Share

Bab 8




POV Nita


Aku merapikan wajah dan rambut yang  tak beraturan akibat ulah Mas Duta. Kupoles wajah dengan sedikit riasan tipis.

Baru kemudian aku akan menghampiri Adnan keluar.


'Duta kamu saja bisa mengingkari janjimu, lantas mengapa tidak denganku. Kalau kau saja mampu berselingkuh di belakangku, kenapa tidak dengan aku. Masih saja kamu bertanya apa maksudku.Tidakkah kamu ingat semua ucapanmu. Apakah menurutmu selama ini aku diam saja, tidak mengetahui gerak gerikmu. Aku masih malas menjawab pertanyaanmu, aku hanya ingin, kamu merenungi apa salahmu. Dengan sikapku yang begini, aku sudah menepati janjiku padamu Duta.'


Rapi sudah dandananku. Adnan sudah menunggu di ruang tamu bersama Vira. Aku segera menghampirinya. Sebelum keluar, sekali lagi aku bercermin, takut kalau sampai Adnan melihat kelemahanku. Aku membuka pintu kamar lalu 

menghampiri Adnan,


"Ayok, Sayang kita jalan," ucapku seraya menggandeng tangan Adanan  dan bergagas keluar. Dengan cepat Adnan meraih tanganku.


"Tangan Mama kenapa?" tanyanya sambil mengelus tanganku.


"Mama, tidak apa, Sayang. Mama baik-baik saja ," ucapku.


Kami pun berjalan meninggalkan Duta dan Vira. Duta terus melirikku, tapi kuabaikan saja. 



Aku memacu mobil dengan cepat. Adnan terus berbicara sepanjang jalan, tapi aku tidak menanggapinya, hanya saja sesekali aku mengangguk dan tersenyum padanya. Ya Allah, kekuatanku memang ada pada putraku.


🖤🖤🖤


"Ma, udah sampai," ucap anakku lirih.


"Iya Sayang, ayok, turun!" Aku membuka sabuk pengamannya juga sabuk pengamanku. Putraku berlari cepat ke dalam, mungkin perutnya sudah kelaparan.


"Mama! Tinggal duduk, Adnan sudah pesan makanan kesukaan Mama!" triak anakku. Dia memang anak terbaik. Aku duduk di meja, menunggu Adnan yang sedang memesan makanan.


Sepuluh menit kemudian, dia datang dengan membawa dua porsi makanan dan es cappucino kesukaannya. Kulihat Adnan sangat lahap memakannya. Sedang aku, rasanya tidak nafsu untuk makan. Rasa laparku hilang, sejak saat pertikaian dengan Duta. 


Rasanya, aku sudah tidak tahan menjalani biduk rumah tangga dengan Duta. Terlalu banyak kebohongan yang telah dia lakukan terhadapku. Selama ini aku hanya berpura-pura tidak tahu akan kelakuannya di belakangku. Tanpa Vira memberitahuku pun, aku sudah tahu semuanya. Hanya saja aku mengetes kejujuran Vira. Sebelum mereka menikah aku sudah mulai membenci Duta.


Terkadang, jika dia meyentuhku, rasanya jijik. Seolah dia memiliki ragaku. Namun tidak dengan jiwaku. Pernah dia menyentuhku, tapi  aku hanya sebatas menuaikan kewajiban sebagai seorang istri. Aku menangis saat melakukannya. Aku merasa terpaksa dan  jijik. Namun, sepertinya dia tidak mengerti perasaanku, yang terpenting untuknya, adalah mampu menyalurkan keinginannya.


Harta, tahta, mampu mengubah seorang suami untuk tidak setia. Di depan istri mereka mampu bersikap manis, tetapi l di belakang, mereka mampu menggoda wanita lain. 


Sekarng tiba  masanya habis kesabaranku. Sekarang sudah waktunya aku menuaikan janjiku pada Duta. Rasa sakit ini membuatku seolah tidak lagi memiliki iman. Selamat datang Duta Mahendra, selamat bermain dengan permainan yang telah anda mulai.


🖤🖤🖤


"Mama! Mama!" Adnan mengagetkanku dari lamunan tentang Duta. 


"Iya, Sayang, udah makannya?" ucapku.


"Sudah, Ma," jawabnya.


"Ya udah, ayok pulang, Sayang Mama ... jagoan Mama ... kita nginep di hotel aja ya, gak usah pulang," rayuku. 


"Hore ...! Ye ...! Oke, Ma," jawabnya girang.

Memang anak cerdas. Aku mengusap rambutnya penuh sayang.


Kami  pun pergi menuju hotel di dekat restoran. Rasanya aku sudah tidak sabar untuk segera membaringkan tubuh ini di atas kasur.



Gubrak …! deg ... jantungku berdegup,


"Adnan ...! Ya Allah, Nak, kamu ini ngagetin Mama ajh!"


"Maaf, Ma, aku lelah," ucapnya sambil tertawa tanpa dosa.


"Kamu ini, jail banget sama Mama!" Aku menggelitiknya. Dia berteriak minta ampun.


"Ampun, Ma ... ampun...! Hahahaha ... ampun, setop, Ma!" triaknya ngos-ngosan sambil tertawa.


"Abis Mama, bengong terus, hahahaha." Dia tertawa lagi. Aku menghentikan aksi jailku. Kami merasa lelah dan akhirnya tertidur. Kebtualan besok hari libur, jadi bisa bangun lebih siang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status