Sepulangnya mereka dari taman hiburan, keesokan harinya Takashi berangkat pergi ke Amerika. Dia memiliki banyak pekerjaan di sana sehingga mengharuskannya untuk singgah di Merika sekitar 3 bulan. Sementara Izumie mengurus yayasan yang menaungi sekolah elite di kota Tokyo.
Kesehariannya setelah mengurus si kembar Izumie berangkat ke kantor menyelesaikan pekerjaannya. Diusianya yang masih terbilang muda Izumie sudah mendapatkan semuanya. Karir yang di dukung suami, anak, keluarga dan semuanya. Tak sedikit orang iri kepada dirinya parasnya yang cantik dan body tubuh yang selalu dijaga membuat mata para lelaki menatapnya dengan nakal, hingga suatu malam ketika semua telah terjaga kejadian mencekam itu tejadi kepadanya. Semua tahu bahwa Takashi sedang berada di luar negri sementara Satoshi ijin kembali ke rumah untuk berjumpa dengan sang Istri. Sehingga tak ada yang berjaga di rumah keluarga Nakagawa.Merasa selama ini aman-aman saja maka Izumie tak pernah berfikir bahwa akan terjadi sesuatu pada dirinya dan si kembar. Izumie yang tengah tertidur pulas kedatangan tamu tak diundang. Dia merenggut kesucian seorang istri ketika semua orang terlelap.Laki-laki itu membekapnya lalu menyetubuhi Izumie tanpa dosa. Berbagai usaha Izumie lakukan untuk melepaskan diri namun kekuatannya tak mampu menandingi laki-laki yang tengah membuas.Setelah merasa puas, lelaki jahanam itu pergi meninggalkan tubuh Izumie yang terkulai lemas yang tertutup selimut. Keningnya basah karena keringat, rambutnya acak-acakan dengan mulut masih tertutup rapat oleh kain yang dikat kebelakang kepala. Setelah kejadian itu Izumie benar-benar sangat terpukul setiap hari dia selalu menangis di sudut kamar sendirian. Dia hampir bunuh diri namun mengingat si kembar masih sangat membutuhkan kasih sayang darinya Izumie mencoba untuk tetap kuat. Tanpa sepengetahuan suaminya diam-diam Izumie memeriksakan diri ke Dokter, Bahkan Takashi tak tahu kalau dirinya sempat diperkosa oleh seseorang.Izumie tak berani bercerita, dia berusaha menutup rapat semua aib itu sendirian. Hingga 3 bulan setelahnya Takashi kembali pulang ke Tokyo mengejutkan sang istri karena ternyata dia harus singgah di Amerika lebih lama 1 bulan dari yang dia perkirakan. Melihat perubahan pada Istri tercintanya membuat Takashi merasa cemas, tak hanya raut wajah namun juga sikapnya.Setiap kali Takashi ingin menyentuhnya, Izumie selalu berusaha menghindar mencari alasan. Bukan karena apa namun Izumie merasa jijik kepada diri sendiri saat itu. Hingga pada akhirnya Takashi mulai curiga ketika pada suatu pagi hari, dia mendapati Istrinya tengah muntah-muntah di kamar mandi. Izumie terkejut saat melihat bayangan Takashi berdiri di belakangnya, Izumie menelan ludahnya susah payah. Dengan raut wajah bahagia Takashi memeluk istrinya dari belakang.“Sayang kau hamil lagi? Astaga ini benar-benar kabar menggembirakan” Takashi mengecupi bahu Istrinya mesra. Tak lama karena merasa tak sabar Takashi memaksa Istrinya untuk periksa ke dokter, dia ingin sekali mengetahui usia kandungan calon bayinya. Namun setelah dokter memeriksanya Takashi justri dikejutkan dengan usia bayi yang sedang di kandung Istrinya. Raut wajah Izumie terlihat sangat cemas dan gugup. “Berapa Dok?” tanya Takashi penuh keraguan. “Umur bayi anda baru mau masuk 2 minggu.” Mendengar ucapan Dokter raut wajah Takashi berubah perlahan dia lalu menoleh ke Izumie yang seedang menunduk menyembunyikan wajah ketakutannya. Seharusnya jika dia hamil dengan sang suami maka usia kandungan Izumie lebih dari 2 bulan mengingat Takashi tinggal di Amerika lebih dari 3 bulan. Maka jika usia kandunganya masih 2 minggu, Takashi yakin kalau Izumie bertemu laki-laki di belakangnya. Lantas bayi siapa yang sedang di kandungnya?Pertanyaan itu terus berputar di otaknya. ************* Dengan menahan amarah Takashi terlihat duduk di sofa kamar.“Katakan padaku! Selama ini kau selalu menghindar ketika aku ingin menyentuhmu apa karena kau... hamil??”Perempuan itu hanya diam menunduk menyembunyikan wajahnya. “Izumie??” geramnya. Hatinya hancur saat harus menceritakan yang sesungguhnya terlebih lagi saat Takashi tak percaya dengan cerita kejadian malam itu.Takashi justru menuduh Izumie berselingkuh darinya. Selama dia bekerja keras mencari uang di negri orang dia berfikir bahwa Istrinya bertemu dengan lelaki lain di belakangnya. Kondisi rumah tangannya berada di ujung tanduk, Takashi masih memanas dia tak bisa berfikir tenang. Akhirnya malam itu dia memilih pergi meninggalkan Izumie dan membawa Daiki bersamanya. “Ayaaaaaah!! Jangan bawa Daiki... aku mohon jangan bawa Daiki pergi Ayaaaaaah!” teriak Daisuke ketika melihat Daiki meronta di gendongan Takashi. Daiki juga tak ingin pisah dari Kakaknya begitu juga dengan Izumie. Dia tak ingin semua itu terjadi namun tak ada yang bisa dia lakukan untuk membuat Takashi percaya. “Satoshi!! Antar aku ke bandara!” “Baik Tuan!” Satoshi menyalakan mesin mobilnya, setelah kendaraan itu melaju pergi dari arah belakang Daisuke terus berlari mengejar. “Daikiiiiii!!! Ayaah hentikan mobilnya Ayah!” tangisnya pecah, Daisuke tak sanggup mengejar laju mobilnya yang semakin menjauh. Izumie hanya bisa menahan Daisuke dalam dekapannya sembari menangis sesunggukan.
Flash back off.
************* Air menetes dari ujung matanya saat menyadari bahwa sosok yang berdiri di depannya itu adalah Adik dari Daisuke. “Daiki?” bersamaan dengan menyebut namanya, tangis Izumie berubah sesunggukan. Dia langsung membentangkan kedua tangannya menyambut kedatanagn anak kesayangan. Feeling seorang Ibu tak bisa di kalahkan. Walaupun mereka identik dari aromanya saja Izumie paham betul siapa dia. ************** Daiki Dan Daisuke bercerita banyak hal, mereka saling bertukar informasi tentang Ayah dan Ibu mereka. Selama ini mereka tak pernah melakukan panggilan berupa video call atau apapun karena Takashi benar-benar sangat membatasi Daiki dalam menggunakan ponselnya. Kini ketika sang Ayah membebaskan dirinya dan memberinya ijin untuk kembali ke Jepang Daiki ingin sekali menetap di sana.Dia juga telah meminta kepada Izumie untuk mengurus surat pindah sekolah untuknya. Melihat nilai Daiki yang di bawah rata-rata membuat Daisuke sang Kakak tertawa terbahak-bahak.“Bagaimana bisa kau masuk ke sekolah itu, nilai tertinggimu saja F+. Astaga Daiki!! Selama ini apa yang kau lakukan di Amerika sampai-sampai nilaimu rendah seperti ini??” Dasuke yang merasa mampu mulai menggurui. Seolah tak peduli dengan santai Daiki berucap.“Aku memang lemah dari semua mata pelajaran, tapi... aku pandai dalam olah raga! Ibu?” Daiki langsung mengalihlan pandangannya ke arah Izumie yang sedang duduk dan terus memandangi wajahnya.“Ibu harus memasukkanku di sekolah Daisuke, aku tidak mau tahu!” tambahnya. Izumie hanya tersenyum tak menghiraukan permintaan Daiki. Baginya memasukkan Daiki ke sekolah yang diinginkannya adalah hal yang sepele sekalipun nilainya sangat-sangat rendah karena dia pemilik sekaligus pengurus sekolah itu. Saat mereka sedang bercanda gurau suara seorang perempuan yang tiba-tiba datang membuat mereka terdiam. “Aku pulang!” Mendenegar suara putrinya, Izumie langsung menghindar dan berpura2 sibuk mencuci piring. Melihat sikap Ibunya, Daisuke hanya diam dan menyambut sang Adik dengan senyuman. Emiko adalah anak yang tak diinginkan oleh Izumie, karena Emiko adalah anak dari lelaki yang telah memperkosanya. Selama ini Izumie selalu menyalahkan Emiko atas kehancuran rumah tangganya. Dia pun tak pernah memperhatikan atau menyayangi Putrinya. Namun Emiko bersyukur karena ada sang Kakak Daisuke yang selalu memberinya kasih sayang berlebih. “Kau sudah pulang? Bagaimana les biolamu hari ini?” Dasuke berusaha mengalihkan perhatian Emiko yang selalu tertuju kepada Ibunya. "Dia Adikku??" Daiki terkejut karena Ayahnya tak pernah bercerita bahwa dia memiliki Adik perempuan. Daisuke menganggukkan kepala sembari tersenyum ke arah Daiki. Mendengar Daisuke menyambut dirinya, Emiko lalu melangkah menuju meja makan. Namun dia dikejutkan dengan dua sosok yang sangat mirip di sana.“Kak??” pandangannya menyelidik ke arah Daiki dan Daisuke secara bergantian. “Ummm... kau ingat aku pernah menceritakan kalau kau memiliki dua orang Kakak?” Daisuke menoleh ke Daiki sembari tersenyum.“Dia Daiki, Kakakmu juga... saudara kembarku” Daisuke mencoba menjelaskan. Emiko tersenyum bahagia mendengar kabar kembalinya Daiki ke tengah-tengah mereka. Setidaknya walaupun tak mendapat perhatian dari Ibunya, Emiko merasa senang memiliki saudara kembar yang memperhatikannya.Hari pertama masuk sekolah bagi Daiki di Jepang, dia benar-benar tak mengikuti aturan sekolah yang mengaharuskan memakai seragam rapih.Daiki bahkan tak memakai blazernya yang termasuk dalam 1 stel seragam sekolahnya, dia hanya memakai kaos yang kemudian di doble dengan kemeja putihnya.Tak hanya itu Daiki pun sengaja tak mengancingkan semua kancing kemejanya.Daisuke menghentikan mobilnya di halaman sekolah. Di sana berjejer mobil mewah milik para siswa. Mereka tak hanya kaya namun juga pabadi.“Hari pertama sekolah kau sudah seperti ini?” ucap Daisuke yang merasa keberatan dengan penampilan Adiknya. Sementara dia sendiri sangat rapih dengan kemeja putih dasi dan blazernya.Daisuke paham kalau dia harus memberikan contoh kepada semua murid karena posisinya sebagai ketua umum perkumpulan siswa senior di sekolahannya.Bahkan di sekolah itu Daisuke di gadang-gadang menjadi siswa terfavorite selama 2 ta
“Daiki? Daiki?” suara Sensei seketika mengejutkan Daiki yang tengah melamun menatap Yukie.Gadis itu menoleh ke samping bersamaan dengan Daiki yang menoleh ke depan ketika Sensei memanggilnya.Sensei menghela nafas panjang karena sadar Daiki tak memperhatikannya.“Ini masih terlalu pagi untukmu melamun Daiki. Sekarang kau maju dan kerjkan soal di papan tulis!” perintahnya dengan senyum manis, walaupun sebenarnya nampak kesal karena sikap Daiki.“Apa? Kau menyuruhku maju ke depan untuk mengerjakan soal itu?” kedua alisnya terangkat, semua murid mulai berbisik melihat siakp Daiki yang tak sopan kepada Sensei.“Aku tidak bisa!”Yukie mendesis kesal melihat sikap Daiki.“Iisshhh... Sensei, boleh aku mengerjakannya?” Yukie mengangkat tangannya meminta izin kepada Sensei untuk maju ke depan.“Yuki?? Kau mau mengerjakannya? Bo
Tok tok tok!Daiki membuka pintu lalu tanpa menunggu sahutan dari dalam dia langsung masuk dan duduk di sofa.Izumie yang melihat tingkah Putranya mencoba untuk memahami, bahwasannya selama ini Daiki tinggal memang bersama Ayahnya. Sehingga jika sikapnya slengekan dan jauh berbeda dengan Daisuke, dia mencoba untuk mengerti.Perempuan paruh baya itu beranjak berdiri melangkah mendekati Daiki dan berdiri di samping sofa mengusap dengan lembut ujung kepala Putranya.“Daiki” sapanya dengan lembut.Daiki tahu kemana arah pembicaraan Ibunya, maka dari itu dia langsung menyahut pembicaraan.“Kalau Ibu memintaku untuk bersikap manis di sekolah, aku tidak bisa!”Ucapannya langsung mematahkan usaha Izumie untuk melembutkan hatinya.“Daiki, Ibu tahu ini pasti sulit bagimu. Tapi melihat kau sangat kurang di beberapa mata pelajaran setidaknya kau bisa bersikap b
“Jadi, mereka kembar? Astagaa kenapa aku bodoh ya. Bagaimana mungkin satu orang memiliki dua kepribadian yang berbeda! Tapi ada juga yang seperti itu. Lalu bagaimana kalau aku bertemu dengan Senior nanti” Yukie merasa malu karena sikapnya yang selalu marah-marah kepada Daisuke karena ketidak tahuannya.Setelah selesai memberskan buku yang berserakan di lantai Yukie bergegas masuk ke kelas karena jam pelajaran akan di mulai.“Perhatain semuanya, untuk tugas biologi kalian harus berkelompok. Satu grub terdiri dari 3 siswa dan tunjuk salah satu sebagai pemimpinnya. Ingat aku tidak ingin kalian mengambil laporan hasil kerja dari artikel internet aku ingin kalian bekerja keras membuat laporan sesuai data riset yang kalian kerkajan di lapangan” Sensei memberi tugas untuk semua murid di akhir minggu ini dan harus di kumpulkan hai senin.Yukie tak tahu harus berkelompok dengan siapa, dia mulai kebingungan karena semu
“Dasar anak setan! Ke sini kau!” Bibi Mai beranjak ingin mengejar Daiki namun Anak itu segera kabur berlari menjauh. Dan itu Yukie jadikan kesempatan untuk masuk ke dalam kamar bersembunyi.Flash back Off. ****************Terlihat Daiki tengah berdiri di depan taman hiburan di mana tempat itu mengingatkannya pada gadis kecil yang pernah dia temui dulu. Jika saja Daiki mengingat namanya mungkin tak sulit untuk mencarinya kembali.Namun sayang dia benar-benar lupa dengan namanya yang dia ingat hanya ketika memberikan kalung miliknya pada gadis itu.“Au!” Daiki mengeluh sakit di bagian belakang kepalanya.Ada rasa nyeri saat tangannya menyentuh tengkuknya. &nbs
Masalah pun beres, namun Yukie tetap kesal karena barang-barangnya sudah pergi di bawa oleh mobil pengangkut sampah.Karena adanya masalah Yukie mereka akhirnya menyudahi pertemuan kali itu. Ginji memilih kembali terlebih dulu sementara Yukie nampak berjalan menuju ke jalan utama.“Astagaaa bagaimana aku menghadapi Bibiku nanti. Aku yakin dia pasti akan menghajarku habis-habisan” gumamnya resah sepanjang jalan.Yukie mulai gelisah matanya yang basah mulai meteskan airnya. Dengan kasar tangannya mengusap pipinya yang basah.Kesal karena hidupnya selalu saja ada masalah yang membuatnya semakin terpuruk dan terkadang sempat terbesit ingin mengakhiri semuanya.“Kenapa hidupku seperti ini!” teriaknya dalam hati.Tin tiiiiinnn!Daiki menghentikan mobilnya tepat di depan Yukie yang sedang duduk di bangku halte.“Astgaaa! Anak ini benar-benar senang sekal
“Siapa itu?”Terkejut mendengar suara Yukie yang menyadari ada seseorang di luar pintu, Daiki langsung bergegas pergi.Yukie cepat-cepat memakai kaos olah raganya lalu segera keluar dari ruangan itu. Dengan cepat Yukie membuka pintuna, namun dia tak menemukan siapapun di sana.Prrriiiiiiittt!!!Sensei meminta semua murid untuk berkumpul di tengah-temgah lapangan dan menunjuk salah satu dari mereka untuk memimpin pemanasan.“Daiki, maju! Pimpin pemanasan kali ini!”Mendengar nama Daiki di sebut Yukie langsung menoleh kearah lain mencari keberadaan Daiki, ternyata lelaki itu berdiri di barisan belakang. Entah kenapa Yukie merasa senang melihat Daiki tak membolos sekolah.Daiki dengan santai melangkah maju ke depan. Dia terlihat sangat tampan mengenakan seragam olah raga yang sengaja di bagian lengannya di lipat sampai ke pertengahan. Entah kenapa jus
Selesai jam pelajaran olah raga Daiki kembali ke ruang ganti untuk berganti seragam. Dia membuka lokernya dan mengambil kemeja serta celananya.“Hei! Ada apa denganmu?” Ginji mulai khawatir melihat Daiki yang tak bisa fokus hari ini.“Aku tidak apa-apa!!” seketika Daiki terdiam, entah apa yang membuatnya kesal. Mengingat kebelakang bahwa Yukie berjualan bakpao setiap pulang sekolah lalu teringat ketika Yukie marah karena barang dagangannya di buang oleh pelayan coffee dan lagi tubuhnya yang memar di mana-mana membuat Daiki penasaran.Tidak tahu apa penyebabnya namun melihat Yukie seperti kesakitan saat itu dia merasa tak bisa tinggal diam.Mungkin itulah penyebabnya Daiki jengkel karena terlalu memikirkan Gadis itu.“Aaaaaaa!!!!!!” suara teriakan itu berasal dari ruangan sebelah, di mana di sana adalah ruangan tempat untuk para murid perempuan berganti baju.Semua murid