Share

Part24

"Nay, hari ini Mas pulangnya telat lagi, ya. Ada meeting nanti sore," Mas Ilham meminta ijin.

Tuh, kan, mulai lagi. Hampir saja kemarin aku tertipu dengan kebaikannya. Ternyata dibalik semua itu, memang dia ada maunya.

"Lembur lagi ya, Mas?" aku pura-pura percaya.

"Biasalah, Nay. Sekarang ini kan si Rafi itu jarang masuk kantor karena ibunya masih sakit. Jadi semua kerjaan Mas yang handel lah," ucapnya dengan percaya diri.

"Ibunya Mas Rafi masuk rumah sakit lagi ya, Mas?" entah kenapa tiba-tiba aku jadi khawatir.

"Ah, tidak. Hanya dirawat di rumah saja. Heran Mas lihat peraturan kantor. Kok bisa sering-sering libur hanya untuk masalah seperti itu. Kalau Mas jadi bos nya, sudah Mas pecat saja si Rafi itu," gumam Mas Ilham yang terlihat tidak senang.

"Kok Mas gitu, sih. Kalau memang ibunya sakit mau bagaimana lagi? Bukannya Mas Rafi itu anak tunggal? Kalau bukan dia yang merawat ibunya siapa lagi?"

"Tapi kan, tidak dengan mengorbankan pekerjaan, Nay," Mas Ilham tampak kesal.

"It
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status