Share

12. Khawatir

Penulis: Ratu sambi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-17 21:20:30

“Siapa itu?”

 

Terkejut mendengar suara Yukie yang menyadari ada seseorang di luar pintu, Daiki langsung bergegas pergi.

 

Yukie cepat-cepat memakai kaos olah raganya lalu segera keluar dari ruangan itu. Dengan cepat Yukie membuka pintuna, namun dia tak menemukan siapapun di sana.

 

Prrriiiiiiittt!!!

 

Sensei meminta semua murid untuk berkumpul di tengah-temgah lapangan dan menunjuk salah satu dari mereka untuk memimpin pemanasan.

“Daiki, maju! Pimpin pemanasan kali ini!” 

 

Mendengar nama Daiki di sebut Yukie langsung menoleh kearah lain mencari keberadaan Daiki, ternyata lelaki itu berdiri di barisan belakang. Entah kenapa Yukie merasa senang melihat Daiki tak membolos sekolah.

 

Daiki dengan santai melangkah maju ke depan. Dia terlihat sangat tampan mengenakan seragam olah raga yang sengaja di bagian lengannya di lipat sampai ke pertengahan. Entah kenapa justru sifat tengilnya menambah nilau plus ketampanannya.

 

Semua murid perempuan pandangannya tertuju ke padanya, sementara Daiki sendiri melirik kearah Yukie. Mereka berdiri berhadap-hadapan, Daiki di depan memberi contoh gerakan pemasan untuk yang lain.

 

Akan tetapi saat pandangannya teralihkan lagi ke Yukie dan melihat gadis itu tak bisa melakukan gerakan pemanasan dengan sempurna karena menahan sakit di sekujur tubuhnya, Daiki pun sempat terdiam. Lalu mengubah gerakan pemanasan menjadi sedikit lebih mudah agar Yukie tak kesusahan.

 

“Kembali ke tempatmu!” perintah Sensei.

 

Daiki pun kembali ke barisan namun matanya tak pernah lepas dari Yukie yang selalu menjadi pusat perhatiannya. Dia bahkan sempat bingung ada apa dengan dirinya sampai-sampai terlalu peduli dengan gadis itu.

 

“Hari ini tidak ada penilaian, kalian hanya perlu berlatih olah raga yang kalian kuasai. Karena beberapa minggu lagi sekolah akan mengadakan kompetisi antar kelas. Jadi aku ingin setiap cabang olah raga setiap kelas harus mengajukan perwakilannya. Ketua kelas urus siap-siapa saja yang akan mewakilinya nanti. Minggu depan kalian harus sudah menyerahkan daftar nama kepadaku! Kalian mengerti?”

 

“Mengerti Sensei!” jawab para murid serentak.

 

Semua pun bubar mencari tempat untuk berlatih sesuai dengan kemampuan mereka. Sementara Daiki tak jauh dari bola basket. Dapat di pastikan kalau dia pasti akan mewakili kelas untuk kompetisi cabang basket.

 

Di sisi lain Yukie masih bingung, merasakan tulang tubuhnya seperti remuk semua saja dia hampir tak bisa bernafas apa lagi membayangkan mengikuti kompetisi olah raga pastinya dia tak yakin bisa berhasil.

Namun naasnya ternyata ketua kelas telah menunjuk Yukie mewakili kelas untuk ikut serta dalam cabang lari estafet.

 

“Kau bisa, kan? Ini hanya lari kau tinggal belajar mengatur nafas dan kecepatan larimu. Oke?” ucap ketua kelas padanya.

 

Yukie tak bisa mengelak, dia hanya mengangguk menyetujuinya.

 

Daiki yang sejak dari tadi memperhatikannya pun mulai khawatir. Dia perlahan mendekati Yukie yang sedang berkumpul dengan kelompok estafet yang sudah terpilih.

 

“Hei!!” sapanya acuh, dia memang bermaksud mengajak bicara Yukie namun pandangannya terarah ke yang lain sembari memainkan bola basketnya.

 

Yukie melirik sengit kemudian bergantian mengacuhkannya.

 

“Kalau kau tidak mampu ikut estafet kenapa kau tidak menolaknya? Kau bisa duduk santai cukup menonton dan menjadi tim penggembira.”

Maksud Daiki sebenarnya baik, dia khawatir kalau Yukie akan kesusahan karena luka di tubuhnya. Namun cara penyampaiannya sungguh sangat membuat Yukie kesal.

 

“Kau sebenarnya ada masalah apa si denganku? Apakah aku pernah nelakukan kesalahan padamu? Urusi saja urusanmu sendiri... aku tidak butuh masukan darimu!” saking kesalnya Yukie memilih pergi.

 

Daiki menghela nafas kasar karena merasa kebaikannya di salah artikan oleh Yukie. Benar saja gadis mana yang tak kesal karena Daiki seolah seperti sedang meremehkan kemampuannya.

 

“Apa yang sedang kau lakukan di sini? Yang lain sedang menunggumu, ayo!” Ginji menghampirinya dan mengajak Daiki untuk bergabung dengan yang lain.

 

“Kita hanya berempat?” ucap Daiki saat melihat tim basket yang akan berlatih untuk kompetisi.

 

“Satu lagi Endo, tapi beberapa hari ini dia tak kelihatan” jawab Ginji.

 

“Sorry aku terlambat!” ucap Endo yang tiba-tiba datang dan masuk ke area lapangan.

Semua pandangan langsung teralihkan kearahnya. Lelaki bertubuh besar dengan rambut gondrong itu melangkah mendekat. Kebetulan di sekolah itu membolehkan setiap muridnya memanjangkan atau mewarnai rambutnya jika peringkat mereka masuk 10 besar umum. Dan kebetulan Endo ada di peringkat ke 6.

 

Daiki langsung menatapnya dengan pandangan tak suka, bahkan dia sepertinya sudah malas karena merasa akan mendapatkan saingan baru di kelasnya.

 

“Hei, kau murid baru?” sapa Endo dengan tangan berototnya ke arah Daiki.

 

Sesaat Daiki hanya melirik dengan sikap dingin namun akhirnya dia membalas uluran tangannya.

“Hmmm, Daiki!” ucapnya sembari membuang muka.

 

Endo terkekeh sinis, yakin melihat dari sikapnya saja, dia tahu kalau Daiki tak menyukainya.

 

                               ****************

 

“Ternyata mereka benar-benar sangat mirip! Tak ada sama sekali yang membedakan wajah mereka. Jika aku tidak bisa mendapatkan Kakaknya... bisa jadi, aku akan mendapatkan adiknya!” gumam seorang gadis yang tengah duduk di kursi penonton sembari melihat Daiki yang tengah berlatih basket.

 

“Mereka sama-sama tampan, tapi Daiki lebih hot dari pada Kakaknya. Mau sebaik apapun sifat Daisuke... Daiki tetap lebih menantang untuk didapatkan!” timpal temannya.

 

“Hei!! Ingat ya, Daiki milikku! Kau cari yang lain! Enak saja!” Kira adalah Senior mereka, dia satu kelas dengan Daisuke. Selama hampir 2 tahun dia mencoba untuk mendekati Daisuke namun ternyata Daisuke tak pernah meliriknya. Dan kini saat mendengar Daiki masuk ke sekolah itu dengan cepat Kira langsung menandainya.

 

“Hah kau selalu seperti itu, kenapa kau tidak memberiku kesempatan untuk mendekati murid tertampan di sekolah ini!” Murakami mulai kesal dengan Kira yang selalu ingin menang.

 

“Karena itu sudah menjadi satu keharusan, kau akan terus mendapatkan sisa dariku! Kau mengerti” ucap Kira sembari mendorong kepala Murakami.

 

Sepanjang latihan Daiki tak bisa sepenuhnya konsentrasi dengan permainannya, pandangannya selalu teralihkan kearah Yukie yang sedang berlatih lari. Dia berlatih basket di tengah lapangan sementara Yukie sedang berlatih berlari mengitarinya.

 

Daiki hampir selalu kehilangan bolanya saat ingin mencetak skor, dan parahnya ketika Ginji melempar bola padanya, bola itu justru mengenai kepalanya karena Daiki melamun memperhatikan Yukie yang tengah menahan sakit saat berlari.

 

Dugh!!

 

“Ah!” rintih Daiki kemudian mengambil bola yang menggelinding di bawahnya.

 

“Daiki, kenapa kau tidak fokus dengan permainanmu?” hardik Ginji, sebenarnya dia sedikit ketakutan karena tak sengaja bola itu mengenai kepalanya.

 

Endo yang sejak dari tadi menyadari bahwa Daiki tak fokus pun mulai membuang pandangannya ke arah di mana Daiki melihat.

Di sana Endo melihat Yukie tangah berlari mengitari lapangan. Dia yakin kalau Daiki tak bisa fokus berlatih karena gadis itu. Endo pun tersnyum tipis kemudian.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   41. Taruhan

    Ini pertama kali bagi Yukie naik motor berboncengan dengan Daiki. Belum akur seperti semula tapi setidaknya dia sangat senang akhirnya bisa lagi dekat dengannya. Tak beda jauh dengan Yukie yang tersipu malu, Daiki pun merasakan hal yang sama. Hanya saja masih terlalu besar egonya karena Daiki termasuk tipe orang yang tak mudah mengutarakan perasaannya. Lelaki seperti dia cenderung akan merasa bahwa dirinya memiliki hak penuh atas kepemilikan terhadap orang yang menurutnya masuk ke dalam kriteria. Seperti halnya Yukie, meskipun mereka dekat baginya hubungan antara dirinya dan Daiki hanya berteman tapi berbeda dengan Daiki, dia merasa bahwa Yukie miliknya dan akan merasa cemburu apabila ada orang lain yang mendekatinya. Terlepas hubungan mereka hanya berteman tapi Daiki akan menjadi sangat posesif dengan Yukie. Bruuummm!! Mereka akhirnya sampai di depan rumah Yukie. Belum sempat turun dari motor mereka dikejutkan dengan Bibi Mai yang tiba-tiba muncul da

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   40. Hubungan Mulai Membaik

    Teeeeeeeettt!Selesai jam pelajaran hari itu semua murid berhamburan keluar dari kelas. Namun masih ada juga sebagian dari mereka yang mengikuti kegiatan ekstra di sekolah untuk menambah nilai.Kebetulan Daiki dan Endo masih bersitegang memperebutkan satu kursi untuk bisa masuk dalam tim utama basket. Mereka berdua terlihat mengikuti latihan bersama dengan tim yang sudah resmi menjadi anggota utama.Beberapa hari yang lalu Daiki dan Endo sudah melewati dua sesi penilaian. Hanya tinggal satu sesi lagi penilaian yang nantinya akan menentukan siapa terbaik di antara mereka berdua.“Setelah Olimpiade antar kelas selesai penilaian sesi penilaian terakhir kalian akan diadakan. Poin sementara kalian sampai saat ini sama, aku harap kalian berusaha semaksimal mungkin sampai akhir nanti. Karena itu menentukan salah satu dari kalian untuk ikut bergabung dengan klub utama sekolah! Kalian paham?!” Kapten tim basket memberi petuah untuk mereka berdua,

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   39. Berhenti Peduli Padaku!

    Rencana Daiki tak mungkin begitu saja dilaksanakan, dia membutuhkan waktu satu minggu untuk mencari waktu yang tepat. Tapi setidaknya Daisuke telah meminta kepada Ibunya untuk mengulur waktu agar tidak menandatangani surat perjanjian jual beli tanah bangunan sekolah dan yayasan sampai Daiki bisa memastikan akan mendapatkan dana.Di suatu sisi semua murid sedang dibuat ramai dengan berita dari media. Belum selesai tentang foto yang diunggah oleh Kira kini mereka dikejutkan dengan postingan Daiki di akun pribadinya.Dia mengunggah satu foto seorang gadis berambut panjang yang sengaja di posting setengah badan dan itu dari arah belakang. Membuat semua murid semakin penasaran apakah benar orang yang ada di foto itu adalah Kira. Sementara beberapa hari lalu Kira mengunggah fotonya yang sedang mencium pipi Daiki.Membuat dugaan para murid semakin kuat bahwa mereka kini sedang berkencan. Lokasi yang sama tepatnya di pantai di mana saat itu hanya ada mereka bertiga. Dai

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   38. Izumie Dilema

    Jam pelajaran masih berlanjut, Sensei masih menjelaskan materi di depan kelas. Ginji semula fokus dengan pelajaran tapi bangku Daiki yang kosong mengalihkan perhatiannya. “Di mana Daiki? Apa dia melewatkan jam pelajaran terakhir?”Yukie terdiam saat mendengar ucapan Ginji, dia tak ingin ambil pusing lagi. Tetapi matanya tak bisa dialihkan dari bangku Daiki. Mengingat apa yang telah diucapkannya tadi kepada Daiki dan melihat kini dia tak mengikuti jam pelajaran akhir membuat Yukie berpikir apakah lelaki itu marah dan mencoba menghindarinya. ‘Lupakan Yukie, kau sudah mengambil keputusan untuk tidak memikirkan hal itu lagi!’***Izumie menghabiskan waktunya di ruang Kepala Sekolah. Raut wajahnya terlihat sangat kelelahan dan bingung. Terlihat benar-benar sangat frustasi. Akhir-akhir ini masalah menimpa dirinya, baik perusahaan maupun yayasan.Tok tok tok!! Lamunannya tersadar saat mendengar suara ketukan pintu.Secepat mu

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   37. Kesepakatan

    Yukie bisa saja menolak ajakan Daiki tapi, saat dia sadar tangannya digenggam erat oleh lelaki itu dia merasa sangat nyaman. Timbul perasaan aneh saat tangan mereka bersentuhan, hingga dengan sendirinya Yukie pun membalas genggaman tangannya sembari berusaha mengikuti langkah kaki Daiki yang terbilang cukup lebar membuatnya kualahan ketika mengikutinya dari belakang.Di saat itu Daiki sempat terkejut karena dia bisa merasakan jari-jemari kecil milik Yukie mulai bergerak membalas genggaman tangannya tapi, dia sama sekali tak menghentikan langkahnya.Tiba di tempat biasa Yukie menghabiskan jam istirahatnya, yaitu di bawah pohon samping stadion mini yang biasa digunakan untuk berolah raga, Daiki melepaskan tangannya. Itu sempat membuat Yukie terkejut tapi akhirnya dia sadar bahwa beberapa detik yang lalu tubuhnya seakan terhipnotis hingga menuruti perintah Daiki tanpa perlawanan.“E.kenapa kau membawaku kemari?” pertanyaan itu terlontar setelah Yukie me

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   36. Perlakuan Kasar

    “Oh ya ampuuun! Tuhan kenapa kau titipkan anak ini kepadaku kalau tahu dia akan menjadi pemalas seperti ini??” Bibi Mai terus mengoceh. “Kalau tahu hidupku akan semakin menderita karenanya kenapa dulu kau tidak ambil sekalian nyawanya!!” Setelah puas meluapkan amarah dan kekesalannya, Bibi Mai meninggalkan Yukie di halaman begitu saja. Rambut acak-acakan serta kondisi seragam yang lusuh dan kotor menambah kesedihan Yukie berlipat. Setelah beberapa tahun harus bersembunyi mencuri waktu saat ingin belajar dan kini ketika berhasil memakai seragam impiannya berharap Bibi akan bangga, namun ternyata di luar dugaan Bibi Mai justru mematahkan semangatnya. Akan tetapi mimpi yang sudah Yukie bangun sejak dari kecil tak akan mudah hilang begitu saja.Tertatih saat berjalan menuju ke kamarnya, menahan sakit yang menghujam punggung, kepala dan juga wajahnya. Saat mengingat Bibinya sempat menampar pipi beberapa kali, Yukie cepat-cepat pergi menuju ke kamar mandi un

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status