Home / Urban / GADIS NAKAL CEO / BAB 3 CELINE

Share

BAB 3 CELINE

Author: Jemyadam
last update Last Updated: 2021-04-27 01:48:45

Sky sedang berada di apartemen mewahnya di pusat kota New York saat Celine Dawson sengaja terbang langsung dari pagelaran busan di Itali hanya untuk menyusul pria yang sudah hampir tiga minggu tidak memberinya kabar.

"Kupikir kau benar-benar tersesat di tengah hutan hingga tidak menemukan sinyal untuk memberiku kabar."

Celine langsung melempar mantel bulunya ke atas sofa dan berjalan cepat menghampiri Sky yang masih belum siap saat tiba-tiba wanita itu sudah menciumnya.

"Kenapa denganmu! " dorong Celine begitu mendapati tanggapan dingin dari Sky.

"Jangan bilang kau tersesat di ranjang wanita jalang yang sampai membuatmu lupa untuk menyambutku!"

"Aku hanya sedang kurang enak badan, " kelit Sky.

"Bohong! Kau sama sekali tidak demam."

Wanita itu sengaja meraba ke dalam kemeja Sky untuk memastikan, bahkan dengan berani membelai otot hidup di balik resleting celananya yang sedang membengkak.

"Bahkan kau mengeras," bangga Celine karena ternyata masih berhasil memancing gairah Sky yang hanya berdiri, berpura-pura acuh.

"Sungguh, Celine, aku sedang kehilangan mood untuk melakukan apapun. "

Sky coba kembali menarik diri ketika wanita itu hendak melepas kancing celananya.

"Sejak kapan kau tidak ingin bercinta denganku?"

"Percayalah aku ingin, sangat ingin tapi terlalu banyak perkara yang sedang kupikirkan sekarang."

"Kau akan segera menggantikan kedudukan papaku apa lagi yang tidak membuatmu senang?"

Sky yang selama ini hanya menjabat sebagai CEO rasanya memang nyaris seperti pekerja rodi. Sudah lama Sky menginginkan posisi presiden direksi yang dipegang Gerald. Selama ini Sky juga sudah cukup tenang dan percaya diri dengan hal itu. Tapi sejak kemunculan nama Alizia Moris sepertinya posisinya jadi tak seaman yang dia kira. Terlebih ia sama sekali tidak tahu siapa Alizia Moris.

Sky menduga Celine juga belum tahu mengenai wasiat Gerald. Karena kalau tidak sekarang dia pasti sudah menjerit histeris. Sky hanya berharap dirinya tidak sedang berada di dekatnya saat tragedi itu terjadi. Kepalanya sendiri sudah hampir meledak dan tidak ingin menambahinya lagi dengan rengekan Celine.

Sky sendiri juga belum bisa berpikir atau merencanakan apapun mengenai wasiat Gerald. Bahkan rasanya Sky masih ingin mengumpat Gerald hingga ribuan kali karena sudah menunjuknya sebagai wali dari seorang anak haram. Anak haram yang juga masih harus dia rahasiakan. Memangnya siapa Alizia Moris hingga kemunculannya berpotensi ikut menghancurkan seluruh masa depan dan kerja kerasnya.

Selama ini memang Sky yang merasa lebih banyak bekerja keras sementara Gerald hanya menyuruhnya kesana-kemari menangani masalah perusahaan mereka. Walaupun tetap saja Sky mengakui dirinya tidak akan jadi orang seperti ini tanpa pengalaman yang diajarkan Gerald. Itulah kenapa walaupun kadang Sky ingin membencinya tapi nyatanya dia tidak bisa karena Gerald juga sudah seperti orangtuanya sendiri 'orangtua yang cerewet lebih tepatnya!'

Sebelumnya Sky sudah cukup tenang, karena dia pikir dengan mendapatkan Celine Dawson posisinya sudah bisa dipastikan sangat aman. Ternyata selama ini dia hanya membuang-buang waktu.

Kali ini Celine dan ibunya memang masih belum tahu, tapi akan segera tahu. Karena itu Sky harus bertindak lebih cepat. Sky sangat mengenal Vivian, dia bukan wanita yang akan tinggal diam apa lagi dengan anak haram yang tiba-tiba merampas semua miliknya.

Gerald memang luar biasa membuat Sky hampir gila, bagaimana dirinya juga masih harus menghadapi rengekan dua wanita yang pastinya juga tidak akan mau hidup miskin. Vivian dan Celine tidak akan terima dengan semua ini.

Sky kembali melihat Celine yang kali ini sudah duduk di sofa dengan melipat tangannya di dada.

"Sampai kapan kau akan berhenti berjalan mondar-mandir seperti itu! " tegur Celine yang sudah nyaris bosan diabaikan.

"Gaunmu bagus, " komentar Sky sambil menunjuk gaun yang dipakai Celine.

Benar-benar sesuatu yang sangat tidak penting untuk dia bahas. Padahal Sky memang hanya sedang tidak tahu harus mengucapkan apa karena tiba-tiba banyak sekali rahasia yang harus dia jaga dan jangan sampai lidahnya tergelincir kemudian menghancurkan semua rencananya yang belum rapi.

Celine cuma memiringkan kepalanya menatap Sky dengan heran. "Ini gaun Dior yang baru kubeli kemarin, apa kau tidak penasaran juga berapa size-nya? " tanya Celine untuk mengejek kepedulian Sky.

"Atau kau ingin aku melepasnya untuk memastikan? " goda wanita itu dan sepertinya belum menyerah untuk mengajak Sky menanggalkan pakaian.

"Kita bisa bercinta di sofa atau sambil berdiri, apapun yang kau suka."

"Oh, hentikan, Celine! Aku hanya sedang tidak bisa berpikir. " Sky coba menghela napas sejenak untuk bisa menyegarkan otaknya.

"Sepertinya kau datang di waktu yang kurang tepat."

"Jadi sekarang kau mengusirku! " sinis Celine yang segera berdiri menyambar mantel bulu Armani-nya.

"Bukan maksudku seperti itu."

Celine hanya kembali meneliti pria di depannya lebih serius. "Sepertinya kau benar-benar sakit! datangi saja psikiater!" sarkas Celine untuk menuduh Sky sedang gila karena bicaranya pun mulai kacau.

Perempuan itu segera berpaling pergi, berjalan menghentak tumit heels tingginya mengetuk lantai.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Haniubay
bilang aja mulai bosan pada Celine, apa lagi nanti sudah ketemu sama Si Lizi Lizi itu, pasti tambah lupa tuh sama Celine hhh
goodnovel comment avatar
Fifi Tasya
wkwkwkwk.... makanya kunjungi saja Lizzie biar gak gila sky.
goodnovel comment avatar
Ati Husni
seru ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • GADIS NAKAL CEO   BAB 82 ...

    "Selamat ulang tahun. " Di musim semi ulang tahun Lizie yang ke sembilan belas. Sky mengangkat Lizie untuk duduk di atas pangkuannya, mereka hanya berdua memandang ke luar dari jendela kaca besar yang menghadap langsung ke sisi pegunungan Alpen. "Aku ingin kita seperti ini dulu," bisik Sky ketika mempererat lengannya di pinggang Lizie dan menghirup puncak kepalanya dengan tarikan napas dalam. "Aku ingin memilikimu untuk diriku sendiri." Sky menyarukkan rahangnya yang terasa kasar dan menggelitik sisi leher gadis mudanya yang hangat dan lembut. "Aku adalah milikmu, kau boleh memilikiku sesuka hatimu." Sentuhan Sky adalah apa yang juga akan selalu Lizie inginkan.

  • GADIS NAKAL CEO   BAB 81 PULANG

    Walaupun tangan kirinya masih di perban tapi Sky bersikeras bisa menyetir sendiri untuk membawa lizie pulang bersamanya. Sky memang keras kepala, padahal Tobias sudah sengaja datang pagi-pagi untuk mengantarkan mereka pulang. Lizie terpaksa masuk ke dalam mobil Sky dan melambai pada Tobias Harlot untuk sekaligus minta maaf. Lizie benar-benar merasa tidak enak karena bagaimanapun selama ini Tobias sudah sangat baik pada mereka. "Tulangku hanya retak bukan cacat!" kata Sky setelah Lizie duduk di sampingnya. "Ya, aku percaya." Lizie pilih setuju saja dibanding harus berdebat karena dia tahu Sky tidak suka diremehkan dan hal itu sudah jadi sifat dasarnya yang sulit dirubah. Sky memang masih bisa mengemudi dengan baik, lengan kirinya j

  • GADIS NAKAL CEO   BAB 80 ...

    Tobias Harlot sudah coba menjelaskan dengan tenang tapi nyatanya air mata Lizie tetap merembas hangat dari masing-masing sudut matanya. Lizie meraba kembali perutnya yang sudah kembali rata dengan jemari tangannya yang agak kurus. Rasanya tetap pedih walaupun sudah tidak ada yang terasa perih lagi. "Jadi bayiku tidak selamat? " Tobias hanya berani mengangguk pelan. "Anak-anak akan berada di surga kau tidak perlu cemas." "Aku bahkan tidak sempat melihatnya." "Kau sudah berjuang dengan hebat, Sky pasti juga akan tetap bangga padamu." Lizie mulai menunduk dan terisak pelan.

  • GADIS NAKAL CEO   BAB 79 It Ain't Me

    Sky berjalan kembali ke mobilnya, berusaha mencengkram kemudinya dengan mantap untuk menguatkan langkahnya. Sky tidak boleh menyerah karena Lizie juga sudah berjuang dengan sangat keras. Sky menoleh pada buket bungan matahari di samping tempat duduknya dan kembali menghela napas dalam untuk memenuhi paru-parunya yang sesak. Sky sudah bersumpah pada Gerald untuk menjaga putrinya. Walaupun mungkin sahabatnya itu sudah lebur bersama tanah tapi sumpah Sky akan tetap berlaku untuknya. Sky tidak akan menyerah dia harus tetap hidup demi Lizie dan demi putri mereka yang sudah pergi tanpa sempat menangis. Sky berjalan melalui lorong dingin yang juga sudah dia lalui setiap hari tanpa pernah berubah. Semuanya masih sama, tidak ada perubahan berarti sejak dua bulan berlalu. Sky mengganti bunga matahari di dalam vas kaca dengan yang baru dia bawa,

  • GADIS NAKAL CEO   BAB 78 MUSIM DINGIN

    Sky menoleh kembali tempat tidur di sampingnya yang kosong dan dingin, hampir tiga bulan berlalu tapi rasanya masih sulit dipercaya ia harus menjalani hidup seperti ini. Ini adalah musim dingin paling beku di sepanjang hidupnya . Sky tidak pernah tahan tiap kali mulai memikirkannya, hidup tanpa Lizie dan tanpa bayi mereka. Sky masih tertelungkup di atas tempat tidurnya setelah semalam Tobias menyeretnya pulang dari kekacauan yang dia buat di klub. Tobias sampai harus memukul Sky karena Celine menemukanya mabuk di klub dan berkelahi. Ternyata bukan hanya kesendiriannya yang sulit untuk dijalani, tapi kewarasannya juga semakin sulit untuk dijaga belakangan ini. Sky benar-benar tidak sanggup menjalani hidup seperti ini. Seolah dia hanya berjalan dan bernapas tanpa pernah benar-benar bisa hidup lagi. Sky masih ingat di mana dia menyimpan senjata apinya yang selalu siap sedia untuk mengakhiri segala penderitaan, godaan itu semakin menggoda untuk dituruti dan akan segera menjadikannya pen

  • GADIS NAKAL CEO   BAB 77 GADISKU

    Selama Mark bicara dengan Lizie, Sky sudah membuat keributan. Sky mengancam akan menuntut pihak rumah sakit jika mereka tidak segera mengambil tindakan. Tapi pihak rumah sakit juga tidak bisa melakukan pembedahan paksa tanpa persetujuan pasien. Sky tahu Lizie memanggil Mark Walder untuk meminta pertolongannya dan Sky sudah benar-benar kehilangan akal karena sikap keras kepala Lizie. Begitu melihat Mark baru keluar dari kamar Lizie Sky langsung menghampiri pria itu dan memukulnya. Sky memukul cukup keras sampai sudut bibir Mark langsung berdarah. Mark tidak membalas pukulan Sky karena dia tahu pemuda itu sedang sinting. Mungkin dia pun juga akan demikian jika berada di posisi Sky sekarang. "Jangan pernah merasa kau bisa menjadi pahlawan untuk Lizie ku!" ancam Sky sambil menunjuk Mar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status