Share

11. Luka Memar

Author: Ratu sambi
last update Last Updated: 2021-06-16 20:45:48

Masalah pun beres, namun Yukie tetap kesal karena barang-barangnya sudah pergi di bawa oleh mobil pengangkut sampah. 

Karena adanya masalah Yukie mereka akhirnya menyudahi pertemuan kali itu. Ginji memilih kembali terlebih dulu sementara Yukie nampak berjalan menuju ke jalan utama.

 

“Astagaaa bagaimana aku menghadapi Bibiku nanti. Aku yakin dia pasti akan menghajarku habis-habisan” gumamnya resah sepanjang jalan.

Yukie mulai gelisah matanya yang basah mulai meteskan airnya. Dengan kasar tangannya mengusap pipinya yang basah.

 

Kesal karena hidupnya selalu saja ada masalah yang membuatnya semakin terpuruk dan terkadang sempat terbesit ingin mengakhiri semuanya.

“Kenapa hidupku seperti ini!” teriaknya dalam hati.

 

Tin tiiiiinnn!

Daiki menghentikan mobilnya tepat di depan Yukie yang sedang duduk di bangku halte.

 

“Astgaaa! Anak ini benar-benar senang sekali membuatku terkejut!” ucapnya dalam hati.

 

“Masuklah aku akan mengantarmu pulang!” 

 

“Kerasukan setan apa dia, sampai-sampai ada keinginan mengantarku pulang?” bisiknya.

 

“Kau mau masuk tidak??  Lama sekali berfikirnya! Galak seperti ini aku juga masih memiliki hati. Tak mungkin membiarkan gadis sepertinu pulang sendirian!” Daiki berucap dengan gayanya yang tengil membuat Yukie yang sempat ingin terkesan dengan sikapnya pun memutar matanya malas. Karena Yukie tak kunjung masuk ke dalam mobil, Daiki terpaksa turun dan membuka pintunya.

“Masuklah atau akau akan memaksamu!” 

 

“Aku bisa pulang sendiri!”

 

Daiki hanya menghela nafas kasar melihat sikap keras kepala Yukie kepadanya. Dia lalu menutup kembali pintu mobilnya.

“Kau benar-benar sedang mengujiku kesabaranku ya! Oke, aku minta maaf karena sudah membentakmu tadi!” 

 

“Lupakan aku tidak ingin membahasnya!” Yukie membuang pandangannya ke arah lain.

 

Respon Yukie benar-benar membuat Daiki tak bisa berfikir lagi. Ternyata ada orang yang sikapnya lebih menyebalkan dari pada dirinya sendiri. Dia lalu mengeluarkan ponsel dari sakunya.

“Katakan berapa nomormu!” benar-benar membuat Daiki tak habis pikir. Dia tak pernah meminta nomor kepada seorang gadis manapun, yang ada justru sebaliknya. Namun kali ini dia sengaja melakukannya karena terpaksa. Dia bisa saja kesusahan menghubungi Yukie jika ingin membahas masalah tugas mereka.

 

“Nomor apa?” keningnya berkerut halus tak mengerti dengan pertanyaan Daiki.

 

Dengan gayanya yang menjengkelkan Daiki menghadapkan layar ponselnya tapat ke arah wajah Yukie.

“Nomor ponsel! Kau pikir nomor apa?” 

 

“Aku tidak ada nomor telpon!” jawabnya singkat, Yukie benar-benar sudah malas meladeni Daiki yang tak bisa bersikap baik padanya.

 

“Tidak ada atau tidak punya?” senyumnya terlihat sangat sinis hanya mengembang di salah satu ujung bibirnya saja.

 

Dengan sengit Yukie menatap Daiki.

“Ya! Kau benar, aku tidak punya. Kau bahkan tahu keseharianku jualan bakpao di tepi jalan. Sekalipun aku dapat uang dari hasil jualanku lebih baik aku pakai untuk membeli makanan ketimbang membeli barang mewah seperti itu!” Yukie tak bisa menahan keslanya lagi, dia ingin segera lelaki itu pergi dari hadapannya.

 

Raut wajah Daiki semakin kesal, dia tak bermaksud menghina namun mungkin sikap dan cara bicaranya yang membuat Yukie salah terima. Daiki mendengus kesal lalu memilih pergi meninggalkan gadis itu sendirian.

“Percuma bicara denganmu!”

 

Brruuuuuummmmm!

Mobil Daiki melesat pergi dengan sangat cepat.

 

Tak lama kemudian setelah Daiki pergi Yukie yang sedang menunggu bis datang dikejutkan dengan sebuah klakson mobil yang tiba-tiba berhenti di depannya.

 

Yukie membuang pandangannya ke arah mobil mewah yang terbuka bagian atasnya. Yukie bingung karena lelaki itu tersenyum manis ke arahnya.

 

Antara Daiki atau Daisuke, Yukie tak bisa membedakannya. Namun melihat dari baju yang di kenakannya Yukie yakin kalau mereka orang yang berbeda. Terlebih lagi saat melihat senyum manisnya, dia semakin yakin bahwa lelaki itu adalah seniornya.

 

“Kau sendirian di sini?” Daisuke melangkah turun setelah menepikan mobilnya.

 

“Mmm, kau juga kenapa ada di sini?” Yukie mulai terlihat gugub.

 

“Aku hanya kebetulan lewat dan tanpa sengaja melihatmu di sini, apa yang sedang kau lakukan di sini?” Daisuke mulai duduk di samping Yukie.

 

“Aku baru saja bertemu adikmu, kita ada tugas kelompok bersama.”

 

“Baguslah, kau termasuk salah satu murid pandai di sekolah. Bolehkah aku minta sesuatu padamu?” Daisuke sangat lembut dan hangat berbeda dengan Daiki yang selalu membuat Yukie kesal.

 

“Apa itu?”

 

Daisuke mulai bercerita tantang mereka bahwa sejak kecil harus hidup terpisah, dia meminta kepada Yukie untuk lebih bersabar menghadapi sifat Daiki.

“Bantulah Daiki ketika mengalami kesulitan di kelasnya. Aku yakin kalau kau bisa membuatnya menurut padamu.”

 

Yukie sebenarnya tak ingin terlalu jauh berurusan dengan mereka namun mengingat bahwa Daisuke yang meminta tolong kepadanya membuat Yukie tak kuasa menolak.

“Mm, akan aku usahakan.”

 

"Aku yakin Daiki sebenarnya sangat baik dan juga perhatian. Hanya saja sepertinya dia salah dalam mengapresiasikan perasaannya. Kalau selama di kelas dia menyulitkanmu, tolong maaf dia."

 

"Benar-benar sangat berbeda, bagaimana bisa Daisuke bisa selembut ini sementara Daiki malah sebaliknya. Aku tidak tahu lagi harus seperti apa menghadapi mereka berdua nantinya" bisiknya dalam hati.

 

“Ini sudah larut, naiklah aku akan mengantarmu pulang!”

 

Yukie berusaha menolak namun Daisuke tetap terus memaksanya, mau tak mau Yukie pun naik ke mobilnya 

                                          **************

 

“Kau tinggal di sekitar sini?” 

 

Mereka telah sampai di gang sempit tempat tinggal Yukie sejak dari kecil.

 

“Iya, tapi maaf... aku tidak bisa mengajakmu masuk ke dalam.”

 

“Oh, tidak apa-apa... kau masuklah lagi pula ini juga sudah malam."

 

“Terimakasih, hati-hati di jalan” Yukie menundukkan kepala sebelum keluar dari mobil.

 

Daisuke melempar senyum ke arahnya sebelum pergi, dia terlihat senang karena bisa dekat dengan perempuan itu.

 

                                         **************

 

Teeeeet!!

Bel jam pelajaran berbunyi, semua murid bergegas masuk ke dalam kelas. Jam pelajaran pertama adalah matematika dan Daiki sangat membencinya sehingga dia memilih untuk bolos di jam itu.

 

Yukie melirik ke kursi di sampingnya yang kosong, walaupun Daiki galak dan sombong namun tak ada kehadirannya membuat suasana kelas terasa berbeda.

 

Sengaja tak mengikuti kelas pertama Daiki ternyata menghabiskan waktunya di bawah pohon yang menjadi tempat favorit Yukie untuk menghabiskan makan siangnya.

 

Setelah selesai jam pertama kini mereka berganti dengan pelajaran olah raga. Semua murid perempuan pergi ke tempat khusus untuk mengganti seragan mereka.

 

Daiki yang sengaja lewat dari belakang gedung sekolah tak sengaja melihat pintu ruang itu terbuka.

Dia tak bermaksud mengintip namun keberadaan Yukie di dalam sana yang sedang berganti baju menarik perhatiannya.

 

Yukie sendirian di ruang itu karena dia sengaja menunggu yang lain keluar terlebih dulu karena ada suatu alasan.

 

Daiki terdiam memaku langkahnya, bermaksud ingin menutup pintu itu dia justru dikejutkan dengan luka memar di seluruh tubuh Yukie bagian belakang.

 

Daiki terkejut, melihat luka itu tak hanya ada di satu sisi saja. Banyak luka memar yang sepertinya baru saja dia dapatkan dan juga luka lama yang hampir memudar. Daiki tak kuat melihat luka di tubuhnya, dia langsung mengalihkan pandanganjya ke arah lain sembari menutup pintu.

 

Greb!

 

Yukie yang mendengarnya langsung menoleh dan berucap terkejut.

“Siapa itu??”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Aqilah
dslam itu apa burete? 😌😌
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   41. Taruhan

    Ini pertama kali bagi Yukie naik motor berboncengan dengan Daiki. Belum akur seperti semula tapi setidaknya dia sangat senang akhirnya bisa lagi dekat dengannya. Tak beda jauh dengan Yukie yang tersipu malu, Daiki pun merasakan hal yang sama. Hanya saja masih terlalu besar egonya karena Daiki termasuk tipe orang yang tak mudah mengutarakan perasaannya. Lelaki seperti dia cenderung akan merasa bahwa dirinya memiliki hak penuh atas kepemilikan terhadap orang yang menurutnya masuk ke dalam kriteria. Seperti halnya Yukie, meskipun mereka dekat baginya hubungan antara dirinya dan Daiki hanya berteman tapi berbeda dengan Daiki, dia merasa bahwa Yukie miliknya dan akan merasa cemburu apabila ada orang lain yang mendekatinya. Terlepas hubungan mereka hanya berteman tapi Daiki akan menjadi sangat posesif dengan Yukie. Bruuummm!! Mereka akhirnya sampai di depan rumah Yukie. Belum sempat turun dari motor mereka dikejutkan dengan Bibi Mai yang tiba-tiba muncul da

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   40. Hubungan Mulai Membaik

    Teeeeeeeettt!Selesai jam pelajaran hari itu semua murid berhamburan keluar dari kelas. Namun masih ada juga sebagian dari mereka yang mengikuti kegiatan ekstra di sekolah untuk menambah nilai.Kebetulan Daiki dan Endo masih bersitegang memperebutkan satu kursi untuk bisa masuk dalam tim utama basket. Mereka berdua terlihat mengikuti latihan bersama dengan tim yang sudah resmi menjadi anggota utama.Beberapa hari yang lalu Daiki dan Endo sudah melewati dua sesi penilaian. Hanya tinggal satu sesi lagi penilaian yang nantinya akan menentukan siapa terbaik di antara mereka berdua.“Setelah Olimpiade antar kelas selesai penilaian sesi penilaian terakhir kalian akan diadakan. Poin sementara kalian sampai saat ini sama, aku harap kalian berusaha semaksimal mungkin sampai akhir nanti. Karena itu menentukan salah satu dari kalian untuk ikut bergabung dengan klub utama sekolah! Kalian paham?!” Kapten tim basket memberi petuah untuk mereka berdua,

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   39. Berhenti Peduli Padaku!

    Rencana Daiki tak mungkin begitu saja dilaksanakan, dia membutuhkan waktu satu minggu untuk mencari waktu yang tepat. Tapi setidaknya Daisuke telah meminta kepada Ibunya untuk mengulur waktu agar tidak menandatangani surat perjanjian jual beli tanah bangunan sekolah dan yayasan sampai Daiki bisa memastikan akan mendapatkan dana.Di suatu sisi semua murid sedang dibuat ramai dengan berita dari media. Belum selesai tentang foto yang diunggah oleh Kira kini mereka dikejutkan dengan postingan Daiki di akun pribadinya.Dia mengunggah satu foto seorang gadis berambut panjang yang sengaja di posting setengah badan dan itu dari arah belakang. Membuat semua murid semakin penasaran apakah benar orang yang ada di foto itu adalah Kira. Sementara beberapa hari lalu Kira mengunggah fotonya yang sedang mencium pipi Daiki.Membuat dugaan para murid semakin kuat bahwa mereka kini sedang berkencan. Lokasi yang sama tepatnya di pantai di mana saat itu hanya ada mereka bertiga. Dai

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   38. Izumie Dilema

    Jam pelajaran masih berlanjut, Sensei masih menjelaskan materi di depan kelas. Ginji semula fokus dengan pelajaran tapi bangku Daiki yang kosong mengalihkan perhatiannya. “Di mana Daiki? Apa dia melewatkan jam pelajaran terakhir?”Yukie terdiam saat mendengar ucapan Ginji, dia tak ingin ambil pusing lagi. Tetapi matanya tak bisa dialihkan dari bangku Daiki. Mengingat apa yang telah diucapkannya tadi kepada Daiki dan melihat kini dia tak mengikuti jam pelajaran akhir membuat Yukie berpikir apakah lelaki itu marah dan mencoba menghindarinya. ‘Lupakan Yukie, kau sudah mengambil keputusan untuk tidak memikirkan hal itu lagi!’***Izumie menghabiskan waktunya di ruang Kepala Sekolah. Raut wajahnya terlihat sangat kelelahan dan bingung. Terlihat benar-benar sangat frustasi. Akhir-akhir ini masalah menimpa dirinya, baik perusahaan maupun yayasan.Tok tok tok!! Lamunannya tersadar saat mendengar suara ketukan pintu.Secepat mu

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   37. Kesepakatan

    Yukie bisa saja menolak ajakan Daiki tapi, saat dia sadar tangannya digenggam erat oleh lelaki itu dia merasa sangat nyaman. Timbul perasaan aneh saat tangan mereka bersentuhan, hingga dengan sendirinya Yukie pun membalas genggaman tangannya sembari berusaha mengikuti langkah kaki Daiki yang terbilang cukup lebar membuatnya kualahan ketika mengikutinya dari belakang.Di saat itu Daiki sempat terkejut karena dia bisa merasakan jari-jemari kecil milik Yukie mulai bergerak membalas genggaman tangannya tapi, dia sama sekali tak menghentikan langkahnya.Tiba di tempat biasa Yukie menghabiskan jam istirahatnya, yaitu di bawah pohon samping stadion mini yang biasa digunakan untuk berolah raga, Daiki melepaskan tangannya. Itu sempat membuat Yukie terkejut tapi akhirnya dia sadar bahwa beberapa detik yang lalu tubuhnya seakan terhipnotis hingga menuruti perintah Daiki tanpa perlawanan.“E.kenapa kau membawaku kemari?” pertanyaan itu terlontar setelah Yukie me

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   36. Perlakuan Kasar

    “Oh ya ampuuun! Tuhan kenapa kau titipkan anak ini kepadaku kalau tahu dia akan menjadi pemalas seperti ini??” Bibi Mai terus mengoceh. “Kalau tahu hidupku akan semakin menderita karenanya kenapa dulu kau tidak ambil sekalian nyawanya!!” Setelah puas meluapkan amarah dan kekesalannya, Bibi Mai meninggalkan Yukie di halaman begitu saja. Rambut acak-acakan serta kondisi seragam yang lusuh dan kotor menambah kesedihan Yukie berlipat. Setelah beberapa tahun harus bersembunyi mencuri waktu saat ingin belajar dan kini ketika berhasil memakai seragam impiannya berharap Bibi akan bangga, namun ternyata di luar dugaan Bibi Mai justru mematahkan semangatnya. Akan tetapi mimpi yang sudah Yukie bangun sejak dari kecil tak akan mudah hilang begitu saja.Tertatih saat berjalan menuju ke kamarnya, menahan sakit yang menghujam punggung, kepala dan juga wajahnya. Saat mengingat Bibinya sempat menampar pipi beberapa kali, Yukie cepat-cepat pergi menuju ke kamar mandi un

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status