Home / Urban / GADIS NAKAL CEO / BAB 2 RAHASIA

Share

BAB 2 RAHASIA

Author: Jemyadam
last update Last Updated: 2021-04-27 01:47:13

Sky sedang berada di Milan untuk menyaksikan pertandingan tim sepakbola favoritnya ketika mendapat kabar bahwa Gerald Dawson mendapat serangan jantung di mansion mewah keluarganya. Sky langsung terbang pulang ke New York untuk menghadiri pemakanam sahabatnya. Gerald akan dimakamkan di kawasan elit South Hampton tempat keluarganya tinggal. Bagaimanapun Sky juga masih syok dengan kabar mengejutkan tersebut. Dengan kepergian Gerald, tentunya Sky juga merasa sangat kehilangan sosok seorang ayah, sahabat, sekaligus keluarga baginya.

Ketika Sky datang Celine dan ibunya masih menangis di samping peti Gerald. Sky menghampiri mereka dan berpelukan sejenak.

"Papa tidak sempat bicara apapun pada kami, " tangis Celine ketika masih berada dalam pelukan Sky.

Sky menarik gadis itu untuk kembali duduk sembari menggosok lembut punggungnya agar lebih tenang. Sepertinya semua orang juga masih terkejut dengan kabar mendadak ini, karena selama ini Gerald juga masih terlihat cukup sehat walaupun memang memiliki riwayat jantung.

Beberapa rekan bisnis mereka yang datang bergantian mengucapkan belasungkawa pada istri Gerald yang sedari tadi hanya tepekur dan sesekali meremas hidungnya dengan tisu. Sky tidak tahu wanita itu benar-benar menangis atau cuma berpura-pura, karena kacamata hitam yang dia pakaian hampir menutup sebagian besar wajahnya. Sky juga tidak terlalu bodoh untuk mengetahui jika hubungan suami istri itu sebenarnya memang kurang harmonis. Sky malah menduga wanita itu akan bersuka cita dengan kepergian suaminya. Sudah bukan rahasia jika Vivian telah sejak lama ikut mengincar posisi suaminya di perusahan.

Vivian sendiri sebenarnya juga berasal dari keluarga pebisnis yang memiliki nama, tapi bisnis keluarganya sudah nyaris bangkrut jika selama ini tidak mendapat sokongan dari Gerald. Sebab itu Sky bersikeras untuk bisa mendapatkan Celine, karena dialah kunci yang akan mengokohkan posisinya di perusahaan jika penyihir wanita itu hendak ikut campur.

Langit masih mendung tapi belum tentu juga bakal turun hujan. Awan gelap bergelayut dan udara hening yang tak bergerak hanya semakin menambah suram suasana pemakaman. Peti mahoney hitam mengkilat itu baru saja selesai diturunkan ke liang pemakaman tapi para pejiarah sudah langsung berangsur-angsur pergi, termasuk Sky.

Setelah mengikuti prosesi pemakaman, Sky memang sudah berniat untuk segera kembali ke apartemenya di pusat kota New York, karena pastinya akan ada banyak hal yang juga harus segera ia urus setelah kepergian Gerald yang mendadak seperti ini.

Sky sedang berjalan meninggalkan area pemakaman ketika seorang pria tinggi besar menghampirinya.

"Mr. Adington , " sapa pria berjas abu gelap itu saat berdiri menghalangi jalannya.

Dari pakaiannya Sky tahu jika pria itu tidak dari menghadiri pemakaman, tapi dia sengaja datang untuk dirinya.

Sky masih berdiri mencermati pria di depannya sambil mengingat-ingat jika mungkin mereka pernah bertemu.

"Perkenalkan saya Max Marton, notaris pribadi Mr. Dawson."

"Sky Andington, " Sky membalas uluran tangannya dan ikut memperkenalkan diri meskipun sepertinya pria itu sudah tahu persis siapa dirinya.

"Ada hal penting yang harus kusampaikan kepada Anda mengenai wasiat Mr. Dawson."

Sky mengangguk mengerti.

"Sebaiknya kita bicarakan di kantorku."

Sky setuju dan berjalan mengikuti pria tinggi besar itu masuk ke dalam mobilnya yang ternyata sedari tadi sudah menunggu di luar area pemakaman.

Sky dibawa ke sebuah gedung perkantoran masih di kawasan Sout Hampton. Bukan hal yang aneh jika Geral pastinya akan menunjuk seorang notaris untuk mengurus semua wasiatnya. Sky hanya kurang mengerti kenapa harus dirinya yang ditunjuk sebagai orang pertama yang harus dihubungi oleh notarisnya.

Setelah membacakan wasiat Mr. Dawson, pria besar berkulit hitam itu kembali mengingatkan Sky.

"Ingat Mr. Adington, semua ini harus dirahasiakan, karena bisa jadi gadis itu dalam bahaya."

Ternyata Geral menyerahkan seluruh bagian sahamnya di perusahaan dan 80 % asetnya untuk seorang anak haram yang selama ini dia sembunyikan dari istrinya.

Sky benar-benar syok mengetahui hal itu. Memangnya siapa Alizia Moris, dia hanya anak haram yang bahkan tidak menyandang nama belakang Dawson. Bisa saja ini semua adalah penipuan. Karena memang tidak ada bukti pernikahan atau akta apapun tentang anak tersebut. Kecuali hanya sedikit keterangan jika anak itu dibesarkan di sebuah sekolah asrama di Seattle. Bahkan sialnya Sky juga baru tahu jika sahabatnya telah menyantumkan namanya sebagai wali sah atas anak itu sampai usianya genap 18 tahun dan bisa mendapatkan hak penuh atas semua miliknya.

Tiba-tiba Sky merasa seperti harus ikut menyerahkan hasil kerja kerasnya selama 10 tahun pada anak kecil tidak tahu apa-apa. Berbagai rencana curang sempat menghinggapi pikiranya. Tapi saat kembali mengingat persahabatannya dengan Gerald dan permohonan pribadinya di wasiat tesebut ternyata Sky tidak tega juga mengkhianatinya.

Sky hanya heran bagaiman Gerald bisa menyembunyikan hal sepelik ini dari mereka semua hingga akhir hayatnya. Bahkan Sky sampai tidak sempat memikirkan bagaimana dengan nasib Celine dan ibunya.

"Apa nyonya Vivian sudah tahu mengenai hal ini?"

"Kami akan menyampaikannya segera, kuharap Anda jangan memberi tahu mereka dulu karena semua ini harus benar-benar dirahasiakan seperti wasiat Mr. Dawson. "

Pria besar berkulit hitam itu kembali berjalan menghampiri Sky, " Ingat Alizia Moris bisa dalam bahaya dan semuanya sekarang tanggung jawab Anda, Mr. Adington."

Sky mengerti, jika sampai wanita penyihir itu tahu pasti dia akan murka dan tidak segan memburu anak haram Gerald. Sky sangat mengenal sifat Vivian yang akan menghalalkan segala cara demi tujuannya. Karena itu semua ini memang harus sangat dirahasiakan.

Sky hanya tidak mengerti bagaimana nanti dirinya harus berpura-pura di depan Celine. Usahanya untuk bisa menikahi wanita itu juga akan sia-sia jika ternyata Celine hanya mewarisi 20% aset tak bergerak yang bahkan sudah temasuk properti yang dia tempati. Entah dosa apa anak itu pada orang tuanya, hingga Gerald bisa setega itu terhadap putrinya sendiri.

Sky memang tidak akan pernah tahu jika Celine ternyata bukan anak kandung Gerald, dia hanyalah produk dari kelicikan istrinya yang baru belakangan Gerald ketahui dan memicu kemarahannya untuk membuat wasiat keji sepeti ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
marlaina marliana
wah produk kelicikan ... br tau ada julukan untuk yg satu ini hihihihi...
goodnovel comment avatar
Ling Ling
produk dri klicikan.... wkwkwk, trnyata Celine hsil dri pria lain.
goodnovel comment avatar
Wakhidah Dani
Vivian nih antagonis nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • GADIS NAKAL CEO   BAB 82 ...

    "Selamat ulang tahun. " Di musim semi ulang tahun Lizie yang ke sembilan belas. Sky mengangkat Lizie untuk duduk di atas pangkuannya, mereka hanya berdua memandang ke luar dari jendela kaca besar yang menghadap langsung ke sisi pegunungan Alpen. "Aku ingin kita seperti ini dulu," bisik Sky ketika mempererat lengannya di pinggang Lizie dan menghirup puncak kepalanya dengan tarikan napas dalam. "Aku ingin memilikimu untuk diriku sendiri." Sky menyarukkan rahangnya yang terasa kasar dan menggelitik sisi leher gadis mudanya yang hangat dan lembut. "Aku adalah milikmu, kau boleh memilikiku sesuka hatimu." Sentuhan Sky adalah apa yang juga akan selalu Lizie inginkan.

  • GADIS NAKAL CEO   BAB 81 PULANG

    Walaupun tangan kirinya masih di perban tapi Sky bersikeras bisa menyetir sendiri untuk membawa lizie pulang bersamanya. Sky memang keras kepala, padahal Tobias sudah sengaja datang pagi-pagi untuk mengantarkan mereka pulang. Lizie terpaksa masuk ke dalam mobil Sky dan melambai pada Tobias Harlot untuk sekaligus minta maaf. Lizie benar-benar merasa tidak enak karena bagaimanapun selama ini Tobias sudah sangat baik pada mereka. "Tulangku hanya retak bukan cacat!" kata Sky setelah Lizie duduk di sampingnya. "Ya, aku percaya." Lizie pilih setuju saja dibanding harus berdebat karena dia tahu Sky tidak suka diremehkan dan hal itu sudah jadi sifat dasarnya yang sulit dirubah. Sky memang masih bisa mengemudi dengan baik, lengan kirinya j

  • GADIS NAKAL CEO   BAB 80 ...

    Tobias Harlot sudah coba menjelaskan dengan tenang tapi nyatanya air mata Lizie tetap merembas hangat dari masing-masing sudut matanya. Lizie meraba kembali perutnya yang sudah kembali rata dengan jemari tangannya yang agak kurus. Rasanya tetap pedih walaupun sudah tidak ada yang terasa perih lagi. "Jadi bayiku tidak selamat? " Tobias hanya berani mengangguk pelan. "Anak-anak akan berada di surga kau tidak perlu cemas." "Aku bahkan tidak sempat melihatnya." "Kau sudah berjuang dengan hebat, Sky pasti juga akan tetap bangga padamu." Lizie mulai menunduk dan terisak pelan.

  • GADIS NAKAL CEO   BAB 79 It Ain't Me

    Sky berjalan kembali ke mobilnya, berusaha mencengkram kemudinya dengan mantap untuk menguatkan langkahnya. Sky tidak boleh menyerah karena Lizie juga sudah berjuang dengan sangat keras. Sky menoleh pada buket bungan matahari di samping tempat duduknya dan kembali menghela napas dalam untuk memenuhi paru-parunya yang sesak. Sky sudah bersumpah pada Gerald untuk menjaga putrinya. Walaupun mungkin sahabatnya itu sudah lebur bersama tanah tapi sumpah Sky akan tetap berlaku untuknya. Sky tidak akan menyerah dia harus tetap hidup demi Lizie dan demi putri mereka yang sudah pergi tanpa sempat menangis. Sky berjalan melalui lorong dingin yang juga sudah dia lalui setiap hari tanpa pernah berubah. Semuanya masih sama, tidak ada perubahan berarti sejak dua bulan berlalu. Sky mengganti bunga matahari di dalam vas kaca dengan yang baru dia bawa,

  • GADIS NAKAL CEO   BAB 78 MUSIM DINGIN

    Sky menoleh kembali tempat tidur di sampingnya yang kosong dan dingin, hampir tiga bulan berlalu tapi rasanya masih sulit dipercaya ia harus menjalani hidup seperti ini. Ini adalah musim dingin paling beku di sepanjang hidupnya . Sky tidak pernah tahan tiap kali mulai memikirkannya, hidup tanpa Lizie dan tanpa bayi mereka. Sky masih tertelungkup di atas tempat tidurnya setelah semalam Tobias menyeretnya pulang dari kekacauan yang dia buat di klub. Tobias sampai harus memukul Sky karena Celine menemukanya mabuk di klub dan berkelahi. Ternyata bukan hanya kesendiriannya yang sulit untuk dijalani, tapi kewarasannya juga semakin sulit untuk dijaga belakangan ini. Sky benar-benar tidak sanggup menjalani hidup seperti ini. Seolah dia hanya berjalan dan bernapas tanpa pernah benar-benar bisa hidup lagi. Sky masih ingat di mana dia menyimpan senjata apinya yang selalu siap sedia untuk mengakhiri segala penderitaan, godaan itu semakin menggoda untuk dituruti dan akan segera menjadikannya pen

  • GADIS NAKAL CEO   BAB 77 GADISKU

    Selama Mark bicara dengan Lizie, Sky sudah membuat keributan. Sky mengancam akan menuntut pihak rumah sakit jika mereka tidak segera mengambil tindakan. Tapi pihak rumah sakit juga tidak bisa melakukan pembedahan paksa tanpa persetujuan pasien. Sky tahu Lizie memanggil Mark Walder untuk meminta pertolongannya dan Sky sudah benar-benar kehilangan akal karena sikap keras kepala Lizie. Begitu melihat Mark baru keluar dari kamar Lizie Sky langsung menghampiri pria itu dan memukulnya. Sky memukul cukup keras sampai sudut bibir Mark langsung berdarah. Mark tidak membalas pukulan Sky karena dia tahu pemuda itu sedang sinting. Mungkin dia pun juga akan demikian jika berada di posisi Sky sekarang. "Jangan pernah merasa kau bisa menjadi pahlawan untuk Lizie ku!" ancam Sky sambil menunjuk Mar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status