Share

Bab 10

Author: RENA ARIANA
last update Last Updated: 2021-04-29 13:34:13



POV Duta



Aku mengikuti Nita, masuk ke kamar. Nita terduduk lemas penuh kemarahan. Pintu kamar segera kukunci dari dalam. Rasa marah dan emosi meyulut ke dalam hati hingga aku tak mampu lagi untuk mengontrol diri.



Banyak pertanyaan aku lontarkan. Aku tidak mau tahu, aku harus mendapat jawaban.



"Cepat kamu bicara! Aku tidak punya waktu lama, untuk manusia tidak tahu diri seperti kamu Duta!" bentak Nita membuatku tak percaya. Bahkan dia sudah berani membentakku. Apa mungkin karena dia sudah bekerja dan mampu mendapat segalanya? 



"Apa maksudmu? Hargai aku sebagai suamimu, Nita!" bentakku tak kalah kencang.



"Sudahlah, Duta Mahendra. Tidak usah banyak berkelit, bicarakan apa yang ingin kau bicarakan! Rasanya mual sekali aku melihatmu lama-lama!" 



"Apa yang membuat sikapmu berubah setelah pernikahan aku dengan Vira? Bukankah kamu sendiri yang  mengijinkan?" Aku menunggu jawaban yang keluar dari mulutnya. Kalau dia tidak menjawab, aku bersiap membungkam mulut dia  selamanya.



"Hey, Duta, kau lupa? Apa kau berpura-pura menjadi manusia bodoh? Permasalahan ini bukan hanya tentang pernikahanmu dengan Vira. Coba pikirkan kembali apa yang telah kau berbuat padaku, coba pikirkan kembali perjanjian kau denganku." Aku masih bingung, tetapi  mencoba berpikir, mengingat masa lalu kami. Permasalahan ini bukan hanya tentang poligami. 



"Masih belum mampu mengingat?" Nita kembali bertanya. Aku masih terdiam, raut wajahnya tidak menampakan kesedihan sedikit pun. Aku takut, aku mulai takut. Aku takut kalau dia akan meninggalkanku.



"Tolong beri tahu aku Nita. aku mohon!" pintaku dengan wajah yang bingung tanpa arah, karena memang aku tidak mengingat janji apa pun dengannya.



"Kau lupa Duta? Perjanjian dalam pernikahan kita? Pertama tidak akan ada orang ketiga dalam hubungan rumah tangga kita, kalau ada, maka aku akan melakukan hal yang sama. Dan kamu menyetujuinya. Kamu tau aku benci yang namanya diduakan, tapi, kau menduakanku dengan Vira. Kau pikir aku tidak tahu? Setiap malam kau berkirim pesan mesra dengan dia. Aku berpura-pura tidur, Duta! Aku melihat semuanya, bahkan sangking asiknya, kau sampai lupa di sampingmu ada istrimu. Bayangkan bagaimana perasaanku, disaat aku mencintimu, namun kamu asik bermesraan dengan wanita lain.


"Wajah yang kau tampakan padaku, wajah pendusta! Sayang aku bukan wanita bodoh pada umumnya. Kamu lupa, aku seorang anak pengusaha tambang terkaya di sini? Aku anak pengusaha kaya, yang jatuh cinta padamu Duta! Kamu cuma seorang anak tukang tahu! Kekayaan telah membuatmu lupa akan siapa dirimu dulu, hingga kau bisa menjadi seperti ini. Kalau bukan karena aku, kamu mungkin masih menjalankan provesi orang tuamu! Harusnya kamu bersyukur, aku mau menikah denganmu. Bahkan dengan diriku yang sekarang, aku mampu mendapatkan pemuda kaya yang lebih darimu. Kau lupa, bahwa kau memiliki istri cantik yang bahkan menjadi inceran para rekan bisnismu." Ungkapnya penuh kebencian.


Kini aku tidak tahu harus menjawab apa? Aku ingat janjiku padanya, tidak ada yang menghianati hubungan ini. 



Nita masih terduduk, aku masih terdiam, bingung, harus menjawab apa. Sekilas aku mengingat semuanya. Jika salah satu melanggar perjanjian ini, maka Nita akan membalas hal yang sama. Tidak peduli kelanjutan rumah tangga yang seperti apa nantinya, walaupun masih bersama, kami akan hidup selayaknya orang asing yang tidak pernah saling mengenal. Aku bodoh, aku bahkan tidak mengetahui jika Nita melihat Vidio vulgarku dengan Vira. Aku kira Nita tertidur di sampingku, sehingga kami melanjutkan vidio call itu. Vidio saat beberapa Minggu baru mengenal Vira, dimana untuk pertama kalianya, dia berani membuka auratnya di depanku. Arrrgh bodoh! Apa yang harus di perbuat jika sudah seperti ini, Nita tidak akan mau memaafkanku. 



"Bagaimana Duta? Kau mengingat semuanya? Ada yang salahkah dengan sikapku ini? Bahkan uang empat puluh juta yang ku minta darimu, kuberikan semua pada orang tuamu! Aku ingin memberi kesan pada mereka kalau aku ini menantu idaman para mertua. Mungkin kau juga lupa, mengapa aku meminta izin untuk bekerja di kantor temanku? Sedangkan aku mempunyai butik. Jawabannya adalah, aku ingin menghilangkan kejenuhanku, bertemu teman setiap hari mampu menghapus cepat memori tentangmu!" Ucapannya membuatku semakin takut. Takut kalau Nita akan pergi. Aku hanya bisa diam saat ini.



"Oh, Duta Mahendra …  satu hal, uang empat puluh juta itu receh untuk seorang Nita, keuntungan dari butik penjualan barang barnded, bahkan seminggu mampu menghasilkan lima puluh juta. Aku tidak butuh uangmu, Duta! Aku sudah memiliki segalanya, jika aku mau, hari ini juga aku akan pergi," ucapnya seraya pergi keluar kamar meninggalkanku sendiri.



Baru kali ini aku tidak bisa menyeka air mata. Kekayaan telah membuat lupa akan batasan. Bahkan aku lupa kalau ternyata istriku pembisnis, yang hanya bekerja dari rumah, namun uang transferan mampu memenuhi isi rekeningnya.



Nita Sanjaya, putri dari pengusaha ternama keluarga Sanjaya. Wanita yang rela melawan ayahnya untuk menikah dengan seorang anak penjual tahu. Sang Pewaris keluarga Sanjaya, karena hanya dia anak satu-satunya. Aku telah lupa dari mana istriku berasal.


Apa yang harus kulakukan jika orang tua kami mengetahui ini? Sedangkan mereka tidak pernah tau kalau seorang Duta telah memiliki dua istri. Bodohnya aku! nafsu telah menghancurkan segalanya. Memiliki istri muda, tapi menyakiti hati istri pertama. Tidak ada yang bisa di banggakan kalau akhirnya harus kehilangan. Ibarat pepatah yang sering terucap dari kawan kantorku, jangan pernah menjandakan istri sendiri demi seorang janda. Namun berbeda denganku, aku tidak akan pernah menjandakan Nita, lagi pula Vira perawan bukan janda. Satu hal, Nita Takan pernah terlepas dari genggaman. Biarkan ini berjalan seperti air mengalir, akan kuikuti aliran arus hingga keujungnya, asal aku terus bersama Nita. Aku tidak mau melepaskannya.









Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rani Chmardan
bagus ceritanya.. keren nita. duta nya aja gtw diri.. kaya jg krn istri. eh malah nikah lgi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 33

    Beberapa tahun kemudian.Allhamdullillah aku kini sedang mengandung anak keduaku dengan suamiku tercinta, Brata Atmaja. Kini aku sudah menjadi Ibu dari tiga orang anak walaupun yang satu masih dalam kandungan. Kehidupanku sangat bahagia.Bang Adnan sekarang sedang kuliah di luar negeri, tepatnya di Amerika. Semakin dewasa Adnan semakin tampan dan sangat mirip dengan Papanya dan berlesung Pipit seperti Ibunya. Sebentar lagi dia akan kembali ke Indonesia untuk berlibur. Hati ini rasanya sangat rindu dan tidak sabar menyambut kedatangannya. Putraku kini sudah besar dan berhasil menyelesaikan pendidikannya.Gama dan Nanda kini mereka sudah menikah. Nanda sendiri sedang mengandung anak pertamanya. Nanda ikut Gama tinggal di Bali mengurus hotelku di sana. Hotel itu

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   BAB 32

    POV NitaAkhirnya aku bisa menikah dengan orang yang benar-benar luar biasa. Baik dan penyayang. Semoga Allah menjaga pernikahan ini, dihindari dari yang namanya godaan wanita. Walau bagaimanapun aku pernah gagal, aku tidak mau gagal untuk kedua kalinya. Rasa trauma bekas penghianatan kemaren jujur masih terngiang dan menjadi ketakutan tersendiri. Memang tidak semua laki-laki sama. Namun, tetap saja masih ada rasa trauma. Terauma jika suamiku akan diambil perempuan lain."Ma … kasian, Papa," ucap anakku."Kenapa, Sayang?" Brata melirik kearahku."Papa sekarang tinggal di tempat Nenek. Tadi Adnan nelpon Papa, terus Papa bilang kalau

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 31

    POV Vira"Mas kamu bener-bener Kelewatan," ucapku pada Mas Damar tapi dengan tawa jahat.Aku dan dia berjalan- jalan menggunakan mobil baru. Masih belum terfikir kami mau kabur ke mana, sebab kalau bandara pasti di jaga polisi. Secara Mas Duta pasti sudah melapor polisi."Biar si bodoh itu tau rasa!" Beraninya dia menyia-nyiakan kamu!" ucapnya."Tadinya aku kira kamu tidak akan mengajaku pergi. Kamu tidak pernah datang ke rumah Duta, semenjak dia menikah denganku," lirihku."Iya aku gak bisa dong liat kamu dengan orang lain! Jika kamu bahagia dengan mereka mungkin aku akan mengikhlaskan kamu. Nyatanya mereka seenaknya sendiri memperlakukan kamu." Entah ben

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 30

    Dita kembali menelponku dia bilang ada kekacauan di kantor. Aku langsung bergagas ke sana. Kunyalakan mesin mobil dan kupacu secepat mungkin. Kalau untuk mengebut aku memang ahlinya bahkan aku mampu menempuh perjalanan dari rumah ke kantor hanya dalam waktu 15 menit.Aku melihat terjadi kericuhan di sana. Para karyawan berdemo meminta gajih bulanan mereka yang belum dibayarkan. Padahal masalah gajih sudah kuserahkan semua pada Damar. Dengan kesal aku mencari keberadaan Damar. Namun, tak kusangka Dita bilang Damar telah pergi."Brengsek Damar!""Dita kamu tenangkan dulu karyawan yang lain. Bilang saya akan membayar gajih mereka.""Siap, Pak"Aku bergegas ke ruangan Damar mencari apa pun yang dapat kutemukan. Namun, nihil, tidak ada yang kudapatkan. Akan tetapi ada sepucuk surat yang diletakan di meja. Dengan cepat aku membuka amp

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 29

    "Sudah rapi?" tanyaku pada Vira. Dia terus memegangi perutnya."Serius ini mau di bawa pulang?" tanya Damar."Dokter bilang bisa dirawat di rumah, Mar. Lo tau sendiri keuangan gue lagi gimana sekarang."Makanya cari istri jangan yang malah nyusahin, sial kan kamu nikah sama pelakor ini," cetus Ibu. Entah kapan Ibu datang tidak ada kabar berita kedatangannya tiba-tiba saja Ibu muncul sepagi ini."Sudah, Bu Nengsih, ini rumah sakit tidak enak ribut-ribut," ucap Damar."Halah ini kan ruang VIP, tidak ada yang dengar," sanggah Ibu. "Udah si, cerain aja istri begini bikin sial aja."Damar hanya menggeleng kepala. Pusing juga dengar Ibu ngomong cerai tiap hari."Bagus lah, Bu. Kalau Mas Duta mau cerain saya, suatu keberuntungan untuk saya," sahut Vira kesal.

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   BAB 28

    Setelah beberapa menit kami sudah sampai di rumah sakit. Aku langsung menuju ke ruangan Vira. Sedangkan Damar mampir ke kantin untuk membeli makanan. Sesampainya di depan pintu aku mendengar anakku menangis kencang. Langsung saja aku masuk. Kok tidak ada orang? Di mana Ibu? Mungkin Ibu sedang membeli makanan. Lalu, kenapa anakku berada di kasur Ibunya bukan di tempat bayi? "Cup … cup … cup, Sayang …" Aku langsung menggendong dan mendiamkannya. Sepertinya dia pup, jadi dia menangis. "Vir … !" panggilku. "Iya, Mas. Syukur Alhamdulillah Mas Duta sudah kembali," jawabnya terseok-seok keluar dari kamar mandi dan memegangi perutnya. "Masih sakit?" "Sedikit, Mas ... mungki efek triak-triak kemaren." "Ibu kemana?"

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   BAB 27

    POV DutaPagi ini adalah pagi yang akan menentukan nasibku nanti. Mungkinkah aku dapat melawan Nita? Nita sangat mengerti tentang pariwisata dan perhotelan. Bakat marketingnya tidak bisa dipungkiri. Saat dia membantuku menjalani bisnis itu, dengan sekejap hotelku mengalami kemajuan, bahkan hingga menjadi target investor untuk ikut menanam modalnya. Sehingga aku tidak perlu lagi bekerja dengan mertuaku. Mungkinkah Nita akan merebut segalanya?"Gimana, Mar? Siap?" tanyaku pada Damar."Siap. Lo yakin akan menangin kerja sama ini?" Ada raut panik diwajah Damar."Y

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   BAB 26

    Pov NitaMa … bangun ada tamu." Adnan beberapa kali mengetuk pintu kamarku. Kulihat waktu sudah pukul 21.00.Aku mengikat rambut, dengan riasan sisa tadi siang masih menempel di wajah."Iya, Mama keluar." Aku membuka pintu kulihat Adnan sudah tidak ada, mungkin di ruang tamu.Ada lima orang sedang berkumpul di sana. Satu wanita yang wajahnya tak asing sedang hangat berbicara dengan Papa dan Adnan. Aku menghampiri mereka."Nanda, hai akhirnya kamu ke sini juga. Maaf ya, aku baru bangun tidur," ucapku lalu duduk di sebelahnya."Dengan siapa?" tanyaku."Calon suamiku," jawabnya dengan menunjuk seseorang yang duduk di depannya. Pan

  • First wife's revenge (PEMBALASAN ISTRI PERTAMA))   Bab 25

    POV Vira Baru sehari aku ditinggal dengan mertuaku ampun deh! Bawel banget. Bisa-bisa aku gila kalau seperti ini. Mbak Nita kuat banget punya mertua kayak begini. Rasanya ingin kukasih racun tikus mertua gila ini. Ya Tuhan … seharian ini kerjanya ceramah terus, sampai kupingku terasa budeg. Ingin melawan tapi percuma, tenagaku sedang lemah, luka bekas jahitan juga belum terlalu kering. Sebegitu hinanya ternyata istri kedua dimata orang, bahkan dimata mertuaku. Mas Duta kenapa tidak menyuruh suster aja untuk membantuku, kenapa harus memanggil Ibunya yang kaya macan ini? Tidak pernah terbayang dalam hidupku aku akan berhubungan dengan mertua sadis. Sepertinya kalau terus seperti ini aku tidak akan kuat dengan Mas Duta. Kesung

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status