Home / Romansa / From Your Eyes Only / 51 : Tawa bisa menutupi luka sesaat, tapi mata yang jujur tak pernah bisa berbohong

Share

51 : Tawa bisa menutupi luka sesaat, tapi mata yang jujur tak pernah bisa berbohong

Author: Netganno
last update Last Updated: 2025-09-20 08:07:49
Laras POV

Ada yang berubah dari Liyo sore ini. Tidak biasanya wajahnya yang ganteng tampak muram, biasanya dia akan mencuri ciuman di pipiku sambil berjalan ke belakang untuk mencuci kotak donat. Kenapa dengan lelaki kesayanganku ini, lelaki yang mengisi hari-hariku dari kesepian setelah ditinggal Bayu- adik kesayanganku. Jadi aku memberanikan diri mencium pipinya

Dengan gerakan cepat, tubuh mungilku berjinjit dan sebuah kecupan hangat mendarat di pipi Liyo. “Kali ini, aku aja yang cium kamu,” bisikku manja, sebelum pura-pura cemberut. “Atau… jangan-jangan kamu udah bosan mencium pipiku ?”

Dia terdiam, matanya tampak muram, lalu dia berbisik

“Aku nggak akan pernah bosan, Laras. Mencium pipimu itu kebahagiaan buatku. Setiap pagi dan sore aku cuma menunggu momen itu. Bisa mencium mu, bisa lihat senyummu… rasanya hidupku lengkap,” katanya sambil menowel hidungku dengan lembut.

“Terus kenapa barusan nggak nyium?” tanyaku dengan rasa ingin tahu.

“Lagi mikir,” jawabnya singkat.

“Mikir
Netganno

hihihi. plot twist deh, Laras sangka liyo lagi cosplay drama cina....

| 18
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (18)
goodnovel comment avatar
sira_siti rahma
ya ampun Rara kupikir reaksi mu kaget gimna ternyata kamu ngiranya liyo lagi cosplay ngaku ngaku jadi orkay kaya di dracin dracin ya ...di luar ekspektasi aku bgt reaksi laras ini...kena prank cinet nih aku hehehe. tapi serius penasaran bgt sama reaksi laras soal pengakuan Julio ini ci ...
goodnovel comment avatar
Ovy Azza
liyo yg ketakutan kmu malah ketawa" ras, dikira liyo lg becanda. kl bener gmna reaksi kmu ra?
goodnovel comment avatar
SumberÃrta
ya ampunnnn laraaasalah dikatakan cosplaaaay
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • From Your Eyes Only   63 : Kadang cinta membawa harapan, tapi juga menuntun luka lama yang belum selesai.

    Laras POVLangkahku terasa berat tetapi juga terasa ringan saat memasuki pemakaman itu. Berat, karena setiap kali menginjakkan kaki ke sini, kenangan tentang hari pemakaman Bayu seperti menyeruak lagi, hari paling kelam dalam hidupku, saat dunia serasa runtuh, saat aku kehilangan bukan hanya seorang adik, tapi juga separuh hatiku. Namun kali ini terasa jauh lebih ringan, karena hari ini aku datang bukan dengan linangan air mata semata, melainkan dengan sesuatu yang ingin kubagi, sebuah kabar bahagia.Hari ini, aku ingin bercerita pada Bayu. Tentang perjalanan panjang yang akhirnya berbuah manis. Tentang mimpi kecil yang dulu kutapaki bersamanya, yang kini perlahan mulai tumbuh menjadi besar. Dan lebih dari itu, aku ingin mengenalkan seseorang… seorang lelaki yang, entah bagaimana, kurasa dituntun Bayu kepadaku lewat sepasang mata Bayu yang kini menjadi mata lelaki yang kini berjalan di sampingku.Langit sedikit mendung. Awan kelabu menggantung, seakan ingin ikut mendengarkan perca

  • From Your Eyes Only    62: Setiap tetes air mata dan keringat terbayar ketika mimpi akhirnya menjelma nyata

    Lampu-lampu panggung Auditorium Bogasari Baking Centre kembali menari, berkelip-kelip membentuk lingkaran raksasa. Sorot cahaya itu memantul pada dinding kaca, berputar cepat, lalu melambat, membentuk bola dunia raksasa di udara. Satu demi satu warna berganti: emas, biru, merah, lalu putih terang yang memantul hingga ke kursi penonton. Iringan drum rancak meledak dari pengeras suara, menambah suasana semakin megah.Riuh tepuk tangan penonton memenuhi ruangan, membuat udara seolah bergetar. Suasana itu seperti genderang perang, tanda bahwa momen yang paling ditunggu akhirnya tiba: pengumuman pemenang The Couple Apprentice 2025, sebuah lomba yang sejak awal sudah mempertemukan semangat, cinta, dan kerja keras.Di deretan kursi depan, Laras duduk dengan jantung berdetak secepat irama drum yang terdengar. Tangannya tak berhenti gemetar, hingga akhirnya Julio meraih jemarinya. Genggamannya erat, hangat, seakan berkata, tenanglah, aku ada di sini. Laras menoleh sekilas, dan dari tatapan Jul

  • From Your Eyes Only    61: Usaha yang lahir dari hati, selalu menemukan jalan menuju kemenangan.

    Sorot lampu panggung berputar pelan, menciptakan suasana mencekam sekaligus megah. Auditorium Bogasari Baking Centre sore itu dipenuhi ratusan pasang mata yang menunggu dengan penuh antusias. Di layar LED raksasa terpampang tulisan besar:The Couple Apprentice 2025 - Grand Final Laras yang berdiri siap menunggu penjurian di dapur kaca transparan, tubuhnya mungil dalam balutan seragam putih chef yang sedikit kebesaran. Telapak tangannya dingin, ia berulang kali mengusapnya ke apron. Dari kursi di bagian depan panggung, Julio berdiri, jas biru gelapnya membuat posturnya tampak makin tegap. Sebelum mereka berpisah tadi, ia sempat berbisik lembut, “Ra, kamu sudah siap. Ingat, ini bukan hanya donat, ini kisahmu. Ceritakan saja seperti kamu biasanya ke aku.”Laras menatapnya singkat, matanya bergetar menahan gugup. “Aku takut suaraku nggak keluar.”Julio tersenyum menenangkan. “Kalau bergetar pun, tetap suaramu. Dan aku percaya semua orang akan mendengar ketulusanmu.”MC memberi aba-aba,

  • From Your Eyes Only   60 : Setiap mimpi besar dimulai dari satu langkah kecil

    Suasana Auditorium Bogasari Baking Centre siang itu begitu megah. Lampu kristal besar menggantung di langit-langit, memantulkan cahaya yang menari-nari di dinding berwarna putih bersih. Layar LED raksasa berdiri gagah di tengah panggung, menampilkan tulisan emas berkilau:THE COUPLE APPRENTICE 2025Huruf-huruf itu berpendar, disambut riuh tepuk tangan penonton. Beberapa wartawan menyiapkan kamera, dan para tamu undangan duduk rapi dengan wajah penuh antusiasme.Layar kemudian berganti, memperlihatkan wajah tiga finalis.Finalis pertama: Lisna dan Lisda, kakak beradik kembar dengan senyum identik. Mereka mengusung resep Zuppa Soup yang hangat dan elegan.Finalis kedua: Affan dan Tarida,pasangan suami-istri yang menampilkan kreasi unik Mie Ayam Rendang. Sebuah perpaduan tradisi dan inovasi.Dan akhirnya, layar menampilkan wajah Laras Prasetyo dan Julio Wicaksono. Keduanya berdiri dengan senyum menahan tegang. Di foto itu, Julio tampak gagah dengan jas lengkap berwarna hitam, sementara L

  • From Your Eyes Only   59 : Hidup suka menguji dengan ketakutan, hanya untuk menghadiahkan kejutan manis di ujungnya

    Julio berlari kecil melewati jalan setapak menuju rumah Laras. Tangannya penuh dengan kotak-kotak donat putih yang sudah tidak berisi donat, karena semua sudah habis terjual, ia sedikit kesulitan membuka pintu pagar yang berderit pelan. Nafasnya agak memburu, bukan hanya karena tergesa, tapi juga karena hatinya dipenuhi rasa cemas juga sekaligus harapan.Dari dalam rumah, Laras yang sejak tadi gelisah berlari keluar saat mendengar suara pagar berderit. Rambutnya yang diikat seadanya bergoyang, wajahnya penuh rasa penasaran bercampur degup yang tak menentu.“Gimana, Liyo? Kita… kita berhasil masuk final?” tanyanya buru-buru, matanya berbinar meski bibirnya bergetar takut.Julio menggeleng pelan sambil mengatur nafas. “Belum tahu, Ra. Ario masih belum pulang kerja, handphonenya ada di dia.”Laras terdiam sesaat. “Ario juga nggak ngabarin kamu?”“Sampai sekarang belum,” jawab Julio dengan suara lirih. Bahunya merosot sedikit, menunjukkan kekecawaan yang ia tahan. “Mungkin… kita mema

  • From Your Eyes Only   58 : Setiap langkah kecil  membawa kita lebih dekat pada mimpi, asal berani dijalani bersama harapan.

    Laras POVPagi itu udara dapur dipenuhi aroma adonan donat yang sedang aku uleni. Tepung Bogasari menempel di telapak tanganku, dan meskipun aku sudah biasa mengadon, hari ini ada yang berbeda, tangan ini bergetar, seolah-olah ada beban yang tak terlihat menekannya. Setiap kali aku memandang baskom besar di hadapanku, bayangan panggung final lomba The Couple Apprentice langsung menari-nari di pikiranku. Cahaya lampu, sorotan kamera, tatapan juri, ribuan pasang mata di layar I*******m dan YouTube. Membayangkannya saja membuat dadaku sesak.Aku menarik napas panjang, lalu membisikkan doa lirih. “Tuhan… kuatkan aku.” Namun doa itu terasa tenggelam oleh keraguan yang terus merambat seperti kabut di dalam diriku.Di sudut ruangan, Julio sibuk dengan laptopnya. Jemarinya menari cepat di atas keyboard, sesekali berhenti untuk menatap catatan kecil yang berserakan di meja. Dia terlihat begitu fokus, seolah seluruh dunia menghilang kecuali proposal bisnis yang sedang ia susun. Melihat kesungguh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status