Forced Marriage : Mommy Needs to Work Hard

Forced Marriage : Mommy Needs to Work Hard

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-08-04
Oleh:  SangeetaOn going
Bahasa: English
goodnovel18goodnovel
10
7 Peringkat. 7 Ulasan-ulasan
108Bab
3.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Each time my husband touches my body, I lose my control. When he puts his lips on mine, I burn in passion and I want him to keep loving me like this. when his rough fingers touch my curvy body, I become restless, and moan his name, but He does not take my name but his ex's name. My name is Jasmine Smith, the secret wife of Asia's biggest mafia king Eric Varghese. It is said that Eric Varghese is a psycho. He took the life of his lover with his own hands, just because she attempted to escape from his prison. Who would to get close to a devil like him? He left me no other choice for the sake of that 4-year-old innocent girl, Ryle Who was imprisoned in that monster's house. In order to save her I willingly married this monster. Rumours fly about his cruelty, especially towards the women in his life but I'm his possession now. His secrets might hold the key to my past but at what cost?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Chapter 1 : Gave birth to a stranger's child

Di depan pintu poli kandungan rumah sakit, aku menggenggam erat alat uji kehamilan yang menunjukkan hasil positif di dalam saku. Aku melihat suamiku menemani wanita lain melakukan pemeriksaan kandungan. Aku ingin meminta penjelasan darinya, tetapi Sophie Gray tiba-tiba menjerit sambil memegangi perutnya.

"Ronan, perutku sakit sekali!"

Ronan refleks mendorongku ke samping, lalu berbalik dan memeluk wanita itu.

Aku terdorong hingga terhuyung dan membentur dinding. Rasa sakit menusuk dari punggungku, mataku pun langsung memanas.

Namun, Ronan hanya mengkhawatirkan keadaan Sophie.

"Ada apa? Perutmu sakit? Aku akan segera membawamu ke dokter."

Ronan menggendong Sophie dengan cemas. Saat melewatiku, dia seakan baru teringat aku masih berdiri di sana dan buru-buru menjelaskan.

"Mollie, Sophie lagi nggak enak badan. Aku harus segera membawanya menemui dokter. Kamu pulang sendiri dulu, ya?"

Aku hanya menatapnya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku mengangguk pelan dan diam-diam menyingkir memberi jalan.

Ronan menggendong Sophie dan berjalan melewatiku tanpa sedikit pun keraguan.

Aku berdiri sendirian di lorong dan bersandar pada dinding. Menatap punggung mereka yang perlahan menjauh, air mataku pun mengalir deras.

Rasa sakit di punggung menembus tulang, tetapi tidak sebanding dengan perih di hati.

Aku menghapus air mataku, lalu tersenyum getir.

Hari ini, aku datang ke rumah sakit untuk memastikan kabar kehamilanku, lalu memberitahunya.

Namun, kini, aku tidak ingin mengatakannya lagi.

Ini adalah pengkhianatannya yang ketiga, sekaligus yang terakhir. Aku tidak ingin lagi mendengar alasannya, apalagi memberinya maaf.

Aku keluar dari rumah sakit dan naik ke mobil yang dikirim Keluarga Leach untuk menjemputku. Setelah menutup pintu, aku bersandar di jok belakang, menatap pintu utama rumah sakit dengan hati yang membeku.

Sopir bertanya hendak ke mana. Aku terdiam sejenak, lalu menjawab dengan suara dingin.

"Jangan kembali ke vila. Antar aku ke kantor imigrasi."

Setibanya di sana, aku masuk sendirian untuk mengurus paspor serta permohonan visa ke Negara A.

Visa baru bisa diterima dalam tujuh hari. Setelah keluar dari gedung, aku kembali naik ke mobil, menatap pemandangan yang bergerak di luar jendela dengan hati yang tenang.

Tujuh hari lagi, setelah visa keluar, aku akan memutus semua hubungan dengan Ronan.

Saat kembali ke Vila Keluarga Leach, aku masuk ke kamar tidur, menutup pintu, dan mulai berkemas.

Hadiah pemberian Ronan begitu banyak dan hampir memenuhi seluruh ruangan ini.

Mulai dari kalung dan perhiasan yang elegan, hingga tas dan boneka edisi terbatas dunia.

Semuanya kukeluarkan dari lemari dan kutaruh di atas tempat tidur, lalu kusatukan dalam sebuah kotak kardus besar.

Saat membereskan meja di samping tempat tidur, gerakanku terhenti.

Di dalam laci tersimpan foto-fotoku bersama Ronan, juga kerajinan tangan yang kami buat bersama, serta patung tanah liat yang kami bentuk berdua.

Itu semua adalah kenangan ketika kami saling mencintai, kenangan paling berharga yang pernah ada.

Namun, saat ini, aku bahkan tidak berani lagi menatapnya.

Dengan menahan air mata, aku mengeluarkan foto dari bingkainya, merobeknya menjadi serpihan kecil, lalu membuangnya ke tempat sampah. Patung tanah liat itu pun juga kumasukkan kembali ke dalam kotak. Semua barang kukumpulkan ke dalam kardus.

Baru saja selesai menutup kotak, terdengar suara dari lantai bawah.

Aku berjalan ke arah tangga dan melihat para pelayan memindahkan kotak besar maupun kecil ke ruang tamu, yang di dalamnya penuh dengan perhiasan.

Sophie duduk di sofa dan berpura-pura menolak.

"Ronan, mengapa kamu membelikanku begitu banyak barang? Aku nggak mungkin memakainya semua."

Ronan mengusap rambutnya dengan penuh kasih, lalu berkata lembut.

"Aku nggak kekurangan uang. Selama kamu menyukainya, sebanyak apa pun akan kubelikan."

Setelah mengatakannya, Ronan mendongak dan kebetulan melihatku berdiri di lantai dua.

Dia sempat tertegun, lalu refleks melepaskan Sophie dan buru-buru memberi penjelasan.

"Mollie, kamu sudah pulang. Sophie hari ini merasa kurang sehat, jadi aku menemaninya pulang. Jangan salah paham."

Aku memandangnya dengan tenang, tanpa berkata sepatah kata pun.

Wajahnya tampak panik, dia menambahkan lagi.

"Beberapa hari lagi ada lelang di Christie’s. Saat itu, aku akan mengajakmu ke sana. Kudengar ada kalung safir. Bukankah kamu paling menyukai perhiasan safir?"

Sophie bersandar dalam pelukan Ronan dengan lemah, lalu menguap sambil berkata.

"Ronan aku agak mengantuk, mungkin karena sedikit pusing setelah perjalanan tadi."

Ronan langsung terlihat cemas, dia dengan hati-hati menopang Sophie dan berkata dengan khawatir.

"Kalau begitu, sebaiknya kamu istirahat. Ayo, kupapah ke kamar."

Setelah mengatakannya, Ronan memapah Sophie menuju kamar tidur.

Aku menatap mereka dan hatiku kembali sakit.

Kamar pengantin itu kupilih bersama Ronan, bahkan tata ruang dan dekorasinya dibuat mengikuti seleraku.

Namun kini, kamar itu justru dihuni oleh wanita lain.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Komen

user avatar
Pancit Canton
read the first two chapters but that alone was enough for me to be hooked! especially the first chapter. so in love with this one. can't wait to read til the end
2023-11-10 13:24:47
1
default avatar
Shasha Ayomide
This book is a very nice one. I enjoyed reading it.
2023-10-15 18:56:00
1
user avatar
Rohit Streamer
great book,
2023-09-29 20:01:24
1
user avatar
RJtumsya
story sounds good
2023-08-18 15:36:10
5
user avatar
Sangeeta Sisodiya
really unique story i loved it
2023-03-23 13:26:24
5
user avatar
Eshraj
amezing this story is fabulous
2023-03-16 01:54:59
3
user avatar
Story World
very nice novel , i like the little girl Ryle and her father
2023-03-21 17:18:31
7
108 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status