Adeline di paksa mengerjakan pekerjaan yang berat. Dia harus membersihkan semua area kebun dan tak di biarkan beristirahat meskipun sebentar. Adeline terus mengumpat dalam hati, mengerjakan dengan perasaan marah. Apa bedanya dengan pekerjaannya di perusahaan Moskov yang hanya mendapatkan bagian cleaning service. "Sial, bagaimana mungkin aku di perlakukan seperti ini!" Adeline tak berani membantah karena banyak pengawal Moskov dimana mana yang ditugaskan untuk mengawasinya. Bibi pelayan tersenyum puas melihat Adeline sengsara. Di tambah dia mengingat bagaimana hidup Evelyn dan bagaiman tubuh ringkih Evelyn saat datang kemari. Pucat pasi, kurus tak terawat dan juga pakaian yang lusuh. Tapi berbeda dengan Adeline yang baru saja datang tadi. Bajunya bagus hanya saja sengaja di rusak, kulitnya sehat, badannya terawat. Membuat darah bibi pelayan dan pelayan yang lain meradang. Adeline benar benar tak kuat dengan apa yang dia kerjakan saat ini. Tak lama dia pingsan dan para penga
Mariam dan Roni merencanakan semuanya dengan cepat. Mereka bahkan segera membersihkan rumah mereka dengan membayar seseorang. Roni akan melakukan hal yang sama pada Adeline agar Moskov bisa tertarik dan menerima Adeline seperti Moskov menerima Evelyn. Itu yang ada di otak Mariam, karena Mariam yakin jika Adeline bisa memuaskan Moskov pasti Adeline akan hidup dengan baik dengan harta yang berlimpah. "Kau yakin rencana kita berhasil?" tanya Roni lagi. "Apa kau masih tak percaya dengan apa yang aku katakan jika Evelyn hidup bahagia dan berkelimpahan di tangan Moskov. Padahal banyak yang tahu jika Moskov berhati iblis dan bengis pada budaknya?" Roni terdiam, apa yang di katakan Mariam ada benarnya. Dan selama ini tak ada kata protes atau apapun kepada mereka. Bahkan tak terdengar kabar jika Evelyn meninggal atau yang lainnya. "Aku sudah menyuruh Adeline pulang dari kerjanya, sebentar lagi dia akan datang. Kau bisa menghubungi asisten Moskov untuk bernegosiasi kembali dengan mu."
Roni yang sedang menunggu di casino, matanya langsung berbinar. Di depannya ada ribuan dollar yang dia harapkan bisa melunasi hutang hutangnya di casino itu. "Mumpung kau punya banyak uang, bagaimana kalau kita bermain lagi. Lumayan kalau kau menang kau bisa mendapat untung berkali kali lipat." rayu salah satu bandar disana. Roni ragu, tapi melihat dollar dollar yang ada di depannya membuat dia nekad. Roni mengangguk, dan bandar yang baru saja merayu Roni memberi kode pada anak buah Moskov yang ada disana. Mereka mulai bermain, dan Roni yang memenangkan banyak dollar di permainan pertama. Roni merasa kali ini dia sangat Hoki karena dia terus menang sampai beberapa permainan. Roni terus bermain tanpa sadar. Sekali kalah dia merasa hanya sedang tak beruntung. Dan karena pikirannya jika dia terus bermain lagi dia bisa menang Roni malah semakin tertantang dengan permainan judi itu. Uang yang tadinya banyak semakin menipis. "Arghhh .....kenapa malah kalah!" "Tadiii udah me
Keberadaan Moskov yang ada di bandara sempat terekam oleh beberapa orang. Beruntung Moskov menyembunyikan Evelyn saat membawa Evelyn pergi. Siaran televisi itu membuat banyak karyawan Moskov bertanya tanya siapa gerangan wanita yang tengah dekat dengan tuan mereka itu. Banyak juga yang mengatakan jika wanita yang bersama Moskov adalah wanita yang selama ini sering mengantarkan makan siang untuk Moskov. Adeline yang mendengar pembicaraan beberapa karyawan wanita itu memasang telinganya dengan lebar. Mendengarkan dengan seksama semua info yang mereka dapatkan. "Aku yakin pasti yang bersama tuan Moskov wanita yang sering bersama dengan tuan Moskov." "Kemungkinan besar iya, kalian tahu sendiri kan kalau bagaimana tuan Moskov melindungi gadis itu." "Benar, meskipun penampilan nya sederhana dengan gaun sederhana tapi kita tahu gaun itu gaun yang mahal." "Benar, dia bahkan datang tak pernah terlihat tebar pesona ataupun menampilkan lekuk tubuhnya." Banyak lagi yang Adeline den
Evelyn dan Moskov sudah turun dari pesawat. Mereka keluar dari bandara menuju tempat dimana Moskov ingin kesana. Sejak dalam perjalanan Evelyn hanya diam tanpa suara. Obrolan nya dengan Moskov tadi sedikit mengganggu pikirannya. Selama ini dia tak punya ambisi apapun untuk membalas perbuatan Roni dan keluarganya yang lain. Moskov tahu apa yang ada di pikiran Evelyn jadi dia membiarkan saja apa yang ingin Evelyn lakukan setelah ini. "Tuan, kita langsung ke rumah sakit." "Hmm....." Hanya itu jawaban dari Moskov, sopir pribadi mereka langsung melakukan kendaraan nya ke rumah sakit yang sudah di siapkan oleh Moskov. Evelyn masih tak mengerti kenapa mereka pergi ke rumah sakit. Di tambah Evelyn yang harus melakukan beberapa pemeriksaan dengan dokter wanita yang ada disana. "Tuan, semuanya bagus. Kami bisa menyiapkannya dalam waktu satu jam dari sekarang jika tuan mau ini di percepat." Moskov melihat Evelyn yang masih bingung dengan situasi yang sedang dia alami. Moskov mem
Pramugari lain dan juga pilot yang melihat secara langsung bagaimana Moskov menghukum orang yang menyenggolnya tak berani membela temannya yang sudah tewas di tangan Moskov. Mereka juga mengingat wajah Evelyn agar di lain waktu tak menyenggol gadis itu. Pramugari yang di tusuk Moskov sudah langsung tewas. Sedangkan Moskov sudah masuk ke dalam kamar mencari Evelyn. Evelyn yang baru keluar dari toilet terkejut mendapati wajah Moskov yang penuh dengan darah. Evelyn berbalik ke toilet mengambil lap basah dan air hangat untuk membersihkan wajah Moskov. "Tuan, duduklah disini, biar aku membersihkan wajah tuan." Moskov menurut tanpa banyak bicara. Evelyn perlahan membersihkan darah yang ada di wajah Moskov dengan telaten. Sementara itu Moskov diam melihat wajah Evelyn yang terlihat masih pucat di banding yang sebelumnya. Greb.... Moskov memeluk pinggang Evelyn sampai Evelyn menempel kepadanya. Evelyn yang mulai terbiasa dengan sikap Moskov tak mempermasalahkan apa yang di lak