan hal yang sama. Dan kamu menyetujuinya. Kamu tau aku benci yang namanya diduakan, tapi, kau menduakanku dengan Vira. Kau pikir aku tidak tahu? Setiap malam kau berkirim pesan mesra dengan dia. Aku berpura-pura tidur, Duta! Aku melihat semuanya, bahkan sangking asiknya, kau sampai lupa di sampingmu ada istrimu. Bayangkan bagaimana perasaanku, disaat aku mencintimu, namun kamu asik bermesraan dengan wanita lain.


"Wajah yang kau tampakan padaku, wajah pendusta! Sayang aku bukan wanita bodoh pada umumnya. Kamu lupa, aku seorang anak pengusaha tambang terkaya di sini? Aku anak pengusaha kaya, yang jatuh cinta padamu Duta! Kamu cuma seorang anak tukang tahu! Kekayaan telah membuatmu lupa akan siapa dirimu dulu, hingga kau bisa menjadi seperti ini. Kalau bukan karena aku, kamu mungkin masih menjalankan provesi orang tuamu! Harusnya kamu bersyukur, aku mau menikah denganmu. Bahkan dengan diriku yang sekarang, aku mampu mendapatkan pemuda kaya yang lebih darimu. Kau lupa, bahwa kau memiliki istri cantik yang bahkan menjadi inceran para rekan bisnismu." Ungkapnya penuh kebencian.


Kini aku tidak tahu harus menjawab apa? Aku ingat janjiku padanya, tidak ada yang menghianati hubungan ini. 



Nita masih terduduk, aku masih terdiam, bingung, harus menjawab apa. Sekilas aku mengingat semuanya. Jika salah satu melanggar perjanjian ini, maka Nita akan membalas hal yang sama. Tidak peduli kelanjutan rumah tangga yang seperti apa nantinya, walaupun masih bersama, kami akan hidup selayaknya orang asing yang tidak pernah saling mengenal. Aku bodoh, aku bahkan tidak mengetahui jika Nita melihat Vidio vulgarku dengan Vira. Aku kira Nita tertidur di sampingku, sehingga kami melanjutkan vidio call itu. Vidio saat beberapa Minggu baru mengenal Vira, dimana untuk pertama kalianya, dia berani membuka auratnya di depanku. Arrrgh bodoh! Apa yang harus di perbuat jika sudah seperti ini, Nita tidak akan mau memaafkanku. 



"Bagaimana Duta? Kau mengingat semuanya? Ada yang salahkah dengan sikapku ini? Bahkan uang empat puluh juta yang ku minta darimu, kuberikan semua pada orang tuamu! Aku ingin memberi kesan pada mereka kalau aku ini menantu idaman para mertua. Mungkin kau juga lupa, mengapa aku meminta izin untuk bekerja di kantor temanku? Sedangkan aku mempunyai butik. Jawabannya adalah, aku ingin menghilangkan kejenuhanku, bertemu teman setiap hari mampu menghapus cepat memori tentangmu!" Ucapannya membuatku semakin takut. Takut kalau Nita akan pergi. Aku hanya bisa diam saat ini.



"Oh, Duta Mahendra …  satu hal, uang empat puluh juta itu receh untuk seorang Nita, keuntungan dari butik penjualan barang barnded, bahkan seminggu mampu menghasilkan lima puluh juta. Aku tidak butuh uangmu, Duta! Aku sudah memiliki segalanya, jika aku mau, hari ini juga aku akan pergi," ucapnya seraya pergi keluar kamar meninggalkanku sendiri.



Baru kali ini aku tidak bisa menyeka air mata. Kekayaan telah membuat lupa akan batasan. Bahkan aku lupa kalau ternyata istriku pembisnis, yang hanya bekerja dari rumah, namun uang transferan mampu memenuhi isi rekeningnya.



Nita Sanjaya, putri dari pengusaha ternama keluarga Sanjaya. Wanita yang rela melawan ayahnya untuk menikah dengan seorang anak penjual tahu. Sang Pewaris keluarga Sanjaya, karena hanya dia anak satu-satunya. Aku telah lupa dari mana istriku berasal.


Apa yang harus kulakukan jika orang tua kami mengetahui ini? Sedangkan mereka tidak pernah tau kalau seorang Duta telah memiliki dua istri. Bodohnya aku! nafsu telah menghancurkan segalanya. Memiliki istri muda, tapi menyakiti hati istri pertama. Tidak ada yang bisa di banggakan kalau akhirnya harus kehilangan. Ibarat pepatah yang sering terucap dari kawan kantorku, jangan pernah menjandakan istri sendiri demi seorang janda. Namun berbeda denganku, aku tidak akan pernah menjandakan Nita, lagi pula Vira perawan bukan janda. Satu hal, Nita Takan pernah terlepas dari genggaman. Biarkan ini berjalan seperti air mengalir, akan kuikuti aliran arus hingga keujungnya, asal aku terus bersama Nita. Aku tidak mau melepaskannya.









Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rani Chmardan
bagus ceritanya.. keren nita. duta nya aja gtw diri.. kaya jg krn istri. eh malah nikah lgi
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status